Kesan

10.7K 1.3K 11
                                    

Orang bilang kesan pertama itu seperti kesan terakhir. Lalu bagaimana kesan pertamaku untuk pria sepertimu, Tuan?


***




Min Ji menghela napas panjang. Ia mencoba untuk menenangkan diri. Sekarang dihadapannya terpampang sebuah gedung megah dengan sebuah tulisan besar di atasnya : Min's House.

Ya, setelah kemarin ia mendapatkan telepon dari seseorang yang bernama Jung Hoseok  -seperti yang Eun Hye katakan sebelumnya-  ia akhirnya disuruh untuk langsung datang kesini dan bertemu dengan Presdir Min Yoongi.

Yang Min Ji dengar dari Eun Hye kemarin, Presdir Min itu orangnya sangat dingin. Kata-katanya kadang sangat menusuk, karenanya Eun Hye sudah mewanti-wanti dahulu supaya dirinya bisa sabar.

Ia hanya mengangguk saat Eun Hye berkata dengan serius saat itu. "Pokoknya kau harus ekstra sabar, dan jangan diambil hati!" Kata wanita beranak satu itu kemarin.

Min Ji mengendikkan bahu. Tidak mungkin seseorang bisa semenyebalkan itu, kan? Eun Hye memang kadang suka melebih-lebihkan sesuatu.

Gadis itu pun dengan langkah yang terkesan percaya diri, memasuki gedung setinggi 30 lantai tersebut. Sebelumnya Min Ji telah diberitahu bahwa ruangan Min Yoongi ada di lantai 27.

Ia berjalan menuju tempat lift. Disana ada tiga buah lift dan dua diantaranya penuh dengan para karyawan. Min Ji melirik jam tangannya. Ini sudah pukul 07:45 dan dia harus tiba di tempat Min Yoongi tepat pada pukul delapan.

Min Ji mendesah gusar saat melihat lift yang tak kunjung terbuka ditambah para karyawan yang terus saja berdatangan. Gadis itu jadi berpikir apakah kantor sebesar ini hanya mempunyai tiga lift?

Min Ji semakin kalang kabut saat lift terbuka dan ia tidak bisa masuk karena terdesak oleh orang-orang lain.

"Ish! Bagaimana ini? Tinggal sepuluh menit lagi!!" ocehnya.

Min Jin melirik sebuah lift yang berada di ujung kanan. Lift itu sama sekali tidak dikerubungi oleh karyawan seperti dua lift lainnya. Oke, dia tidak punya pilihan lain. Maksudku apa dia akan melakukan hal gila dengan menaiki tangga darurat sampai ke lantai 27? Jangan bodoh.

Dengan langkah pasti ia berjalan ke arah lift itu dan masuk ke dalamnya, tidak memperdulikan tatapan horor dari sebagian besar karyawan yang ada disana.

Min Ji keluar dari lift setelah sampai ke lantai tujuannya. Kembali, ia melirik jam tangannya. Sebentar lagi. Ia mempercepat langkahnya sehingga tanpa sadar ia menabrak seseorang.

"Ya Tuhan!" Min Ji memekik. "Maafkan aku, maaf."

Gadis itu buru-buru menunduk meminta maaf. Ia tidak mau memperpanjang masalah.

"Oh, Nona Song? Kau Nona Song Min Ji, bukan?"

"Kau Tuan Jung Hoseok?"

"Ya benar. Aku Jung Hoseok. Akhirnya kau datang juga," ujar Hoseok sambil tersenyum ramah.

Min Ji meringis. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maafkan aku. Tadi liftnya sangat penuh, jadi ya... Begitulah. Maaf karena terlambat."

"Ah tidak. Kau tidak terlambat. Ayo, silahkan. Kutunjukkan ruangan Presdir Min."

"Ya, terima kasih."

Min Ji akhirnya mengikuti arahan Hoseok. Pria Jung itu membawanya ke depan sebuah pintu kaca besar. Beberapa bagian kaca itu dibuat agak buram sehingga orang luar tidak bisa mengetahui keadaan di dalam.

