22 - Teguran

49 5 6
                                    

"Eh iya Ngel, mobilnya nanti dibawa sama Natasha buat balik rumah. Kita ke rumah uti dulu ya ambil mobil" kata Tius baru tersadar.

Angela hanya membalas dengan anggukan. Kejadian tadi membuat Angela sekarang benar-benar kembali cuek. Ia tidak peduli dengan sekitarnya dan hanya melihat hapenya.

Tius memesankan GerepKar untuk mereka pulang ke rumah nenek Tius dan mengambil mobil untuk jalan-jalan. Tius emang gitu, belum punya SIM tapi nekat bawa mobil.

Dulu pas SMP, dia ke sekolah aja bawa motor. Sekarang SMA malah bawa mobil. Karena mobilnya (maksudnya mobil bapaknya) ditinggal di Metro, maka mau gak mau, Tius harus rela pegel kaki karena bawa mobil Brionya Tante Ririn, emaknya si Adriel.

"Ayo tunggu di depan Mall. Bang Gerep nya udah otw" kata Tius.

Sekarang lebih parah, gak ada balasan apa-apa dari Angela. Ia benar-benar diam. Diam seperti batu. Beku seperti es. Tatapan matanya tajam, seperti mata elang.

Padahal kalian tahu apa yang selama ini dipikirkan Angela?

Jika kalian pikir Angela hanya sebatas menyukai Tius, marah kepada Tius, perhatiannya selama ini cuma demi foto Jimin, kalian salah!

Di episode ke 22, author bakal bongkar semua pikiran dan perasaan Angela selama episode 2 sampai 21. Dari awal chat Tius sampai akhirnya Tius jujur tentang perasaannya.

Inilah yang kalian nantikan selama ini bukan?!

ANGELA P.O.V.!

"Lu ngapa senyum-senyum sendiri Jen?" tanya Audrey ke gue.

"Jan jen jan jen. Nama gue Angel. Gita Angela!" teriak gue di telinga Audrey.

"Apaan sih lo. DasarpengabdimantanyangninggalinlodiSemarangsendirianselama8tahun" ucap Audrey cepat, lantang, gak jelas walau gue denger, dan bikin hati gue sakit.

"Sumpah. Jahat" jawab gue sebisa mungkin biar gue gak nangis.

Inilah gue, Gita Angela. Malaikat pembawa maut yang namanya sudah tersebar lebar di seluruh SMP PD. Puluhan cowok rela ngantri nembak gue yang katanya imut ini. Tapi apa daya, gue cuma cinta sama satu orang. Ignatius Pratama.

Dialah cinta pertama gue, kenal saat TK dan akhirnya lost contact di kelas 2. Kata Benny sahabat dia sih, dia pindah ke suatu daerah bernama Lampung. Gue gak pernah tahu, dimana itu Lampung. Sampai akhirnya di kelas 5, gue tahu kalau Lampung ada di ujung selatan Sumatra.

Di kelas 6, gue sering tanya sama Pak Wahyu, guru IPS kesayangan gue.

"Pak! Lampung itu ada berapa kabupaten/kota?" tanya gue bersemangat.

"Totalnya 15. Ada Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Barat, Lampung Tengah, Lampung Utara, Mesuji, Way Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesisir Barat, Pesawaran, Metro sama Bandar Lampung" terang Pak Wahyu.

"Kok bapak apal?" tanya gue polos.

"Iyalah. Bapak dulu pernah tinggal disana. Di Batanghari, Lampung Timur. Deket Metro" jawab Pak Wahyu.

"Di Metro ada sekolah katolik Pelita gak Pak?" tanya gue semakin terperinci.

"Ada. Pelita Nusantara" jawab Pak Wahyu.

Dari situ gue tahu, pasti Tius ada di sana. Hal yang menguatkan gue ada 2 hal, yang pertama, Metro itu kota kedua selain ibukota Bandar Lampung, kata Benny, Tius tinggal di kotanya tapi bukan ibukota. Jadi pasti Metro. Yang kedua, kata Benny, dia sekolah di SD Katolik Pelita, satu yayasan sama sekolah gue, jadinya gue yakin, pasti dia disitu.

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang