Min Yoongi diam terpaku di balik kemudi mobilnya. Min Ji juga hanya bisa berdiam diri disebelah pria itu. Min Ji melirik ke belakang, memastikan Ha Ni masih dalam keadaan baik.
Gadis kecil itu tengah bermain dengan boneka beruang besarnya. Tersenyum manis saat melihat sang unni kesayangan.
"Waeyo, unni?" tanyanya polos.
Min Ji menggeleng. "Aniya, tidak apa-apa. Aku hanya ingin melihatmu."
"Eoh? Aku sedang bermain."
"Aku tahu. Lanjutkan saja."
"Oke."
Hanya itu. Dan setelahnya tidak ada permbicaraan apapun lagi.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di rumah besar milik Yoongi. Sesekali Min Ji menatap kagum pada rumah mewah bak istana itu.
Ia membiarkan beberapa pelayan membawa kopernya masuk, sedangkan gadis itu mengikuti Yoongi yang berjalan tanpa tenaga memasuki rumahnya.
Min Ji mengernyit tidak suka. Apa-apaan pria itu. Apa ia pikir hanya dia yang terbebani disini? Menyebalkan.
Ha Ni menggandeng tangan Min Ji untuk masuk. "Ayo, unni!"
"A-ah, iya. Ayo!"
Sekali lagi, Min Ji dibuat terpana dengan segala interior yang ada di dalam rumah. Sekaya itu kah seorang Min Yoongi?
Bodoh.
Tentu saja pria itu sangat kaya. Ia pikir siapa yang ia bicarakan sekarang? Seorang pemilik dari perusahaan fashion terbesar di Korea. Apa yang tidak bisa Min Yoongi dapatkan dengan segala kekuasaan, kekayaan, dan mungkin … ketampanannya?
Hey, Min Ji itu realistis. Dia akan menilai sesuatu sesuai dengan kenyataannya. Min Yoongi memang seorang pria yang sempurna, jika kau mengabaikan sifat tidak tahu malu dan kurang ajarnya, maka dia adalah seorang suami idaman.
Ah, apa yang ia pikirkan! Dirinya pasti sudah gila!
"Ha Ni-ya! Kau tidak mau tidur?" tanya Yoongi tiba-tiba.
"Kenapa tidur? Ini masih cukup pagi, ayah." Ha Ni mengernyit bingung.
"Geunyang … ayah ingin bicara dengan Song Min Ji unni, jadi bisa kau bermain dulu di kamarmu?"
"Eoh, arraseo."
Dan kaki kecil itu pun mulai menaiki tangga rumah. Min Ji menatap gemas, Ha Ni sangat penurut. Namun tatapannya kembali berubah datar melihat Yoongi yang mendudukkan diri di sofa, menggunakan gerakan tangan, memerintahkan ia mengikuti.
"Duduklah,"
Min Ji menurut.
Yoongi menghela napas sebentar sebelum memulai. "Jadi, apa kita harus lakukan permintaan Ha Ni?"
Min Ji diam. Ia memilin ujung kemeja putihnya. "Entahlah, aku juga bingung."
Yoongi memijat pangkal hidungnya. Pusing luar biasa menghadapi tabiat anak semata wayangnya. Sungguh, Yoongi rasanya ingin mati.
"Sungguh, aku minta maaf atas permintaan anakku. Aku bukannya tidak menghormati pendapatmu, tapi aku sungguh hanya ingin Ha Ni kembali."
"Aku tahu, presdir. Tapi ini sulit bagiku. Kau-- bisa aku katakan pemikiranku yang sebenarnya?" Yoongi mengangguk. "Sebenarnya, aku sungguh tidak menyukaimu. Dari awal. Aku tidak suka."
"Aku tahu itu. Tatapanmu sudah menjelaskan semuanya."
"Tapi, entah bagaimana putrimu tanpa permisi telah mengambil hatiku sejak pertemuan pertama. Aku hanya ingin dia bahagia."
Yoongi mengangguk. Ia mendesah kasar. "Bolehkah aku juga bicara jujur padamu?"
Min Ji mengangguk.
"Sebenarnya, Ha Ni itu punya masalah pada kepribadiannya. Sejak kecil, wanita yang melahirkannya telah pergi meninggalkannya. Aku mengaku kalau diriku tak terlalu memperhatikannya selama ini."
Min Ji mendengarkan dengan seksama. Yoongi terlihat begitu menyesal saat menceritakan hal itu.
"Gurunya bilang, Ha Ni sering mengamuk dan menangis sendiri. Tapi aku sungguh tidak mengerti apa yang salah darinya. Dia menghindariku. Seperti aku adalah orang paling jahat di dunia. Itu menyakitkan, sangat. Dan setelah ia bertemu denganmu, dia malah menginginkan hal seperti itu. Aku sungguh minta maaf."
"Maaf, tapi menurutku, ia kekurangan kasih sayang," ujar Min Ji.
Sedikit banyak ia merasa bingung. Kenapa sekarang ia dan Yoongi berbicara seperti layaknya mereka berada di pihak yang sama. Bagaimana bisa mereka berbicara dengan sopan? Maksudku, tanpa menggunakan urat. Yoongi ternyata memiliki sisi lemah seperti ini.
"Kau tidak akan keberatan melakukannya, kan?" Yoongi bertanya. "Mungkin hanya sementara. Hanya beberapa bulan, kupikir? Dan selama itu aku akan mencoba lebih dekat dengan Ha Ni."
"Entahlah, Presdir. Aku--"
"Kumohon kali ini saja." Yoongi memajukan badan dan menggenggam tangan Min Ji. Ia menundukkan kepalanya lemah. "Dengan merendahkan seluruh martabatku dihadapanmu, Nona Song. Kumohon … menikahlah denganku."
***
Min Ji hanya berdiam diri di kamarnya, kamar tamu rumah Yoongi lebih tepatnya. Setelah percakapannya dengan pria Min tadi pagi, otaknya seperti kosong. Tidak ada yang bisa ia pikirkan.
Min Yoongi dan permohonannya.
Telah ia terima.
Dua hari lagi.
Dua hari lagi ia akan menikah dengan pemilik Min's Group itu. Heol, hidup memang sulit ditebak. Rasanya baru kemarin ia bertekat ingin mencabik-cabik mulut pria itu. Namun sekarang … ia malah harus menikahinya.
Semua karena gadis kecil itu. Min Ha Ni. Yang telah membuat semua ini mungkin.
Ha Ni memberi syarat, jika Yoongi ingin gadis kecil itu pulang, maka pria Min harus menikahi gadis Song. Menikahi. Alasannya karena Ha Ni ingin Min Ji selalu bersamanya.
Sial.
Gadis sekecil itu bisa tahu masalah pernikahan. Sebenarnya apa yang Yoongi ajarkan pada anaknya? Ah, mana mungkin pria itu mengajar anaknya, bertemu saja jarang. Pria menyebalkan.
Dan dia akan menjadi suamiku!
Hatinya menjerit kesal.
"Oke, Song Min Ji. Kau bisa lakukan ini!" serunya menyemangati diri.
"Hanya tiga bulan, dan setelah itu kau akan berpisah dengannya. Lalu semua masalah selesai. Aku hanta harus mendekatkan sepasang ayah dan anak itu, kan? Maka itu mudah! Fighting!"
Entahlah. Ia hanya berharap semuanya akan berjalan dengan mudah. Walaupun ia tahu, Min Yoongi itu pria yang susah ditebak dan juga sulit didekati. Sangat cuek, sangat kaku, sangat dingin. Bahkan cara melamar pria itu sungguh tidak romantis.
Ternyata Min Yoongi memang sangat suka membuat susah orang lain.
Selamat datang di neraka super dingin!
Kuharap kau menikmatinya. []
***
Permulaan konflik dimulai!!Ikuti terus, silahkan, jangan sungkan memberi komentar :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know
FanfictionWas #1 agustd Min Yoongi seorang pria dengan harga diri tinggi dan sangat dingin. Dan yang paling penting, dia tidak menyukai wanita. Bukan, dia bukan seorang gay, hanya saja ia benci wanita karena suatu hal. Song Min Ji hanyalah gadis 27 tahun den...