Bagian 26

2K 120 11
                                    

"Gapapa kita kalah hari ini, tapi suatu saat nanti, giliran kita yang menang."

~ Kevin ~

⭐️⭐️⭐️




Jam demi jam berlalu, hari demi hari pun berganti. Lomba Liga Mahasiswa Bola Basket tinggal minggu depan. Tim basket UGM baru melakukan duel antara tim A dan tim B dua kali. Hingga saat ini, mereka belum melakukan duel lagi. Mereka difokuskan untuk menguasai setiap teknik.

Rivano sendiri harus balik ke Tangerang karena harus menyelesaikan ujiannya terlebih dahulu. Jadi, sekarang mereka dilatih oleh Angel dan Nanda.

"Karena jadwal latihan dan ujian Rivano bertabrakan, jadi kalian dilatih sama kita. Sekarang kalian akan bertanding untuk mempraktekkan taktik kalian," ucap Angel.

"Pembagian tim berdasarkan kertas yang gue bagi secara acak." Nanda menimpali.

Nanda pun membagi secarik kertas secara acak kepada setiap anggota. Setelah itu, mereka membuka kertas tersebut dan langsung berkumpul sesuai kelompoknya.

Prittt!!! Peluit pun ditiup oleh Angel. Pertandingan antar tim A dan tim B dimulai.

Angel dan Nanda memperhatikan secara seksama permainan mereka. Kali ini, permainan mereka benar-benar penuh kejutan.

Kedudukan mereka sama kuat. Belum ada yang berhasil mencetak skor.

Angel dan Nanda pun menghentikan pertandingan yang baru sepuluh menit itu. Mereka mengacak kembali setiap anggota tim.

Hasilnya tetap sama saja. Setiap tim sama-sama kuat, walaupun formasi mereka sudah dicampur aduk.

Pritt!!! Angel meniup peluitnya.

"Sekarang, kalian duel sama gue. Dua lawan satu, setiap gue berhasil memasukkan bola, dua orang tersebut harus gantian dengan yang lainnya. Tetapi jika kalian mampu mencetak skor, kalian harus mencetak skor tiga kali. Nanda jadi wasit," suruh Angel.

Nanda pun mengangguk. Pertandingan pertama adalah Angel melawan Abi dan Wisnu.

Baru dua menit, Angel sudah berhasil memasukkan bola. Alhasil, mereka berdua harus gantian dengan yang lainnya.

Pertandingan kedua, Angel melawan Adera dan Fikri. Lagi-lagi, pertandingan kali ini dimenangkan oleh Angel.

Begitu juga dengan lainnya. Hingga tiba saatnya Angel melawan Alif dan Kevin.

Dari semua pertandingan, dia sengaja nggak ambil bola itu dulu. Dia berpura-pura kalah cepat merebut bola, terus pas udah deket ring, baru dia merebut bola. Baiklah, gue tau taktik lo, batin Alif yakin.

Pritt!!! Peluit ditiup. Pertandingan pun dimulai. Alif dan Kevin berusaha bekerja sama mencetak skor.

Dan benar yang dipikirkan Alif, saat mendekati ring, Angel berusaha merebut bola itu dari tangannya. Karena Alif sudah mengetahui taktik Angel, dia segera mengoper ke Kevin untuk dimasukkan ke ring basket.

Prittt!!!! "Satu kosong untuk tim Alif dan Kevin!" teriak Nanda.

"Mari kita selesaikan ini," ucap Angel tersenyum simpul kepada mereka berdua.

Nanda kembali meniup peluitnya. Pertandingan kembali dimulai. Kali ini, Angel sengaja mengambil bola terlebih dahulu dan langsung menggiringnya ke ring basket.

Dengan sigap, Alif mengejar Angel yang hampir mendekati ring. Saat Angel akan memasukkan bola, Alif berhasil merebutnya dari tangan Angel. Dia langsung mengoper ke Kevin.

Kevin melakukan lay up shoot dan mereka berhasil mencetak skor kembali. "Yes!" ucap mereka kegirangan.

"Jangan senang dulu," sahut Angel tersenyum miring.

Angel pun segera mengambil bola basket tersebut dan berusaha mencetak skor. Namun, usahanya kembali dihadang oleh Alif. Alif berhasil merebut kembali dan dioper ke Kevin.

Karena Angel sudah paham taktik mereka, Angel segera berbalik arah dan merebut bola yang hampir masuk ke dalam ring. Dia berlari dan berhasil mencetak skor.

"Two point untuk Angel!" teriak Nanda.

"Sial! Sekarang dia mengejar skor dengan mudahnya," gumam Kevin.

"Kevin! Sekarang kita harus fokus, buang energi negatif kita, ayo kita buat three point!" bisik Alif bersemangat.

Kevin mengangguk menyetujui. Semangat mereka kembali membara. Tim mereka yang menonton dari pinggir lapangan seperti merasakan semangat mereka.

"Pertandingan kali ini adalah penentuan siapa yang menang," ucap Nanda.

Alif, Kevin, dan Angel pun bersiap. Nanda kembali membunyikan peluitnya. Pertandingan kembali dimulai.

Kali ini, pertahanan tiap tim sama-sama kuat. Belum ada yang berhasil mencetak skor.

"Ayo! Ayo! Ayo! Alif! Kevin!!" teriak tim mereka dari pinggir lapangan.

Mungkin karena terganggu suara berisik yang dihasilkan, Alif menjadi tidak fokus. Bola yang sedang digiringnya dengan mudah direbut oleh Angel.

Angel pun segera melemparkan bola menuju ring dan berhasil mencetak three point. Alhasil, pertandingan kali ini tetap dimenangkan oleh Angel.

"Hadeh... Gapapa deh. Masih ada kesempatan lain," gumam Alif berusaha ikhlas.

"Yahh... Kalah," ucap Kevin kecewa.

Alif datang menhampiri Kevin dan menepuk pundaknya. "Hei... Roda kehidupan itu selalu berputar. Mungkin saat ini kita di bawah, tapi suatu saat nanti kita yang ada di atas. Kita udah melakukan yang terbaik," ucapnya.

Kevin mengangguk. Tim mereka pun berhamburan mengerubungi mereka. Walaupun Alif dan Kevin kalah, mereka tetap merayakannya.

"Kalian keren! Tapi lebih keren lagi kalo bisa menang," ejek Genta.

"Iya tuh... Masak kalah sama cewe," sahut Adera.

"Udahlah... Yang penting ada salah satu dari kita yang berhasil mencetak skor," sambung Wisnu.

Prok! Prok! Prok! Angel dan Nanda bertepuk tangan sambil menghampiri mereka.

"Gue salut sama kalian. Walaupun kalah, kalian tetep bisa tersenyum," ucap Nanda.

"Inilah yang dinamakan kemenangan sejati, mampu menerima kekalahan dengan lapang dada," sahut Angel.

"Yap. Terima kasih, kalian sudah menunjukkan peningkatan. Sekarang kalian bisa pulang dan beristirahat," ucap Nanda tersenyum.

Tak mau menghabiskan waktu berlama-lama di lapangan, mereka segera bubar untuk kembali ke rumah dan kosan masing-masing.

Saat di jalan, tanpa di sengaja Eva berpapasan salah satu dari mereka. "Lah? Mereka abis ngapain keringetan begitu?" gumam Eva heran.

Eva pun melihat di sekelilingnya. Dia menemukan sosok orang yang telah mempermalukannya. Dia adalah Alif dan dua orang sahabatnya.

"Oh... Kayanya mereka abis latihan. Kalo gue laporan ke Akmal asik nih, gue sama dia bisa jadi mensabotase permainan kalian," gumam Eva tersenyum licik.

Eva pun tidak jadi ke kampus dan segera menemui Akmal untuk melaporkan kejadian hari ini.



⭐️⭐️⭐️

Lanjut? Jangan lupa vomentnya untuk menghargai author 😁

Kapten Basket [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang