"Terkadang, gue suka bingung sama perasaan gue sendiri. Yang jelas, gue suka liat lo tersenyum."
~ Anonymous ~
⭐️⭐️⭐️
"Oy! Lama amat lu ke sini. Di kosan ngapain aja?" tanya Genta saat Alif tiba.
Alif mendengus kesal. "Biasalah, debat dulu sama si Risha," jawabnya.
"Btw, kapan latihan? Kapan nongkrong bareng lagi? Pulang malem-malem lagi? Dibentak-bentak lagi?" tanya Kevin tanpa jeda sedikitpun.
"Lu tanya apa curhat?" tanya Genta dengan ekspresi muka datar.
Kevin hanya tertawa kecil, begitu juga dengan Alif. "Dia mah gampang baperan," ucap Alif.
Mendengar opini dari Alif, ekspresi Kevin berubah masam. Genta dibuat bingung karena perubahan drastis itu.
"Sa ae lo tai lalat!" sahut Kevin kemudian tertawa.
"Tolong... Sudahi obrolan yang semakin absurd ini, kita kembali ke topik pembicaraan," pinta Genta.
"Hm... Oke, oke. Kita latihan mulai besok deh, ntar gue konfirmasi sama Angel," usul Alif.
"Nah... Gitu dong, sebagai kapten basket terbaik tahun ini harus gitu. Cepat mengambil tindakan," sahut Kevin.
Alif pun tersenyum seraya merapikan rambutnya membentuk jambul, "Wuh... Ya jelas dong."
Genta dan Kevin yang mendengar itu dengan kompak menjitak kepala Alif secara bersamaan.
"Aduh!! Kalian nih apa-apaan sih?! Ntar kalo gue amsenia lagi gimane? Tunggu... Kalian siapa, ya?" ucap Alif seraya meringis kesakitan.
"Amnesia, Lif.... Nggak usah kebanyakan drama deh, capek gue ketemu sama drama master," sahut Kevin.
"Dasar! Gini nih, kalo udah nggak amnesia, makin absurd otaknya," tambah Genta.
"Ya udah deh, gue pulang aja," ucap Alif beranjak pergi.
"Etdahh... Si doi ngambek tuh, buruan kejar!" suruh Kevin.
"Lu kira gue gay apa?! Gue masih doyan cewe kali," ketus Genta.
"Gue kira lo transgender kaya Lucinta Luna," sahut Alif yang kembali duduk.
Genta pun semakin merasa gila jika bersama mereka berdua, "Udahlah. Mending nginep di kosan gue. Besok biar bisa langsung latian."
"Lif! Tanda-tanda nih, jangan-jangan dia bener-bener gay yang pengen transgender," ucap Kevin berpura-pura panik.
"Udah... Kasian si Genta, mukanya udah kusut kek kisah percintaannya. Kuy, berangkat sekarang!" ajak Alif.
Genta pun beranjak pergi, namun mukanya masih terlihat kesal, "Gue suka lu bela gue, Lif. Tapi, ending-nya juga ngejek gue."
Mereka bertiga pun pergi menuju kosan Genta. Tak lupa, Alif mengirimkan pesan singkat kepada Edwan.
📨Alif
Wan, gue mau nginep di kosannya Genta. Lo jagain adek gue, ya. Awas lo kalo macem-macem! Jangan omes! 😐📨Edwan
Siap, Bang... Gue cowok baik-baik, Bang. Sans dong 😅📨Alif
Gue pegang omongan lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket [TAMAT]
أدب المراهقينDimas Alif, seorang kapten basket di Universitas Gadjah Mada. Sikapnya yang ramah dan aktif berorganisasi membuatnya hampir dikenal oleh seluruh mahasiswa UGM. Namun itu dulu, sebelum suatu kejadian buruk menimpanya. Mampukah Alif mempertahankan gel...