16 - Akibat

40 9 4
                                    

Sebelum mulai membahas tentang ketidakwarasan Tius yang kembali terjadi akibat spot jantung alias gugup ditelpon sama Angela, mari kita bahas manusia yang jadi kotak curhatnya si Tius.

Who is Helena?

Helena Kusuma, seorang manusia yang adalah perempuan. Dipanggil Uma gamau, dipanggil Usu gamau juga. Dari awal Tius sama Raina sampai mereka putus, masa-masa sulit hubungannya Tius sama Irene, sampai masalah sama kewarasan Tius akibat Angela, semua dicurhatkan dan dilimpahkan pada Helena, sang penasehat.

Tius move on, dibantuin Helena. Tius butuh saran, dikasih sama Helena. Tius nangis, yang nyabarin Helena.

Helena itu sosok yang kalau dicurhatin, pasti balasannya nyambung. Gak macam Kadal Sulawesi yang ngaku-ngaku dari Amsterdam itulah, dicurhatin soal mantan bahasnya Mbak Dikta.

Cerita soal Angela, bahasnya malah kamera. Serba salah dan serba gak nyambung. Makanya dari sebab itulah, Tius menunjuk Helena jadi penasehat dari semua curahan hatinya selama ini.

Skip, segini aja. Pacar orang soalnya :v

********
Masih dalam posisi bengong dan melamun, Tius memandangi nama orang yang menelponnya jam 10 malam ini.

Dengan cepat ia menguasai hati dan otaknya yang sudah teracuni ketidakwarasan akibat kegugupan tingkat akhir yang dialaminya.

"Halo, matiin aja. Aku yang telepon" kata Tius pada Angela di seberang telepon.

"Nah gitu dong. Dari tadi juga" balas Angela sembari menutup telepon.

"Ya Lordd, mengapa ia begitu keras hatinya?!" kata Tius penuh emosi sambil meremas hape cengcengponya.

Untung cengcengpo, jadinya lumayan kuat. Coba kalau advannya yang diremes, udah pasti retak 1000 bayangan.

Tius membeli paket telepon biar murah. Gini-gini Tius juga gak mau rugi kali. Pulsa 5ribu buat telponan 5 menit tanpa paket tapi bisa buat 120 menit kalau dipaketin.

Setelah sibuk mencari paket terekonomis, maka Tius menelpon Angela.

"Lama amat sih" kata Angela dengan nada sedikit kesal dan frustasi.

Maklum lah, sudah 10 menit Tius menggantungkan Angela yang gak tau dia nunggu teleponnya atau enggak. Yang pasti, Angela sedikit ngamuk.

"Cari yang murah. Akhir bulan hehehe" kata Tius seakan dia makhluk paling benar di bumi ini.

"Abis kuota nih, donlotin poto Jimin 100 ya. Aku bayar deh, 100ribu" kata Angela sambil sedikit memelas.

"Astaga Ya Lord... Cuma nelpon demi ginian? Kenapa gak sms?" kata Tius mulai terbakar api emosi.

"Hehehe. Kangen suaramu" kata Angela setengah berbisik.

"Aku juga. Tapi udah gak ngefreeze sekarang" kata Tius yang sekarang sudah mulai kebal sama gombalan Angela yang paling juga nyolong dari novel sebelah. (Sebut saja dia "Fans", " Tum Mera Dil", "D.I.A.", atau juga " Cinta dalam Persahabatan)

#sekalianpromosi :v

"Siapa juga yang liat dari novel. Kan adegan baperinnya cuma sampai di bandara" kata Angela mempertegas dengan kode yang sangat rumit, lebih rumit daripada menghitung sisi miring pada pythagoras yang gak punya rasio perbandingan.

"Maksudnya?" tanya Tius sok bodoh.

"Ya aku beneran. Aku kangen kamu" kata Angela sedikit ditekan pada bagian "kamu" nya.

"Gue belum ngefly. Coba lagi" kata Tius mulai terpengaruh game tebak-tebakan di hapenya.

"Aku batu, dan kamu airnya. Kita bertemu, di kala senja. Senja saksi bisunya, kala kita mengukir rasa, diujung langit yang biru" kata Angela sok berpuisi.

"Lah? Kok jadi kamu yang buat sajak? Ini kan ceritanya semua serba keterbalikan dari dunia nyata" kata Tius menyadarkan Angela yang kayanya juga sekarang mulai gak konsen.

"O iya deng. Harusnya aku ngomong 'Thanks for today, Pratama. I very-very feel better and love with you'" kata Angela pelan-pelan biar sengaja agar Tius ngefly.

"Ngefly dikit. Tapi ngantuk. Tidur dulu ya" kata Tius yang mulai mengantuk dan tidak memperdulikan ucapan Angela.

"Owh oke. Night" kata Angela sedikit malu.

"Too" lalu Tius mematikan sambungan telepon.

Seketika, hening tercipta di rumah nenek Tius, sebelum akhirnya dalam hitungan kelima.

1

2

3

4

5

"AAA! Gue ngefly digituin Angela ya Lord. Untung dia percaya aja gue ngantuk. Kalau enggak malu lagi gue bakalan" teriak Tius yang seketika membuat kakeknya datang ke kamarnya sambil membawa sapu.

"JAM BERAPA IKI NANG? TERIAK² TERUS" kata kakek Tius sambil menyorotkan kedua matanya yang super tajam macam pisau dapur abis diasah.

"Hehehe. Nyuwun sewu, Kung. Jimin soale ganteng" kata Tius ngasal.

"Sejak kapan iki putuku doyan oppa korea?" tanya kakek Tius.

"Sejak kemaren, Kung" kata Tius seadanya.

"Tu nenekmu lagi streaming Jungkook, kalau mau liat ...."

Belum aja selesai kakeknya ngomong, udah asal lari aja itu Tius ke kamar neneknya.

"Tidak ingat waktu" batin kakeknya.

Lalu Tius pun ikutan nonton streaming video Jungkook bersama neneknya, keempat adeknya, juga kedua tantenya yang ternyata juga K-Popers.

********
Malam ini sangat teramat berat bagi Tius, jam dinding menunjuk waktu 2 dini hari. Ia belum bisa tidur akibat terbayang wajah Jungkook, Jimin, Sehun, Suga dan juga Angela.

Sebenarnya tadi Tius itu ngefly, cuma sok kalem aja dan sok ngantuk. Padahal mah, Tius udah minum kopi 2 bungkus sore tadi.

Tius mulai bosan dengan keadaan sekitarnya yang senyap dan hatinya yang gak tenang.

Ia buka Wattpadnya lalu mulai menulis novelnya yang gak pernah bisa masuk trending.

*pukul 4 dini hari*

Tius sudah menyelesaikan 5 episode dari novelnya yang gak tau kapan akhirannya.

Setelah itu barulah dia mengantuk, lalu tertidur sambil duduk diiringi suara piano rusak dari alveolusnya yang mengecil akibat penyakit asmanya yang super parah.

********

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang