Suasana kantin tidak pernah sepi dari keramaian para siswa yang ribut memesan makanan dan minuman. Berbeda dengan ketiga cowok yang selalu duduk di tengah-tengah kantin itu. Bukan makanan yang mereka ributkan, melainkan cerita-cerita yang nggak jelas. Banyak saja bahan cerita yang selalu mereka dapatkan.
Yang lebih menyebalkan dari itu, mereka selalu lupa dengan nada suara mereka yang sudah seperti toa sepuluh ribu tiga.
"Wuahahaha..."
Suara ketiga cowok itu berhasil membuat seisi kantin menoleh kearahnya.
"Diem woy! Dasar toa sepuluh ribu tiga." teriak Sesha anak kelas XI MIPA 1.
Bukannya diam, ketiga cowok itu malah semakin meninggikan suara tawanya.
Sesha semakin geram. Ia kehilangan selera makannya. Padahal sesha paling anti sama makanan yang masih sisa. Sebiji nasi pun jarang sekali tersisa di piring.
Namun yang dianggap aneh oleh teman-temannya adalah kenapa Sesha nggak bisa gemuk. Badannya selalu saja terlihat segitu. Membuat orang-orang gemuk iri padanya.
"Toa sepuluh ribu tiga? Serok!serok!...panci!panci!...wajan!wajan...wajannya bu mari diobral sepuluh ribu tiga." Reynal, salah satu cowok dari ketiga cowok itu semakin menambah suasana menjadi panas.
Kali ini hampir membuat seisi kantin tertawa, kecuali Sesha yang kini emosinya mulai memuncak. Ia menggebrak meja dihadapannya kemudian pergi meninggalkan setengah nasi gorengnya.
Ketiga cowok itu bukanlah bad boy yang terkenal nakal di sekolah. Mereka hanya anak-anak kurang kerjaan yang setiap hari setiap waktu melakukan hal yang nggak berfaedah.
Apalagi si Reynal, cowok dengan postur tinggi, berkulit putih, dan rambutnya sedikit coklat tetapi bukan hasil semir. Setiap istirahat bunyi, tempat yang pertama kali ia tuju adalah kopsis sekolah. Bukan buku, bolpoin, atau peralatan sekolah lainnya yang ia beli. Melainkan permen coklat lima ratus rupiah yang sebungkusnya isi dua. Tak tanggung-tanggung ia membeli sepuluh bungkus.
Cewek-cewek di sekolah itu beranggapan bahwa Reynal menyukai cokelat. Sehingga tak sedikit dari mereka yang saat Reynal ultah memberikan kado cokelat.
Ternyata mereka semua salah, Reynal sebenarnya tak menyukai cokelat. Lalu untuk apa ia selalu membeli cokelat?
Dibagikan.
Ya...Reynal selalu membagi-bagikan permen cokelat kepada setiap cewek yang ia jumpai. Bukan karna suka, nyari simpati, ataupun menunjukkan bahwa ia adalah playboy. No!
Sampai saat ini tidak ada yang berhasil memecahkan sandiwara itu. Terutama Vino dan Bryan, dua cowok yang selalu bersama Reynal. Bahkan soal logaritma berpangkat lima belas pun lebih mudah dicari jawabannya dibanding sifat anehnya Reynal.
Seluruh siswa di SMA Bhakti mengenal ketiga cowok tersebut. Siapa sih yang nggak bakal kenal sama cowok tertampan disekolah? Bahkan mbak kunti dan mbah wewe pun pasti mengenalinya.
Anak-anak SMA Bhakti banyak yang menyebut geng mereka dengan sebutan 'Kunti Cogan'. Alias 'Kumpulan Tiga Cowok Ganteng'. Enggak alay kan?
Setiap hari ada saja yang menebar pesona ke mereka. Namun mereka adalah tipe cowok belut yang nggak gampang diperjuangin.
Bahkan Kunti Cogan punya fans yang kini memiliki akun instagram dengan followers hampir 11k.
"Siapa sih yang pegang akun Kunti Cogan? Kok dia bisa tiap hari dapet foto-fotonya mereka?" bisik-bisik beberapa siswa.
"Iya gue juga kepo."
-----
Ceritanya udah dimulai, simak sampai habis ya:))
Jangan lupa vote dan comment.
Oiya..soal instagram Kunti Cogan yang followersnya udah hampir 11k itu cuma di cerita doang, jadi nggak usah dicari karna nggak bakalan ketemu:D
Wkwkwk. Thankyou
Ditulis: 19 Januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Say In Heart
Teen Fiction#12 - Sendu (6 Desember 2018) Sebuah cerita cinta dipadu oleh seorang indigo yang tak bisa henti membaca pikirannya Orang bilang aku terlalu cantik untuk jadi gadis cuek. Orang bilang aku terlalu pintar untuk jadi gadis nyebelin. Orang bilang aku te...