Nabila berjalan pelan melewati jajaran kelas. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Lantas banyak orang tertegun terhadapnya. Pesona yang begitu manis terpancar secara nyata dari dirinya. Sekarang, banyak yang semakin kagum padanya, pada semua perubahannya. Ia telah terlihat menjadi anak sekolahan normal seperti yang lainnya.
Di lain sisi, Reynal tengah menjalani aktifitas anehnya itu. Tiba saat, waktu Reynal tengah mengulurkan permen cokelat tiba-tiba ia terkaget karena cewek yang dihadapannya saat ini adalah Nabila. Entah mengapa ia sontak seperti patung, semua kata-katanya tertelan begitu saja. Tangannya kaku dan tidak bisa di turunkan. Nabila hanya menatapnya sambil tersenyum begitu manis.
"Makasih Reynal"
Hmmm senyumnya begitu manis."Kenapa? Kok diam?"
"Hey" Nabila menepuk pelan pipinya.
"Ehh, iya. Sama-sama" jawab Reynal gugup.
"Ini kelasmu ya?" Sambil melihat-lihat dalam kelas dari depan pintu.
Lalu Nabila berjalan masuk dan perlahan mengitari kelas itu terlihat seperti mengecek tiap-tiap bangku. Sepertinya ia mendapati dimana bangku tempat Reynal duduk. Mukanya terlihat begitu semangat, lalu ia duduk di bangku itu.
Reynal yang terlihat ingin tau apa yang dilakukan Nabila, lantas ia masuk dan hanya menatap kelakuan aneh yang diperlihatkan Nabila.
Lalu hal berikutnya yang dilakukan Nabila adalah membuka buku Reynal dan menulis sesuatu didalamnya. Setelah selesai, ia berdiri dan berjalan keluar dari kelas itu lagi-lagi dengan senyum manisnya. Ia melewati Reynal tanpa kata-kata, hanya menoleh nya bentar lalu pergi meninggalkan kelas itu.
Tak hanya Reynal yang dibuat berpikir terhadap cewek itu, namun juga beberapa orang di dalam kelas itu.
Lalu Reynal buru-buru ke bangkunya tampak seperti ingin cepat melihat apa yang ditulis cewek itu.
Dengan detak jantungnya yang cepat dan tangan yang sedikit gemetar, ia membuka buku itu dan membaca apa yang cewek itu tulis di bukunya.
'deg' begitu ia membacanya"Kamu...i ❤ u"
KAMU SEDANG MEMBACA
Say In Heart
Teen Fiction#12 - Sendu (6 Desember 2018) Sebuah cerita cinta dipadu oleh seorang indigo yang tak bisa henti membaca pikirannya Orang bilang aku terlalu cantik untuk jadi gadis cuek. Orang bilang aku terlalu pintar untuk jadi gadis nyebelin. Orang bilang aku te...