Aku rindu diriku sebelum kau mengubahku. Aku selalu bisa menahan diri, tapi jika denganmu … kau memang monster
***
Yoongi mengerjap kecil saat dirasa cahaya matahari pagi terlalu menyilaukan mata sipitnya. Dirinya menggeliat kecil, mencoba merenggangkan tubuhnya. Namun, gerakannya sempurna terhenti saat merasakan pelukan erat pada pinggangnya.
Song Min Ji.
Entah bagaimana kisahnya, gadis itu telah tidur diatas lengan kirinya dan juga tangan gadis itu telah memeluk tubuhnya erat. Min Ji sedikit mengusak wajahnya di dada bidang Yoongi.
Pria Min itu menggeram rendah. Ya Tuhan, apa belum cukup semalam keimanannya diuji? Kenapa sekarang ia malah mendapatkan godaan yang lebih parah lagi?
Cukup.
Yoongi tidak ingin menjadi lelaki brengsek yang dengan tidak sopan menyentuh seorang gadis. Meskipun sekarang Min Ji adalah istri sahnya, baik dimata Tuhan atau hukum, dirinya tetap tidak ingin memaksakan keinginannya.
Dengan susah payah, ia menarik diri dari pelukan Min Ji yang selalu mengerat setiap kali ia berusaha menjauh. Sial, gadis ini sungguh berbahaya.
Yoongi membuang napasnya pelan saat berhasil lepas dari Min Ji dan bangun. Ia mengacak surainya kasar. Tuhan, sudah lama sekali tempat tidurnya tidak ditiduri oleh seorang perempuan.
Min Ji terlihat masih betah tidur. Kemarin ia pasti sangat lelah, kan? Jadi pengantin itu melelahkan memang. Jangan tanya kenapa Yoongi bisa menyimpulkan seperti itu, dia sudah menikah dua kali, ingat?
Yoongi memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan mengguyur kepala berisi otak penuh dosanya dibawah kucuran air.
Beberapa saat setelah Yoongi masuk ke kamar mandi, Min Ji menggeliat dalam tidurnya. Telinganya menangkap bunyi berisik dari arah kamar mandi.
Sedikit mengucek matanya dan merenggangkan tubuh, Min Ji mulai bangkit dan duduk diatas ranjang. "Eughh, aku dimana ini?" matanya menelusuri kamar yang sedang ditinggalinya.
Didominasi warna putih dan hitam, kamar ini terlihat elegan. Ada jendela besar di samping kiri tempat tidur. Di dekatnya ada sebuah sofa panjang berwarna putih. Lalu ada televisi, juga sebuah lemari besar.
Oh, Tuhan!
Min Ji menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Aku sudah menikah, kan?" pekiknya lirih.
Ia mengenali lemari dan bangku kecil sialan itu. Dua benda yang membuatnya memeluk Yoongi erat saat hanya memakai handuk semalam.
Tunggu, Yoongi! Mana pria itu?
Dan sedetik kemudian, Yoongi keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana trainingnya.
Min Ji membulat melihat pemandangan yang sebenarnya indah itu. Bayangkan saja, Min Yoongi dengan rambut hitamnya yang basah dan terlihat berantakan. Tubuhnya yang berkulit sedikit pucat dan masih setengah kering dengan enam balok menawan yang tercetak disana.
Mimpi apa Min Ji bisa mempunyai suami seperti Yoongi? Nasibnya sungguh sangat amat baik.
"Apa tidurmu nyenyak?"
Suara yang sedikit berat itu menyapa gendang telinga Min Ji dengan halus, membuat gadis 27 tahun itu sedikit terkesiap.
"A-ah, ya. Cukup nyenyak," jawabnya canggung.
Yoongi mengangguk. "Baguslah." Ia berjalan mendekati Min Ji. "Kau tahu, Nona Song."
"Apa?"
Yoongi menaiki ranjang. Merangkak pelan mendekati Min Ji. Gadis itu refleks memundurkan tubuh saat merasa jaraknya dan Yoongi makin terkikis.
Namun sial baginya, tubuhnya telah menyentuh kepala ranjang. "T-tuan Min," cicitnya. Kedua tangan Min Ji terangkat untuk menahan bahu lebar Yoongi. Mencoba menghentikan pria itu supaya tidak terlalu dekat dengannya.
"K-kenapa? B-berhenti mendekat!"
Yoongi tersenyum miring melihat kegugupan Min Ji. Sekarang jarak wajah mereka hanya terpaut sepuluh senti.
"Kenapa tidurmu sangat berantakan?" Yoongi berujar tepat di depan wajah Min Ji. Min Ji bisa merasakan bau mint menguar dari mulut pria di depannya.
"Benarkah?"
"Hmm." Yoongi mendekatkan dirinya. Wajahnya menyasar pada ceruk leher Min Ji yang menguarkan aroma vanilla yang sangat kuat. "Kau bahkan memelukku."
Min Ji meremang saat merasakan napas hangat Yoongi menerpa lehernya. Sekarang bibir Yoongi sudah sangat dekat dengan leher putih itu. Leher yang telah menggoda Yoongi sedari tadi. Salahkan Min Ji yang mengikat rambutnya tinggi-tinggi sehingga leher jenjangnya terekspose sempurna.
"A-aku tidak sengaja," kilah Min Ji. Tangannya masih berusaha mendorong bahu Yoongi supaya menjauhi area lehernya.
"Kau tahu betapa sulitnya aku bertahan semalam?"
"Huh?"
"Seorang gadis tidur tepat di sebelahku dan memelukku," Min Ji merasakan bibir Yoongi yang sesekali menyentuh lehernya saat pria itu bicara. "Katakan, bagaimana pria sepertiku bisa menahan godaan sepeti itu?"
Cukup sudah.
Yoongi tidak bisa menahan lebih lama lagi.
Ia mengecup leher itu, membuat Min Ji seketika menegang. Seolah mengecup saja belum cukup, Yoongi mulai mengendusi leher itu dan menjilatinya.
Min Ji meremat tangannya yang berada di depan dada Yoongi. Menutup mata dan menggigit bibir untuk menahan suaranya.
Seperti hilang kendali, Yoongi memposisikan Min Ji untuk berbaring di bawah kungkungannya. Yoongi masih setia bermain dengan leher berbau vanilla itu.
"Eumh,"
Min Ji merutuki dirinya sendiri saat suara itu berhasil keluar dari mulutnya.
Kumohon kutuk Yoongi sekarang juga. Karena pria yang telah mengumumkan pada semua orang bahwa dia sangat tidak menyukai makluk bernama wanita itu sekarang malah dengan kurang ajar mencium, menghisap, dan menjilati leher Min Ji.
Min Ji tidak tahu kenapa Yoongi bisa sampai seperti ini. Yoongi yang ia kenal adalah pria kaku yang bahkan terlihat sangat tidak menyukainya.
Min Ji meremas rambut hitam Yoongi saat merasakan tangan pria itu mulai masuk ke dalam piyamanya dan mengelus punggungnya. Iya, Min Ji tidak menggunakan bra, karena menggunakan bra saat tidur itu tidak sehat.
Ia mati-matian menahan lenguhannya saat Yoongi berulang kali mengusap punggungnya acak. Meninggalkan bekas panas yang ia sendiri tidak mengerti rasa apa itu.
Yoongi masih menikmati kegiatannya. Leher Min Ji sekarang telah jadi salah satu kesukaannya. Lalu, benda kesukaan harus ditandai supaya orang lain mengetahuinya, kan? Dan berdasarkan alasan itu, Yoongi menghisap kuat leher Min Ji dan meninggalkan ruam kemerahan disana.
"A-ah!"
Satu pekikan Min Ji seolah membuat Yoongi tersadar. Ia menghentikan semua kegiatannya. Tuhan, apa yang telah ia lakukan?!
Min Ji terlihat berantakan sekarang dan Yoongi sangat menyesal sekaligus malu.
"Ya Tuhan! M-maafkan aku, Min Ji-ssi." Yoongi mengacak rambutnya. "Tuhan, apa yang kulakukan! Aku sungguh minta maaf, Nona Song."
Min Ji bangkit dari tempat tidur. "O-oke. A-aku akan mandi dulu." Ia takut jika Yoongi akan melanjutkan kegiatannya lagi.
Min Ji berlari ke arah kamar mandi. Sedang Yoongi masih dalam mode menyumpahi bibir kurang ajarnya.
"Apa itu tadi? Kenapa aku bisa seliar itu?! Sialan!" []
***
Entah kenapa pikiran gue lagi nista. Efek stres karena ujian kali, ya? Hah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know
FanfictionWas #1 agustd Min Yoongi seorang pria dengan harga diri tinggi dan sangat dingin. Dan yang paling penting, dia tidak menyukai wanita. Bukan, dia bukan seorang gay, hanya saja ia benci wanita karena suatu hal. Song Min Ji hanyalah gadis 27 tahun den...