Hoseok memencet sebuah bel kecil ditembok samping pintu. Min Ji sedikit mengerut. Bukankah bel terlalu berlebihan? Memangnya sebesar apa ruangan itu hingga ketukan di pintu sampai tidak terdengar?

Namun Min Ji tidak terlalu memperdulikan hal itu. Toh itu adalah hak dari si pemilik perusahaan. Ia bisa apa, jadi pegawai pun belum. 

Hoseok masuk kedalam ketika sebuah lampu kecil di dekat bel itu menyala. Min Ji mengikuti langkah Hoseok. Ia langsung terkejut melihat ruangan seorang Min Yoongi.

Ruangan itu sangat luas dan terkesan mewah. Di sebelah kiri ada satu set sofa beserta mejanya, persis seperti yang ada di ruang tamu. Lalu di sebelah kanan terbentang karpet beludru berwarna abu-abu gelap. Min Ji juga bingung apa gunanya tempat kosong sebesar itu.

Sunguh, ruangan ini begitu besar kalau hanya untuk satu orang.

Min Yoongi mendongak menatap Hoseok. Ia membenarkan letak kacamatanya yang sedikit turun. Terlihat seperti halnya pengusaha-pengusaha yang cerdas dan berwibawa.

"Presdir," ujar Hoseok. "Ini adalah desainer yang telah kuceritakan kemarin. Nyonya Eun Hye sendiri yang merekomendasikannya. Namanya nona Song Min Ji."

Hoseok dengan semangat memperkenalkan Min Ji. Min Ji hanya tersenyum canggung.

Min Yoongi terlihat tidak terlalu peduli dengan ucapan Hoseok. Pria itu lantas melepas kacamatanya dan menaruh benda itu diatas meja. Ia menyenderkan punggungnya di kursi dan menatap Min Ji dengan pandangan menilai.

"Jadi kau orangnya?" ujar Yoongi.

Min Ji mengangguk pelan. "Benar, Tuan Min."

"Dia adalah adik kelas sekaligus anak didik dari desainer Seo Yeon Hwa. Kau tahu dia kan? Nona Song ini juga telah banyak memenangkan penghargaan di bidang perancangan busana. Dia jug--"

"Hoseok,"

Yoongi memijat pangkal hidungnya. Ia malas jika Hoseok sudah mulai tidak bisa berhenti bicara.

"Iya, presdir," Hoseok menjawab dengan kikuk.

"Aku sudah tahu. Sekarang biarkan dia yang berbicara, oke?"

"Baiklah, presdir."

"Silahkan perkenalkan dirimu, Nona Song."

Min Ji mengulum bibirnya. Ia gugup setengah mati sekarang. "E-a-aku, namaku Song Min Ji. Aku melamar perkerjaan disini atas saran dari temanku, Lee Eun Hye. Kuharap kau bisa menerimaku."

Min Yoongi menaikkan sebelah alisnya sambil mengangguk mengerti. "Jadi itu artinya kau masuk kesini karena koneksi?"

"Maaf?"

"Tentu saja. Kau murid dari desainer kenamaan dan juga teman dari istri seorang pengusaha besar. Tentu saja mudah bagimu untuk bekerja dimana saja, bukan?"

Min Ji tersenyum paksa. Sungguh dia tidak menyukai bagian sangat mudah mencari pekerjaan.

"Maaf, Tuan. Tapi bagiku alasanku untuk diterima bekerja adalah karena kompetensiku, bukan koneksiku."

Min Ji melihat Yoongi yang mengerutkan dagunya sambil menaikkan kedua alis terkesan merendahkan dirinya.

Min Ji menatap tajam pria itu. Ia sungguh tidak suka dengan cara Yoongi bersikap.

Dasar tidak sopan.




TBC

***
Ayo, ayo, dikomen :v

Terima kasih telah membaca

Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang