Bagian 31

1.9K 107 4
                                    

"Tidak ada yang tidak mungkin. Selagi Allah mengatakan Kun Fayakun, maka jadilah,"

~ Alif~

  ⭐️⭐️⭐️  




"Alif!" "Bang Alif!!"

Semua pendukung UGM panik, salah satu pemain basket mereka ada yang cedera. Rivano pun membentuk huruf T dengan kedua telapak tangannya untuk meminta perpanjangan waktu istirahat.

Rivano berlari ke arah lapangan bersama tim medis. "Beri kita waktu 10 menit untuk mengobatinya. Kita kehilangan tim cadangan kami. Jika kami tidak datang dalam 10 menit, silahkan anda menangkan saja tim UI," ucap Rivano kepada wasit.

Tim UGM pun segera berlari ke ruang khusus pemain untuk mengobati Alif, begitu juga dengan Risha dan Edwan yang segera berlari ke sana.

Terlihat Alif sedang meringis kesakitan diperiksa oleh tim medis. Risha menghampiri kakaknya itu, menemaninya di samping.

"Kakinya terkilir, dia tidak bisa melanjutkan pertandingan lagi," ucap salah satu tim medis.

Tim Alif, para coach, dan adiknya menganga tidak percaya. Perjuangan UGM akan terhenti sia-sia. Tim medis pun keluar memberi waktu untuk mereka.

"Lif, kita nggak punya kesempatan lagi. Kita berhenti di sini," ucap Rivano.

"Tinggalin gue sama adek gue," sahut Alif sambil menutupi matanya dengan lengan kanan.

"Kita tunggu di lapangan," jawab Kevin.

Semua pun pergi meninggalkan Alif, kecuali adiknya, Risha. "Bang... Nggak usah sedih gitu lah," hibur Risha.

"Gue cuma pengen kasih dia pelajaran, Dek. Dia itu terlalu sombong," ucap Alif.

"Tapi, Bang... Gue nggak tega lihat Bang Alif terluka lagi," jawab Risha sedih.

Alif pun memegang lengan adiknya kuat dan menatapnya tajam. "Obati gue!" ucap Alif yakin.

"A-apa?" tanya Risha terkejut.

"Obati gue!" ucap Alif sekali lagi.

Sedangkan di luar, kondisi semakin berantakan. Tim Alif sudah pasrah jika mereka harus berhenti berjuang. Mereka tidak mempermasalahkan gelar juara, tetapi mereka mempermasalahkan pendukung mereka yang kecewa.

"Udah hampir 10 menit, kita nyerah aja deh," ucap Fikri.

"Masih ada sisa waktu 2 menit untuk Alif kembali," sahut Genta.

"Ya. Dia nggak selemah itu," lanjut Kevin.

Wasit pun meminta kedua tim beserta coach untuk berbaris di sebelah kanan dan kiri wasit untuk mengumumkan pemenang. "Oke. Karena waktu sudah hampir 10 menit, maka--" ucap wasit.

"Hei!!! Dia kembali," "Iya. Dia kembali. Yeyy!!!" "UGM! UGM! UGM!" "Yuhuu!!!! UGM datang lagi!!" teriak para pendukung UGM saat melihat kedatangan Alif kembali ke lapangan bersama adiknya.

Sial! Ternyata masih bisa jalan dia, batin Akmal kesal.

Wasit pun membatalkan pengumuman tersebut dan memberi waktu setiap tim untuk berdiskusi sejenak melanjutkan pertandingan.

"Lo beneran gapapa, Lif?" tanya Adera.

"Gapapa. Sekarang kita fokus lagi ke pertandingan. Tunjukkan kepada kapten basket UI, kalo kita berhak jadi juara pertama. Kita balas perbuatan curang mereka!" ucap Alif.

"Siapp!!!" teriak mereka kembali bersemangat.

Risha tersenyum melihat kakaknya kembali bersemangat. Kedua tim kini sudah siap untuk berlomba.

"Akan gue balas," gumam Akmal.

"Dengan senang hati," jawab Alif tersenyum simpul.

Prittt!!! Pertandingan dimulai, Alif segera merebut bola basket dan menggiringnya menuju ring lawan.

Di sana, Adera sudah bersiap-siap menerima umpan dibantu oleh Fikri. Tak menunggu lama, Alif segera mengoper bola ke mereka. Dan masuk!

"Three point!" ucap wasit.

"Yeeee!!!!" teriak pendukung UGM.

Tim Alif pun tak henti-hentinya membalas skor mereka dengan three point. Mereka benar-benar ingin memberikan pelajaran kepada kapten basket UI.

Pritt!! Pritt!! Prittt!!! Peluit panjang ditiup. Pertandingan telah usai. "Selamat untuk tim basket Universitas Gadjah Mada!!!" teriak wasit.

Pendukung UGM bersorak kegirangan, begitu juga dengan tim Alif yang lompat kegirangan.

"Kita berhasil!" ucap mereka.

Akmal pun tidak terima dan mendekati tim Alif bersama Eva. "Tim kalian curang kan?!" tuduh Eva.

"Eh, apaan?! Lu yang curang!" balas Genta.

"Kok malah nuduh kita sih? Kita bisa laporin kalian ke wasit supaya didiskualifikasi," sahut Akmal.

"Apa kalian punya bukti kuat?" tanya Alif santai, bahkan dia tersenyum simpul.

Risha dan Edwan maju memperlihatkan sebuah video, foto, beserta rekaman suara kepada Akmal dan Eva. Seketika itu juga, wajah mereka berubah ketakutan.

"Justru kalian sendiri yang mematikan tim UI," ucap Risha sinis.

"Bersyukurlah, kita tidak melaporkan perilaku busuk kalian ke wasit. Sebenarnya kita sadar lo udah naruh sesuatu di minuman kita, lo udah sengaja bikin Bang Alif cedera, dan parahnya lagi lo sengaja menjual minuman tak layak ke tim cadangan mereka," ucap Edwan tersenyum sinis.

"Inilah Alif dengan segala kekurangannya. Tak ada satu pun orang yang mampu mengubah kepribadiannya, nggak ada satu pun orang yang berhasil mencuranginya. Inilah Alif, kakak gue yang sebenarnya, cuma manusia biasa dengan kepribadiannya sendiri," sahut Risha.

"Ada seseorang yang pernah bilang ke gue kalo roda kehidupan itu berputar. Ada saatnya di atas, ada saatnya juga di bawah. Kalo pengennya di atas mulu, berarti situ menyalahi hukum roda kehidupan," lanjut Alif sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

Akmal dan Eva pun benar-benar merasakan malu. Terlebih lagi saat mereka baru menyadari jika tim mereka juga melihat kejadian tadi. Sedangkan Alif dan teman-temannya merayakan kemenangan mereka.

"Guys! Kita akhirnya membuat sejarah! UGM berhasil jadi juara pertama di event ini!" teriak Kevin gembira.

Rivano dan Angel menatap mereka dengan senyum penuh kepuasan. "Gue ucapkan selamat untuk kerja keras kalian selama ini," ucap Rivano.

Mereka pun berbalik menghadap Rivano. "Makasih, No. Berkat lo, kita semua tau artinya perjuangan," ucap Alif.

"Terima kasih kembali," jawab Rivano tersenyum.

"Btw, jemput tim cadangan kita yuk. Kasihan mereka nggak bisa lihat kita menang secara langsung," ajak Angel. Mereka pun segera menjemput teman mereka yang berada di klinik.




⭐️⭐️⭐️

To be continued....

Kapten Basket [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang