Chapter 5

181 13 0
                                    

To : Embel-embel grup
21:28

Reynal : Besok pulang sekolah ke tempat biasa.

Vino : Oke

Bryan : Siap!

-----

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Saat ini kunti cogan sedang berjalan menuju area parkir. Para wanita yang masih tersisa di sekolah berjejeran di sepanjang koridor bagaikan menyambut kedatangan Pak Jokowi bersama Wakil dan Menterinya.

Seperti biasa, ketiga cowok itu tetap fokus berjalan dengan pandangan lurus kedepan tanpa menghiraukan para cewek yang tengah berteriak histeris mengagumi mereka. Setiap langkahnya menyerbakkan wangi parfum yang sudah menjadi ciri khas mereka. Merasa dilihat banyak orang, kunti cogan memamerkan senyumnya.

Angin berhembus manja menerpa wajah mereka. Reynal, dengan rambutnya yang sedikit panjang diterpa angin semakin memancarkan ketampanannya. So cool guys! Authornya ikut terpana...

Jaket yang mereka kenakan tanpa menutup rit sleetingnya juga ikut diterpa angin memperlihatkan bentuk badan mereka.

"Oh my God. Pemandangan macam apa ini?" seorang cewek melongo terpesona dengan tampannya mereka bertiga. "Napas gue, oh my God, sejak kapan gue tahan napas? Dan masih hidup? Syukur deh, masih ada kesempatan buat ngeliat mereka lagi." Cewek itu mengatur nafas sambil memegangi dadanya. Lama-lama gue bisa mati nih. Gara-gara mereka gue lupa napas-_-

Tak lama, ketiga cowok itu berhasil menghilang dari pemandangan para fansnya. Mereka langsung melesat pergi menuju tempat tujuan mereka.

Mereka memasuki sebuah cafe yang hanya menyajikan minuman kopi. Kemudian menempati meja yang bersandingan dengan tembok. Tembok aja ada sandingannya. Kamu?

Seorang waiter datang dan menyerahkan buku menu.

"Tiga white coffee topping cream vanila?"

Mereka bertiga memang mempunyai selera kopi yang sama.

"Iya." jawan Bryan

"Baik." kemudian waiter pergi ke arah dapur.
Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang.

"Bahas misi yang mana nih?" tanya Vino

Mereka sudah hafal apa yang menjadi tujuan mereka datang ke cafe ini. Tujuan utamanya adalah membahas misi. Ck..ck..ck.. sudah kaya manager aja. Namanya juga cowok-cowok kurang kerjaan.

"Masih inget cewek yang waktu itu?" tanya Reynal

"Yang dikantin?" Vino memastikan

"Yap."

"Astaga, gue sampai lupa mau marah sama dia. Sumpah yang waktu itu nyebelin banget. Pengen gue buang ke laut biar jadi duyung sekalian." ucap Bryan kesal

"Misi yang ke-99 ini berupa tantangan." Reynal mulai berbicara serius

"Maksudnya?"

"Kita bikin tantangan gimana caranya bikin cewek itu ngomong, senyum bahkan ketawa sekalian, dan yang lainnya menyusul. Asal jangan bikin nangis."

"Kenapa?"

"Ya kali, cowok kaya kita bikin cewek nangis. Gue sih malu." sahut Bryan

"Nah, itu." ucap Reynal

Vino mengangguk-anggukkan kepalanya.

Saat mereka sedang serius memikirkan segala taktik, seseorang yang sedang mereka bicarakan masuk dari pintu cafe lalu duduk dikursi yang hanya dijaraki dua kursi dari tempat ketiga cowok itu.

Ketiga cowok itu terkejut. Sungguh hal di luar kepala mereka ada seorang cewek mampir ke cafe ini. Jarang sekali ada cewek yang nongkrong di sini, karena kebanyakan cewek nggak suka coffee. Apalagi cewek kaya dia, ini mustahil banget.

"Kayanya mata gue kena gangguan setan deh. Masa gue ngeliat cewek itu di sini." ucap Vino dengan mata melebar.

Sementara Bryan dan Reynal mengucek kedua matanya memastikan apakah benar dia cewek yang sedang mereka bahas?

"Yakin itu cewek yang--"

"Iya itu cewek yang waktu itu." Bryan memastikan itu memang bener cewek yang sedang mereka bahas.

"Gila man, minumannya dia kopi." ucap Reynal

"Cewek spesies apa itu." Vino menambahi

Tiba-tiba mata cewek itu mengarah ke mereka, sontak membuat mereka cepat-cepat mengalihkan pandangannya. Jantung mereka naik turun seperti maling habis ketangkap.

"Duhh, tatapannya nusuk banget. Kayak tusuk kondenya mbok Iyem." Bryan berkata pelan.

Ketiga cowok itu terus memata-matai cewek tersebut. Mereka memperhatikan setiap gerak-geriknya.

"Selera kopinya giwlakk!! Kita kalah."

Lagi-lagi cewek tersebut menangkap basah mereka. Merasa ada yang aneh, cewek tersebut segera menengguk habis coffeenya kemudian pergi.

Mereka bertiga menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap kepergian sang cewek. Secara bersamaan mereka menengguk ludah lalu menatap satu sama lain.

------

Siapa disini yang suka coffee?
Readers girl ada yang pecinta coffee?:v

Baca terus ceritanya sampai selesai ya. Habis ini mereka mau ngapain lagi. Apakah mereka berhasil membuat gadis itu bicara? Makanya dibaca wkwk

Jangan lupa vote dan comment.

Thankyou

Ditulis: 22 Januari 2018

Say In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang