"Gue nggak suka aja, liat orang menindas orang,"
~ Alif ~
⭐️⭐️⭐️
"Lo cuma butuh tahap penyembuhan," ucap seseorang.
"Lo lagi?" tanya Alif sambil mengerutkan keningnya.
"Iya. Kenapa? Lo nggak suka gue di sini?" tanya dia.
Alif tak menjawab pertanyaannya. Ia malah berjalan ke kursi dan duduk di sana. Orang itu hanya memperhatikan Alif.
"Lo ngapain masih di situ? Sini kek, duduk sama gue. Gue butuh bantuan lo," ucap Alif.
Orang itu pun tersenyum lalu melangkahkan kakinya menuju Alif. Ia duduk tepat di sebelah Alif.
"Lo pasti udah nggak asing sama wajah gue," ucapnya.
Alif menopang dagunya. "Ya. Lo yang nabrak gue waktu di bandara kan?" tebak Alif.
"Yap. Kenalin gue Angel dari jurusan farmasi," ucap Angel memperkenalkan diri.
"Gue udah tahu. Sempet denger dari adek gue," jawab Alif cuek.
Mereka berdua pun terdiam. Angel nampak kebingungan ingin berkata apa lagi. Ia kehabisan topik pembicaraan.
"Btw, lo tahu darimana kalo gue amnesia? Bahkan gue sendiri belum yakin," tanya Alif lalu menatap Angel.
Angel merasakan pipinya memanas, tetapi ia masih bisa menahannya. "Hm... Gue tahu dari Genta," jawabnya.
Aelah... Si kunyuk, batin Alif.
"Lagian, lo sendiri juga bilang kan waktu nolongin gue," ucap Angel.
Shit! Gitu doang udah lupa, batin Alif sambil menepuk jidatnya.
Tiba-tiba, Naomi dan Eva yang melintasi perpus tak sengaja melihat mereka berdua. Mereka pun menghampiri Alif dan Angel.
Prok! Prok! Prok! Suara tepuk tangan dari Naomi. Seakan-akan menghina Alif bersama Angel.
"Bagus ya... Putus sama Eva terus deketin Angel. Selera lo rendah banget, Lif," sindir Naomi.
"Gue nggak ada urusan sama kalian," ucap Alif beranjak pergi sambil menggandeng Angel.
"Eitss... Mau kemana lo? Mentang-mentang deket sama kapten basket, jadi songong gini," ejek Eva sambil menarik lengan Angel.
"Lepasin gue," ucap Angel.
Eva hanya tersenyum sinis sambil memutar lengan Angel perlahan. Angel pun mulai meringis kesakitan.
Alif yang menyadari hal itu langsung berkata, "Telinga lo masih sehat kan? Lepasin tangan dia atau lo gue permaluin lagi di depan umum dan itu lebih parah dari yang tadi," dengan tatapan tajam.
Eva bergidik ngeri membayangkan balasan yang lebih parah dari Alif. Ia langsung melepaskan lengan Angel. Alif dan Angel pun segera keluar dari perpus, menjauhi mereka berdua.
Awas aja! Tunggu pembalasan gue sama Naomi, Ngel! Tunggu aja, batin Eva geram.
Setelah Alif merasa jaraknya sudah jauh dengan mereka berdua, barulah ia melepas genggaman itu. Lalu meninggalkan Angel begitu saja.
"Hei!" panggil Angel.
Alif berhenti melangkah tanpa menoleh Angel. "Makasih udah nolongin gue lagi," ucap Angel.
Alif pun menoleh ke arahnya. "Ya. Asalkan lo nggak baper aja, apa yang gue lakuin. Gue cuman nggak suka yang namanya penindasan," ucap Alif lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket [TAMAT]
Teen FictionDimas Alif, seorang kapten basket di Universitas Gadjah Mada. Sikapnya yang ramah dan aktif berorganisasi membuatnya hampir dikenal oleh seluruh mahasiswa UGM. Namun itu dulu, sebelum suatu kejadian buruk menimpanya. Mampukah Alif mempertahankan gel...