2 - Haluan yang Sama

140 12 5
                                    

Hari ini, 14 Juni.
Perpisahan Kelas 9 akan dilaksanakan di Aula Bawah SMP Pelita Nusantara.

Pukul 08.00,
Orang tua murid sudah mulai datang dan memadati area Aula Bawah SMP PN yang gak gede-gede amat. Yang dateng beragam, ada bapak-bapak yang wajahnya garang kaya Preman Tanah Abang sampai Emak-emak dandanan menor yang datang cuma buat teriak-teriak ngliatin anak nya tampil acara. Padahal anaknya sih, masih kelas 8. 😂

Ada juga orang tua murid yang ngajak orang tuanya juga, alias Kakek-Nenek dari si Anak yang bakalan perpisahan hari ini. Ada juga yang ngajak Om, Tante, Pakdhe, Budhe, Bang Somay, TIANG LISTRIK, oppa Korea, Mimi Peri, Mantan Gebetan, dan juga semua makhluk hidup yang tidak sempat Author sebutkan satu persatu.

*******

Di barisan paling pojok Aula, Tius duduk bersisian dengan ayahnya. Hatinya merasa gundah, senang, dan juga gugup, kerna ia akan tampil membacakan puisi hari ini.

Ia terus melirik jam tangan Swiss Army barunya yang baru dibeli di Pasar Jam Tangan.

Tapi Author jamin, itu Jam Tangan Swiss Army punya Tius Original kok, dia beli 500ribu, harga nawar. Ehe 😂

*****

Pukul 08.30,
Pak Dadang Kurniawan selaku Kepala Sekolah SMP PN, menaiki Podium, mengucapkan sambutan, sepatah dua patah kata, lalu diikuti doa bersama untuk keberhasilan 150 anak didik yang akan menentukan Nasib kedepannya lewat hasil UNBK kali ini.

Setelah Pak Dadang selesai, maka acara demi acara dari para siswa SMP PN pun dilaksanakan.

*****

Acara pertama, diisi dengan Penampilan Sanggar Tari PN I, yang berisi anak-anak kelas 7. Tius tidak banyak mengenal mereka, tapi yang Tius tahu, mereka sedang menarikan Tari Sigeh Pangunten dari Lampung.

Kedua, diisi dengan Penampilan Vokal dari teman Tius yang kebelet Hitz, namanya Jean. Kalau ada acara nyanyi kaya begini, pasti Jean yang tampil terus, maklum lah, dia pernah ikut lomba FLS2N dan menang di tingkat Provinsi.

Ketiga, diisi dengan Musikalisasi Puisi dari anak kelas 8 yang mengikuti Ekskul Bahasa Indonesia. Mereka membawakan puisi "Tak bisa kulupakan" dari W.S. Rendra.

Keempat, masih dengan anak-anak Ekskul Bahasa Indonesia, mereka menampilkan Drama Sederhana berjudul "Gadis Peminta-Minta". Tius tersenyum kecil, kala Drama ajarannya ini mendapat apresiasi dari hampir seluruh orang tua dan murid yang hadir.

Kelima, masih sama dalam bentuk drama, namun dimainkan oleh anak-anak Ekskul Bahasa Inggris. Tius tidak begitu memperhatikan Drama ini, karena ia sibuk dengan ponselnya.

Sedari tadi, ia merasakan ponselnya bergetar. Dan ternyata saat dibuka, ada Pesan Line masuk dari Angela, teman masa kecilnya di Semarang.

Angela : Gimana Yus? Nilai nem UNBKmu bagus gak?

Anda : Belum nih, Ngel. Masih nunggu. Kamu gimana?

Angela : Halleluya. Punya ku lumayan bagus, nomor 3 se- SMP Pelita Darma.

Anda : Totalnya berapa?

Angela : 37,6

Anda : Wah, selamat ya. Jadi masuk SMA Negeri?

Angela : So Pasti. Kamu juga ya!

Anda : Yoi, tunggu gue.

Angela : Siap bosqu.

Tius tersenyum melihat Chat Angela yang menurutnya tiba-tiba begini. Biasanya, gadis satu ini, hanya mengechat saat dia butuh arah jalan pas Pulang Kampung atau saat lagi mood. Sudah 3 bulan Tius tidak mendapat kabar dari Angela dan ini merupakan sesuatu yang dinantikannya.

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang