Part 4

5.4K 265 0
                                    

1 Bulan Kemudian...

Tin...tin...

Kak Vano...

Hi Kinan, masuk yuk biar kak Vano anterin Kinan pulang.

Terima kasih kak, tapi Kinan lagi nunggu bang Kenan. Bang Kenan mungkin sebentar lagi datang dan jemput Kinan.

Kenan nggak akan jemput loe Kinan, sekarang dia masih di kampus. Kenan lagi cari bahan untuk buat makalah di perpustakaan kampus. Makanya dia nyuruh gue buat jemput loe pulang sekolah. Masuk yuk?

Iya kak.

Kinan pun masuk ke dalam mobil Vano di sepanjang perjalanan menuju ke rumah Kinan, mereka berdua mengobrol-obrol.

Kinan...
Loe waktu itu kenapa kaget dengar Kenan cerita tentang lucid dream?
Apa loe mengalami lucid dream dengan gue?

Aduh...
Aku jawab apaan nih?
Kalau aku jawab iya kan malu-maluin. Aku kan mimpi sama kak Vano ciuman di bibir.

Ucap Kinan berbicara sendiri di dalam hati.

Memangnya kenapa sih kak, kakak nanyai masalah mimpi lagi?

Nggak apa-apa, gue cuma penasaran aja. Lagian waktu gue mimpi rasanya kok nyata banget. Lagi pula sebenarnya gue kalau tidur jarang banget mimpi.

Oh...
Kak udah sampai tuh, terima kasih ya udah jemput dan nganter Kinan pulang sampai ke rumah dengan selamat. Kakak mau mampir nggak?

Mau sih, tapi kak Vano buru-buru nih. Mau balik lagi ke kampus, mau ngerjain tugas kelompok bareng abang loe dan teman-teman yang lain.

Oh...
Ya udah kalau gitu Kinan masuk dulu ya kak. Kakak hati-hati ya bawa mobilnya...

Iya, kak Vano pergi dulu ya Kinan...

Iya kak.
_________________

Cantik...

Kak Vano???
Kak Vano di sini juga?

Iya.
Cantik, hari ini kita pacaran ya?
Kamu mau ya jadi pacar aku?
Ucap Vano sambil membelai-belai wajah Kinan.

Pacaran kak?

Iya, aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali kita bertemu. Sejak pertama kali aku cium bibir Merah kamu ini.
Ucap Vano sambil memegang bibir Kinan dengan lembut.

Kamu mau kan jadi pacar kak Vano?

Iya kak, Kinan mau jadi pacar kak Vano.

Kalau gitu kamu sini donk sayang, duduk di pangkuannya kak Vano. Kak Vano ajarin kamu main gitar. Ayo nggak usah malu-malu cantik. Kita kan udah pacaran.

Iya kak.

Kinan pun duduk di pangkuannya Vano dengan posisi membelakangi Vano. Vano mengajari Kinan bermain gitar sambil posisi memeluk tubuh Kinan yang duduk di pangkuannya. 15 menit kemudian Kinan pun merubah posisi duduknya. Kini Kinan duduk menyamping di pangkuan Vano.

Vano mendekatkan wajahnya ke wajah Kinan. Perlahan-lahan Vano mulai mencium bibir Kinan dengan lembut dan mesra. Kinan dan Vano berciuman lagi dan lagi. Setelah mereka hampir kehabisan napas mereka berdua melepaskan ciuman mereka.

Kinan dan Vano terbangun dari tidurnya. Vano langsung mengambil Hp nya dan menelpon seseorang.

Halo...
Kak Vano kenapa nelpon Kinan malam-malam gini? Ini jam 3 malam kak.

Maaf...
Kinan, tadi kita jadian kan?
Tadi kita berdua ciuman lagi kan?



Lucid Dream With Love (1-29 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang