17 - Mimpi

39 9 7
                                    

Tius's Dream

"Ananda Tius tak sadarkan diri, Bu. Dia perlu dirawat di ICU secepatnya" kata Dokter Katarina yang samar-samar suaranya terdengar.

"Tolong lakukan apapun, Dok. Hanya Dokter yang tahu bagaimana cara mengatasinya" kata mama sambil merintih.

"Tius, sadarlah nak. Mama disini, bangun" isak mama begitu pilu.

Lalu semua gelap, dan aku benar-benar tidak bisa membuka mata. Hanya jantungku yang mulai berdebar-debar tidak karuan yang bisa aku rasakan.

Badan, tangan, kaki dan sekarang telingaku. Semuanya hilang kendali. Hanya detak jantungku yang menghiasi kesenyapan naluriku yang tidak sepenuhnya pingsan.

******

Entah berapa lama, sedikit demi sedikit fungsi telingaku kembali. Namun aku belum bisa membuka mata.

Pelan kudengar suara mama disamping telinga kananku, mengucapkan satu hal yang teramat sangat tidak jelas.

Entah itu suara mama yang terisak sehingga tidak terdengar jelas, atau memang fungsi telingaku belum begitu baik.

Hanya satu kata yang aku tahu dari suara mama yang kudengar. Mama menyebut "Angela".

Awalnya aku bingung, apa maksud kata " Angela" yang mama maksud. Siapa dia?

Otakku berusaha keras mengingat larik ingatan, siapa dia sebenarnya.

Lalu semuanya kembali senyap, dan kini benar-benar senyap total. Suara jantungku hilang, kesadaran telingaku hilang, dan badanku seakan tak terasa lagi.

******

Aku masih merasa disini, tempat terakhir yang aku ingat, ICU. Aku lupa kejadian apa yang membuatku bisa "terbang" ke sini.

Tunggu,
"Terbang?"
Apa maksudku?

Sebelum aku bertanya lebih lanjut kepada pikiranku yang belum begitu sadar, aku melihat ke bawah, dan menemukan tubuhku berbaring di ranjang ICU Rumah Sakit dengan alat pendeteksi detak jantung yang lurus tanpa adanya getaran.

"Aku mati?" tanyaku kepada diriku sendiri.

Lalu aku lihat dari pintu ruangan ICU ku, sosok Dokter Katarina, Ayah, dan juga Mama yang terisak dan menangis keras.

"Jam 3 lebih 2 menit, Bu. Maafkan saya tidak bisa menolongnya" kata Dokter Katarina sambil meneteskan air matanya.

"Tius... Jangan pergi.. " isak mama di samping ranjangku.

Seketika aku pun ikut menangis, entah aku menangis dengan air mata, intinya aku sedih. Aku tidak tahu akan secepat ini aku meninggalkan dunia yang fana ini.

Aku "terbang" mendekati mama dan berbisik lirih kepadanya
"Mama, jangan nangis. Tius bahagia disini. Besok biarlah Aldi dan Irene yang menjadi misdinar di Misa Requemku. O iya, aku ingin dimakamkan di Semarang, di sebelah uyut perempuan"

Setelah itu, mama semakin terisak dan berkata
"Tius, pergilah. Akan mama lakukan permintaanmu. Angela akan datang, dia sedang dalam perjalanan kesini. Ketahuilah nak, pagi ini, kamu seharusnya menikah dengannya. Namun apa daya, penyakitmu membuat kamu begitu rapuh nak" kata mama berbicara sendiri pada "rohku" yang tidak tampak.

Lalu aku berbisik kepada ayah
"Ayah, maafkan aku. Aku ingin terus bersama ayah. Maafkan aku tidak bisa menemani ayah. Aku sayang ayah"

Lalu, ayah pun diam. Menangis sambil menarik rambutnya dan berkata
"Tius, bila kau masih disini. Ketahuilah nak, rumah yang kau bangun di Manado sudah resmi selesai, angsuran mobil Honda mu resmi lunas, dan yang terpenting, ayah mau merayakan hari terakhir bersamamu di rumah malam ini setelah acara pernikahanmu dengan Angela" kata ayah yang sekarang giliran terlihat tidak waras karena berbicara dengan roh yang tidak tampak.

Setelah selesai mengucap selamat tinggal, aku "terbang" menuju ke arah suatu lubang bercahaya dan seketika tertelan disana.

Sunyi, sepi, dan tak berujung. Hanya ada sesosok laki-laki tampan berusia sekitar 33 tahunan di depanku.

Sebelum sempat aku bertanya siapa Dia, Dia berkata

"Ikutlah Aku. Akulah jalan kebenaran dan hidup" kataNya sambil mengajakku mengikut.

Akupun mengikutiNya, dan menangis terisak dihadapanNya.

"Aku tahu, Tuhan" dan seketika setelah aku mengucapkan hal itu, aku merasa tertarik ke suatu tempat yang sangat bercahaya dan terang.

Lalu, senyap. Tidak ada suara apapun. Hanya senyum yang ada di sekelilingku. Hanya tawa yang mengelilingiku.

Dan aku tahu ini dimana.

SURGA.

********

AngelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang