Perselisihan

9.2K 1.2K 12
                                    

Emosi dan egoku membuat semuanya kacau

***

Memiliki anak adalah hal paling Indah yang dialami setiap orang tua. Semua orang tua pasti akan menjaga anak mereka dengan sepenuh hati.

Mereka tidak akan membiarkan sang anak terluka. Mereka akan menjauhkan anak mereka dari orang asing yang terlihat membahayakan.

Min Yoongi juga sama.

Pria itu memandang tidak suka kearah Min Ji yang terlihat sangat dekat dengan putrinya.

Min Ji itu orang asing. Bahkan ini adalah hari pertama wanita itu bekerja. Yoongi tidak tahu asal-usul wanita itu dengan pasti.

"Kenapa dengan wajahmu itu, hyung?" Hoseok melirik Yoongi yang sedari tadi terlihat kesal.

Yah, walaupun ekspresi pria itu akan selalu sama. Walaupun ia sesedih, semarah, atau segembira apapun, wajahnya akan tetap terlihat kaku. Dingin. Sempurna seperti mayat hidup karena kulitnya yang juga pucat.

"Tidakkah mereka terlalu dekat?" Yoongi berujar.

"Hmm, begitukah?"

"Hoseok," Yoongi memandang asisten pribadinya. "Mereka baru kenal, kan?"

Hoseok mengangguk.

"Lalu bagaimana bisa Ha Ni terlihat sangat dekat dengannya?"

Hoseok mengangkat bahu. "Entahlah."

"Sepertinya wanita itu memakai dukun. Apa dia mencoba mendekati anakku supaya bisa memerasku?" ujar Yoongi berasumsi.

"Hyung! Kau itu keterlaluan sekali. Bisa tidak, sedikit saja kau mempunyai pikiran positif pada seseorang?" Hoseok mulai kesal dengan perkataan Yoongi yang terkesan menuduh tanpa alasan.

"Aku selalu berpikiran positif. Tapi dalam hidup kau juga harus waspada. Apalagi kalau yang kau hadapi seorang wanita. Mereka itu spesies yang mengerikan kalau kau ingin tahu. Makhluk yang mempunyai ribuan topeng."

Hoseok mendesah kecil. "Sekalinya saja kau bicara panjang, itu hanya untuk menghina orang lain. Kau itu terlalu … apa ya kalau kubilang? Emm … apa kau takut pada wanita?"

"Maksudmu? Jangan bodoh."

"Tidak, hanya saja..." Hoseok membenarkan posisi duduknya. "Apa kau masih trauma pada kejadian masa lalu?" Hoseok memelankan nadanya.

"Jangan gila. Untuk apa aku trauma pada kejadian seperti itu." Yoongi berkilah.

Pria itu memalingkan wajah. Tatapannya kembali pada Min Ji yang masih setia menyuapi Ha Ni di tempat duduk kayu.

Matanya tanpa sengaja bersibobrok dengan mata hitam Min Ji. Min Ji menatap tidak suka kearah pria Min itu. Yoongi hanya menatap datar dan langsung melepas kontak mata itu.

"Bukalah hatimu sedikit, hyung." Hoseok berkata. "Lagipula kenapa kau misterius sekali, sih? Dua belas tahun aku mengenalmu, kau sungguh tidak bisa ditebak."

"Itu masalahmu."

"Itu masalahmu juga, hyung."

"Maksudmu?"

Hoseok hanya tersenyum sambil mengendikkan bahu. Yoongi melihat hal itu dengan alis mata yang dinaikkan sebelah.

"Ha Ni-ya!" seru Hoseok.

Min Ji dan Ha Ni kompak menoleh ke arah Hoseok. "Kemari, kemari!" kata Hoseok sambil melambaikan tangan.

Ha Ni sejenak menatap kearah Yoongi, lalu setelahnya menggeleng pelan. Yoongi terkejut melihat tingkah anak semata wayangnya.

"Min Ha Ni!" seru Yoongi. "Kemari!"

Terlihat raut ketakutan terpancar di wajah anak itu. Ha Ni semakin mendekatkan dirinya pada Min Ji.

"Tuan Min, bisakah Anda tidak berteriak pada anak kecil?" kata Min Ji dengan raut wajah tidak suka yang ketara.

Yoongi mendesah berat. Ia berjalan ke arah Ha Ni yang masih dipeluk oleh Min Ji. Pria itu menggenggam lengan kecil Ha Ni. "Ayo pulang."

Ha Ni menggeleng. "Tidak mau. Nanti ayah marah."

"Ayah tidak akan marah. Ayo cepat pulang."

"Ayah bohong."

"Tidak."

"Bohong!!"

Yoongi menekan bibirnya, mencoba untuk tidak mengeluarkan bentakan atau yang lebih parah, sebuah umpatan.

"Cepat. Pulang. Sekarang. Juga." ujarnya dengan penekanan di setiap kata.

"Ayah jahat! Ayah tidak sayang Ha Ni!!! Pergi! Ayah pergi sana!!" Ha Ni berseru garang.

"MIN HA NI!"

Akhirnya satu bentakan keluar dengan mulus dari bibir tipis Yoongi. Pria itu terlihat sudah mulai emosi.

Bayangkan saja, anaknya menolak bersama dengannya dan malah memilih bersama wanita yang baru dikenalnya kurang dari satu jam! Apa yang lebih hebat daripada ini?

Yoongi merasa harga dirinya telah dijatuhkan ke titik terendah sekarang. Ia terlihat seperti sang antagonis sekarang.

Ha Ni sempurna menangis. Ayahnya terlihat menyeramkan sekarang. Sedangkan Min Ji berdiri dari kursinya. Wanita itu menatap tajam ke arah Yoongi.

"Bisakah kau tidak membentaknya? Orang tua macam apa kau ini, Tuan Min?" kata Min Ji kesal.

"Tahu apa kau tentang aku, Nona Song? Tolong jangan ikut campur dan segera berikan Ha Ni padaku."

"Permisi, anakmu lah yang ingin bersamaku. Dia yang menolakmu, jadi jangan salahkan diriku."

"Baik. Jadi apa sekarang kau bisa melepaskannya?"

"Tidak."

Yoongi menatap tidak percaya kearag wanita di hadapannya. Hoseok sekarang tengah berlutut dihadapan Ha Ni dan mencoba membujuk anak itu. Namun Ha Ni sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya di pinggang Min Ji.

"Apa kau sudah hilang akal, Nona Song?" kata Yoongi.

"Mungkin kau benar. Melihat Ha Ni diperlakukan seperti ini olehmu, aku jadi ragu kalau dia bahagia di rumahnya. Karena bahkan didepanku kau sudah berani membentaknya, apalagi jika dirumah."

Rahang Yoongi mengeras. "Tidakkah kau keterlaluan? Kau orang asing yang dengan seenaknya ikut campur masalah orang lain."

"Aku akan membela anak yang tidak bersalah."

Yoongi tertawa remeh. "Begitukah? Kau membuatku terlihat seperti orang tua brengsek sekarang."

"Benar."

"Kalau kau begitu menyayanginya, kenapa tidak kau bawa saja dia bersamamu? Urus dia, besarkan dengan cinta dan kasih sayangmu itu," ujar Yoongi remeh.

Terlihat raut tidak percaya bercampur kaget yang menghiasi wajah Min Ji.

"HYUNG! APA KAU GILA?!" Hoseok memekik marah.

"Kau diam, Hoseok!" ujar Yoongi sambil menunjuk Hoseok. "Bagaimana? Kau tidak mau, kan? Maka kalau begitu sekarang silahkan keluar, hari ini kau aku liburkan."

"Baiklah," ujar Min Ji tiba-tiba.

"Apa?"

"Aku akan membawa Ha Ni seperti yang kau minta."

Yoongi terlihat kaget dengan jawaban wanita itu.

"Kau tahu, Tuan Min Yoongi yang terhormat. Kau adalah orang tua paling buruk yang pernah kutemui. Ayo pergi, Ha Ni," Min Ji menggendong Ha Ni yang masih terlihat sesenggukan.

Ia menatap tajam Min Yoongi sebelum benar-benar melewati pria itu dan keluar dari ruangan.

Yoongi masih diam terpaku, sampai suara Hoseok menyadarkannya.

"Kau benar-benar sudah gila, hyung. Orang tua brengsek!" []

Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang