"Semakin kita dewasa, seharusnya kita lebih mengontrol emosi dan keegoisan kita,"
~ Alif ~
⭐️⭐️⭐️
*Bagian 45 udah UP kemarin diprivate, biar bisa baca, follow dulu*
"Alif?!"
Alif tersenyum ramah kepada timnya lalu melambaikan tangan kepada para pendukungnya.
Pendukung dari UGM pun semakin riuh melihat kedatangan Alif. Semangat mereka semakin menggebu-gebu.
Terlebih lagi untuk orang-orang yang menunggu di pinggir lapangan. Mereka benar-benar tidak tahu, jika sosok misterius itu adalah Alif. Kecuali untuk Adit dan Risha.
Wisnu sendiri spontan memeluk Alif diikuti teman-temannya. "Ternyata lo dateng, Lif!" ucap Wisnu senang.
Wisnu pun segera melepas penanda kapten basket itu, namun dicegah oleh Alif. "Pake aja. Gue udah pake," ucapnya tersenyum.
Alif menghampiri wasit dan meminta waktu untuk berdiskusi bersama timnya sebentar. Wasit menyetujuinya.
Alif segera kembali ke timnya dan bergerombol. "Btw, gue minta maaf. Waktu itu gue kebawa emosi, seharusnya gue nggak lakuin itu. Dan karena gue, kalian sempet bubar kan? Maaf, ya..." ucap Alif menyesal.
"Gapapa, Lif. Ini juga salah kita. Kita terlalu emosi juga waktu itu," sahut Kevin.
"Dan... makasih, Lif. Lo udah berusaha dateng buat event ini," ucap Wisnu seraya menepuk pundak Alif.
Alif tersenyum lebar. "Masalah itu nanti kita bahas lagi. Sekarang kita lawan mereka. Tunjukkan kalo kita yang terbaik," ucap Alif bersemangat.
Wisnu pun kembali ke tepi lapangan seraya membawa jubah yang dipakai Alif tadi.
Alif sendiri segera mengatur strategi, kode, dan taktik untuk melawan UNDIP.
Dengan hadirnya Alif kembali, UGM kembali hidup.
Wasit pun meminta kedua tim bersiap-siap karena pertandingan akan dilanjutkan kembali. Setelah semuanya siap, wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan dimulai.
Di tepi lapangan sendiri, Rivano masih kebingungan. Kenapa Alif bisa ada di sini?
"Kak, Bang Alif kok bisa sama Kak Adit?" tanya Rivano penasaran.
* Flashback mode on
Waktu Kevin menanyai keberadaan Alif kepada Risha, sebenarnya Risha sendiri sudah dapat menebak dimana kakaknya sekarang.
Jadi, saat H-2, Risha meminta tolong kepada Adit untuk menjemput Alif di tempat yang Risha maksud.
Bukan sebuah markas lagi yang menjadi tempat persembunyian Alif.
Namun, lahan kosong dekat Candi Prambanan.
Adit sendiri menyetujui permintaan Risha. Dengan segera, ia menuju ke sana.
Tiba di sana, Alif terkejut karena kedatangan polisi. Namun, dia kembali tenang setelah menerima pesan dari adiknya.
Adit pun mengajak Alif untuk segera pergi ke Bandung. Dan mereka sudah menyusun rencana.
Tiba di sana, mereka akan meminta tolong kepada Nanda untuk menghentikan pertandingan. Lalu, Alif masuk ke lapangan mengenakan jubah besar.
* Flashback mode off
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Basket [TAMAT]
أدب المراهقينDimas Alif, seorang kapten basket di Universitas Gadjah Mada. Sikapnya yang ramah dan aktif berorganisasi membuatnya hampir dikenal oleh seluruh mahasiswa UGM. Namun itu dulu, sebelum suatu kejadian buruk menimpanya. Mampukah Alif mempertahankan gel...