"Dia emang cantik luar dalam. Gue akui itu,"
~ Alif ~
️⭐️⭐️⭐️
"Buruan pake!" suruh Nanda.
Angel hanya menggerutu kesal lalu mengambil bingkisan dari Nanda. Ia masuk ke kamar mandi untuk mandi dan menggunakan baju tersebut.
"Kira-kira, rambutnya Angel mau lo apain?" tanya Nanda kepada Risha.
"Ya nanti ada lah... Btw, kok Kak Nanda serumah sama Kak Angel?" tanya Risha.
"Gue cuma nginep bentar di sini. Ada tugas kuliah," jawab Nanda santai.
"Tapi, kok gue perhatiin nih, ya... Kak Nanda sama Kak Angel itu mirip," ucap Risha.
"Dia sepupu gue. Ayah gue sama ayahnya Angel tuh adek kakak, jadi wajarlah kalo kita ada kemiripan dikit," jawab Nanda.
"Kemiripan dikit? Kalian itu kembar, Kak! Kalian cuma beda penampilan aja, Kak Angel lebih kalem, sedangkan Kak Nanda lebih casual," ucap Risha.
"Semua orang hampir bilang gitu, mereka ngatain kita kembar. Padahal bukan, mana ada kembar tapi beda orang tua," sahut Nanda sambil terkekeh kecil.
Risha ikutan tertawa kecil. Kemudian, Angel keluar menghampiri mereka dengan wajah cemberut. Mereka berdua terlihat takjub melihat penampilan Angel yang sangat berbeda dari sebelumnya.
"Ini beneran lo, Ngel?" tanya Nanda tidak percaya sambil memegangi kedua lengan Angel.
"Ishh... Ya iyalah, pake nanya segala," ketus Angel.
"Kak Angel cantik," sahut Risha.
Angel yang mendengar itu tersipu malu, tetapi ia mampu menutupinya dengan senyuman hangat. "Sini, Kak...," ajak Risha sambil menarik Angel ke depan kaca.
Angel menuruti Risha, ia duduk di depan kaca dan Risha mulai merias dirinya. "Kak Angel kacamatanya minus berapa? Kalo minusnya besar, nanti pake softlens," tanya Risha.
"Gue nggak minus," jawab Angel.
"Hah?! Lha terus, kenapa pake kacamata?" tanya Risha kaget.
"Lo nggak bakalan ngerti, Ris. Zaman sekarang itu, kebanyakan orang bermuka dua. Gue begini karena gue nyari real friends, bukan fake friends yang dateng pas butuh doang," jawab Angel.
"Mario Teguh KW beraksi, bung...," sahut Nanda.
"Jangan sebut gue Mario Teguh KW," ketus Angel.
"Udahh... Jangan berantem! Mendingan Kak Nanda chat Edwan gih, suruh siap-siap sekarang. Nanti jam 6 suruh mereka jemput kita," lerai Risha.
Nanda pun keluar dari kamar untuk menghubungi Edwan sesuai permintaan Risha.
"Jangan tebel-tebel make up nya, gue nggak suka," ucap Angel.
"Nggak tebel kok. Dandanannya simpel, biar seiras sama rambut dan bajunya Kak Angel," jawab Risha.
"Sip. Btw, lo ke sini buat apa?" tanya Angel.
"Gue ada tugas dari sekolah, Kak. Sejenis ujian praktek gitu, suruh melakukan pengamatan terhadap universitas," jawab Risha yang masih sibuk mendandani Angel.
"Oh...," jawab Angel singkat.
Tidak sampai 30 menit, Risha sudah selesai mendandani Angel. Angel sendiri pun nampak tak percaya dengan perubahan pada dirinya.
Ini beneran gue? Kenapa berubah drastis gini sih? Si Risha emang cakep dah, batin Angel kagum.
"Gimana? Suka nggak, Kak?" tanya Risha tersenyum.
"Iya. Gue suka banget, makasih ya," jawab Angel sambil memeluk Risha erat.
Udah lama gue nggak dipeluk kakak gue kayak gini, batin Risha.
"Ya udah, sekarang gantian Risha yang siap-siap dulu. Nanti sekitar jam 6, Bang Alif sama Edwan bakalan ke sini," pamit Risha lalu pergi ke kamar mandi.
Angel menganggukkan kepala. Ia kembali menatap bayangannya di cermin. Ia masih tidak percaya, bahwa yang dia lihat di cermin itu adalah bayangannya sendiri.
Tok... Tok... Tok... Setelah mengetuk pintu, Nanda pun masuk ke dalam.
"So beautiful," gumam Nanda memandangi Angel.
"Ada yang salah, ya?" tanya Angel.
"Lo cantik banget, Ngel. Perpaduan dress biru soft dan pink soft, make up lo, dan rambut yang dimodel kayak gitu. Perfect," jawab Nanda.
Ceklek! Pintu kamar mandi terbuka. Suara itu membuat Angel dan Nanda spontan melihat ke arah kamar mandi. Nampak Risha sudah berganti pakaian dengan dress putih polos, namun dia masih nampak anggun dan elegan.
"Aduhh... Kalian cantik banget sih. Oh ya, buruan turun. Udah ditungguin tuh, Edwan chat gue kalo udah stand by di depan," ucap Nanda.
Angel dan Risha mengangguk. Mereka pun segera turun, tak lupa memakai high heels dengan ketinggian 3 cm. Mereka nampak anggun seperti tuan putri kerajaan.
Risha pun membuka pintu rumah, Edwan dan Alif spontan berbalik menghadap pintu yang terdapat Risha dan Angel berdiri di sana. Mereka takjub dengan penampilan Angel dan Risha hari ini.
"Kamu cantik!" gumam Edwan kepada Risha.
Risha hanya tersenyum lalu melihat ke arah kakaknya yang sedang kagum melihat Angel. "Ini Kak Angel, Bang... Cantik kan?" tanya Risha ke kakaknya itu.
Alif langsung tersadar dari lamunannya. "Biasa aja. Buruan ke mobil," suruhnya lalu mendahului mereka.
Risha hanya geleng-geleng kepala melihat sikap kakaknya itu.
"Kamu ganteng pake tuxedo," bisik Risha ke Edwan saat di dalam mobil.
"Kamu juga cantik pake long dress putih itu, kayak putri kerajaan," balas Edwan berbisik.
"Iya, putri kerajaan. Kerajaan dihatimu," sahut Risha. Edwan semakin gemas dibuatnya. Ia pun mencubit pipi Risha pelan.
Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di pesta ulang tahun Eva. Mereka turun dan bergandengan tangan, layaknya sepasang kekasih.
Ketika mereka masuk ke sana, semua mata memandang ke arah mereka. Semua terlihat penasaran dengan pasangan Alif.
"HBD buat lo," ucap Alif singkat kepada Eva.
Eva cemberut. Ia merasa panas melihat adegan gandengan tangan itu. "Dia siapa?" tanyanya sinis.
"Dia? Lo nggak tau?" tanya Alif penuh makna.
Eva semakin penasaran dengan perkataan Alif. Sedangkan Risha dan Edwan hanya tersenyum simpul. "Dia Angela Viena, cewek kampus jurusan farmasi. Dia pacar gue, cantik kan? Bahkan melebihi lo," jawab Alif sinis.
"Di-dia?!" tanya Naomi kaget sambil menunjuk Angel.
"Iya. Cantik kan? Cantik luar dalam, nggak kayak kalian yang cantik luarnya doang, tapi dalamnya busuk," jawab Alif menyindir.
Alif pun menarik Angel, Risha, dan Edwan pergi dari pesta tersebut. Sedangkan Eva dan Naomi merasakan malu yang teramat dalam akibat sindiran keras dari Alif.
Tunggu pembalasan gue, Ngel. Gue bakalan bikin hidup lo menderita, batin Eva geram.
⭐️⭐️⭐️
Lanjut? Vote sama comment jangan ketinggalan yak, semakin banyak, semakin semangat gue nulisnya 😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket [TAMAT]
Teen FictionDimas Alif, seorang kapten basket di Universitas Gadjah Mada. Sikapnya yang ramah dan aktif berorganisasi membuatnya hampir dikenal oleh seluruh mahasiswa UGM. Namun itu dulu, sebelum suatu kejadian buruk menimpanya. Mampukah Alif mempertahankan gel...