Chapter 4

229 12 0
                                    

Pelajaran sejarah sedang mengisi di kelas XI IPS 1, kelas dari ketiga cowok tersebut.

Berbeda dengan kebanyakan orang yang males dengan pelajaran sejarah yang semua bahan materinya mengacu pada ribuan tahun yang lalu, kelas XI IPS 1 ini justru menyenanginya. Nggak pernah ada yang absen saat ada jadwal sejarah. Karena salah satu faktor yang membuat mereka suka adalah Pak Badrun, guru pelajaran itu. Bukan karna ia masih muda dan tampan lalu disukai, tidak. Melainkan ia guru terlucu sekaligus teraneh sepanjang masa di SMA Bhakti.

Bagaimana tidak, semua materi yang ia terangkan bukan berpacu pada standar kompetensi, melainkan kepada mantannya yang katanya sampai saat ini belum bisa move on juga. Yang dulu ia tembak didepan umum, yaitu ditengah-tengah keramaian bebek.
Sejarah yang aneh-_- Author jadi curiga kalo mantannya itu orang.

"Terus mantannya Pak Badrun sekarang dimana Pak?" tanya Reynal seakan sok peduli.

"Itu yang bikin saya masih menuliskan sejarah cerita sampai saat ini. Dua hari sekali setiap jam 5 sore saya selalu mampir ke kandang bebek buat nyari dia, namun(memasang muka sedih) bebek terus yang saya temui. Huaaa....."

Semua murid tertawa miris mendengar cerita Pak Badrun yang sungguh nggak berfaedah.

"Kayanya dimakan bebek-bebek itu deh Pak." goda Bryan.

"Iya kali Pak. Coba deh besok Pak Badrun dateng ke kandang bebek itu terus cek perutnya satu-satu. Gue yakin pasti ada." Vino menambahi.

"Kalian kira mantan saya telur bebek yang masih di dalam kandungan?!"

"Bisa aja Pak, kan reinkarnasi." jawab Vino

"Udah ah, Bapak nggak kuat nyeritain mantan saya lama-lama. Pusing saya. PR aja deh buat kalian. Tolong dicatat."

Semua murid membuka buku tulisnya dan bersiap untuk mencatat.

"Jelaskan.."

"Bagaimana.."

"Cara membuat.."

"Sejarah kehidupan.."

"Dua puluh tahun silam.."

"Dapat kembali.."

"Bersama dengan mantan di saat ini."

Mendengar kata mantan menjadikan para murid sadar bahwa mereka telah ditipu untuk yang kesekian kalinya.

"Anjirrr!"

"Ahh taikk!"

"Kamprett!"

"Shitt!"

"Badakk!"

-----


"Kantin yuk."

"Udah selesai sama rutinitas lo?" tanya Bryan yang tengah menunggu Reynal membagi-bagikan permen cokelat. Sama seperti setiap harinya.

"Udah, ayo buruan."

Merekapun melangkahkan kakinya menuju kantin dan langsung memposisikan dirinya ditengah-tengah kantin itu. Tempat yang sudah menjadi keramat bagi mereka. Sebanyak-banyaknya siswa yang pergi kekantin, nggak pernah ada yang menduduki kursi ditengah, karena mereka tau siapa penghuninya.

"Ehh, mbok Iyem. Aduhh makin cantik aja dua hari nggak disini." Vino memulai aksinya

"Ahh Vino bisa aja nggodain mbok Iyem. Mbok iyem jadi malu." jawab mbok Iyem sambil menangkupkan kedua tangannya menutupi mulut dan hidungnya.

Say In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang