23 - Pengakuan dan Kemarahan

39 8 3
                                    

Angela masih saja terdiam. Setelah kita ketahui bersama apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Angela si cewek yang hatinya beku ini.

Kalian bisa membayangkan. Bagaimana perasaan seorang cewe yang menunggu sahabat sekaligus gebetannya selama 8 tahun tanpa kabar. Ketika ketemu skenarionya diatur oleh teman-teman gebetannya itu. Dan ketika udah deket, dia baru menyadari bahwa sebelum gebetannya itu memutuskan untuk mencintai dia, semua mantannya hanyalah pelampiasan.

Betapa ketakutannya dirinya jika nantinya gebetannya itu malah menjadikannya pelampiasan juga.

Di sisi lain, ia juga yakin kalau Tius tidak akan mengecewakannya. Ia tahu Tius sungguh-sungguh, sama seperti dulu.

Tidak terasa, bulir air mata terasa hampir menetes di mata Angela. Ia segera bisa menguasai keadaan dan menahan untuk tidak menangis di dalam taksi.

"Ayo naik" kata Tius menawarkan.

Tius dan Angela menaiki taksi GerepKar yang dipesan oleh Tius. Sepanjang perjalanan mereka semua hanya terdiam, sampai Tius menelpon Pak Hanto untuk minta izin dan menelpon Tante Ririn untuk mengambil kunci.

"Yah. Aku ijin jalan-jalan sama Angela. Aku bawa mobilnya Te Ririn nanti." kata Tius menjelaskan kepada Pak Hanto ayahnya, yang tadi pagi sudah berangkat ke tempat tugasnya di Kendal.

"Hati-hati. Seatbelt. Kopling teken walau berhenti. Gas kenceng, ini manual" kata Pak Hanto memberikan pengarahan singkat.

"Siap laksanakan" sahut Tius.

Angela hanya mendengarkan obrolan Tius dengan Pak Hanto sepintas. Ia hanya ingin menahan tangisannya, setidaknya ia akan mengamuk dan menangis di depan mata Tius saat sudah berada di dalam mobil nanti.

Tius menelpon tantenya untuk izin mengambil kunci mobil.

"Te Rin, aku minjem mobil. Jalan-jalan sama Angela. Jam 7 aku pulangin" terang Tius.

"Lecet 100ribu" balas tantenya singkat.

"Yain" jawab Tius.

*****

Setelah sampai di depan rumah nenek Tius, mereka berdua pun turun dan Angela diminta menunggu sebentar di parkiran bawah.

Maklum, rumahnya nenek Tius itu ada di lereng bukit, dan cuma bisa buat jalan motor, itupun terjalnya gak karuan. Sampai sekarang masih jadi kasus penyelidikan, bagaimana dulu caranya jalan rumah nenek Tius bisa diaspal.

Sesuatu hal yang tidak mungkin untuk mengaspal jalan dengan tingkat kemiringan hampir 30° sepertinya. Mungkin lebih, Author dont know.

Sambil menunggu Tius, Angela mengechat Audrey dan William, dua temen curhat barunya.

William nak Papa A**

Anda : Wil, gue gak nyangka Tius sejahat itu sama Irene. Gue takut dia kaya gitu sama gue. -

William : Wkwkwk. Awokwkwk. Tius itu cuma sayang sama elo dan Raina. Gak bakal enggak dia pergi, malah yang dia takutin elo yang pergi.

Anda : Gue pegang kata-kata lo, Wil. Sampai enggak, gue bakar semua fotonya Cantika di depan mata kepala lo sendiri.

William : Silahkan di simpan sebagai pesan berbintang biar anda tidac lupa.

Anda : Okeh, kita lihat.

Ternyata dugaan Angela benar, William malah ujung-ujungnya bercanda sama dia.

Namanya juga William Chan, becandaan gak lihat sikon, aslinya juga mah gitu dia.

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang