"Kalian pengen menang dengan cara mensabotase kita? Hahaha... justru kalianlah yang makan jebakan kalian sendiri,"
~ Genta ~
⭐️⭐️⭐️
Keesokan harinya, Alif dan tim basket UGM sudah bersiap-siap di lapangan basket kampus sejak jam dua pagi tadi. Mereka datang sepagi itu untuk membicarakan masalah strategi, taktik, dan konsep penyerangan. Mereka sudah bertekad akan memenangkan event ini.
"Baiklah. Sekarang, kita buktikan kepada coach kita, bahwa kita mampu memenangkan pertandingan ini. Kita yakin akan berhasil," ucap Alif yakin.
"Apapun yang terjadi, jaga kekompakan kita!" sahut Genta.
Rivano telah berpesan kepada mereka untuk tidak berlatih saat lomba telah tiba. Mereka pun segera berangkat menuju ke bandara karena mereka akan berangkat ke Depok pukul tiga.
***
"Selamat datang di kota Depok!" sambut Angel tersenyum ramah menyambut kedatangan tim basket UGM di bandara.
"Loh? Coach udah sampe sini? Sejak kapan?" tanya Kevin heran.
"Kemarin malam kita udah sampe. Sekarang kita pergi ke hotel untuk beristirahat," ajak Rivano.
"Hotel? Kita kan--"
"Udah kita sewa dan bayar. Kalian harus mau," potong Nanda.
"Aduh... Kita jadi nggak enak nih, Coach... Udah ngerepotin dari kemarin-kemarinnya," ucap Alif canggung.
"Udahh... Gapapa. Ayo berangkat! Udah jam 5 nih," sahut Rivano mendahului mereka.
Mereka pun berjalan menuju hotel tersebut karena jarak bandara hingga hotel tak terlalu jauh. Jadi, mereka cukup berjalan kaki menuju ke sana.
"Wahh... Keren banget," ucap Genta berdecak kagum.
"Akhirnya gue bisa merasakan kasur hotel," ucap Kevin sambil merebahkan dirinya di kasur.
"Kalian sadar nggak? Kamar kita ini luas, lima orang aja muat masuk ke sini. Pasti bayarannya mahal," ucap Alif.
"Coach kan sudah memfasilitasi kita, terima aja...," balas Genta.
Alif menghembuskan nafasnya kasar. Dia pun ikutan merebahkan dirinya di kasur sebelah Kevin untuk beristirahat.
Tak terasa, waktu hampir menunjukkan pukul tujuh. Rivano sudah berteriak untuk meminta tim basket UGM segera bersiap-siap. Dengan cekatan, mereka segera mengganti baju mereka dengan seragam mereka, tak peduli sudah mandi atau belum.
"Sudah lengkap?" tanya Rivano.
"Sudah!" jawab Alif sebagai perwakilan.
Rivano pun mengangguk. "Sekarang jalan ke bus, kita berangkat ke perlombaan. Angel dan Nanda sudah tiba di sana," ajak Rivano.
Rombongan UGM pun meluncur ke tempat perlombaan yaitu Universitas Indonesia. Lagi-lagi mereka dibuat kagum dengan suasana yang tercipta di sana.
Bersih.
Nyaman.
Sejuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket [TAMAT]
Fiksi RemajaDimas Alif, seorang kapten basket di Universitas Gadjah Mada. Sikapnya yang ramah dan aktif berorganisasi membuatnya hampir dikenal oleh seluruh mahasiswa UGM. Namun itu dulu, sebelum suatu kejadian buruk menimpanya. Mampukah Alif mempertahankan gel...