Chapter 7

156 10 0
                                    

Misi pertama

Pritt..prittt..pritttt

Pak Andre meniup peluitnya tiga kali menandakan para siswa harus segera berkumpul di lapangan. Di jam pelajaran pertama ini anak-anak kelas XI MIPA 1 mendapat jam penjaskes.

Materi yang akan di sampaikan oleh Pak Andre adalah permainan bola voli. Pak Andre memberi tau cara-cara yang benar dalam bermain bola voli. Setelah di rasa paham, para siswa di beri waktu untuk bermain. Dan yang bermain pertama adalah siswa putri . Karena hanya ada 10 orang, jadi mereka hanya bermain 5 lawan 5. Mereka terbagi atas regu A dan regu B. Dan Nabila berada di regu A. Teman-teman yang seregu dengan Nabila sedikit keberatan, sehingga mereka menjadi tidak yakin akan memenangkan permainan ini.

Salah satu pemain regu A mulai men-servis bola dan permainan pun di mulai. Para cowok yang tengah duduk di pinggir lapangan memberikan semangat kepada pemain. Banyak pandangan yang tanpa mereka sadari mengarah kepada Nabila. Bagaikan bunga mawar di tengah-tengah bunga melati. Paling mencolok dan berbeda. Paling cantik dan menarik.

Di sisi lain, Reynal dan Bryan sedang melangkahkan kakinya menuju ruang tata usaha karena mereka di suruh Pak Badrun untuk mengisi tinta spidol. Ruang tata usaha dan lapangan voli hanya berdekatan. Reynal dan Bryan reflek memutarkan pandangannya ke arah lapangan voli karena suara yang begitu berisik.

"Nabila, ayo nabila pukul yang keras!"

Para cowok dan semua pemain di cengangkan dengan kemampuan Nabila bermain voli. Sungguh di luar dugaan mereka. Layaknya atlit, Nabila bermain dengan cekatan dan banyak menghasilkan poin. Ternyata ia memendam banyak bakat selain pintar dalam pelajaran. Padahal banyak siswa yang pintar pelajaran tetapi tidak pintar dalam olahraga.

"Rey, itukan si cewek bikemos (bikin emosi)."
Bryan mencekal lengan Reynal dan dan menunjuk ke arah Nabila.

"Ngapain dia disana?"

"Ganti baju kali."

Reynal menjitak kepala Bryan
"Ganti baju pala lo pe'a. Itu di tengah lapangan bego."

"Lha itu tau, pake tanya."

"Gilak."
Reynal tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kok gue, lo yang gila."

"Gilak."

Bryan ingin menonjok Reynal, namun seketika terhenti ketika Reynal melihat ke arah lapangan tanpa berkedip.

"Jangan kebanyakan melamun. Kesurupan lagi tau rasa lo."

"Lo liat ke arah cewek itu sekarang."

Bryan memenuhi permintaan Reynal.

"Lo liat minimal 10 detik."

"Kenapa?"

"Nurut aja."

12 detik kemudian

"Apa yang lo liat?"

"Cantik. Gilak."

Mereka berdua memandangi cewek itu dengan cukup lama. Sampai akhirnya mereka tersadar dengan nasib spidol Pak Badrun. Saat mereka membalikkan badannya. HAP!!
Pak Badrun berdiri gagah dengan kedua tangan di pinggang dan menatap tajam mereka berdua.

"Hehe..ada Pak Badrun. Ini pak spidolnya tadi kita mampir ke wc dulu."
Mereka berdua tersenyum kecut sambil menyodorkan spidol.

"Habis nemu apa di kamar mandi?"

"Anu pak..ehh..ti..tikus. Iya tikus. Tadi nemu tikus pak."

"Tikusnya cantik ya?"

"Hehe..iya pak cantik."

"Sama mantan saya cantikan mana?"

Bryan dan Reynal sebentar saling memandang. Lalu Reynal menjawabnya.

"Cantikkan tikusnya pak."

"Ohh"
Pak Badrun menganggukkan kepala.

Reynal dan Bryan memutuskan untuk kembali ke kelas .

"Eh, tunggu dulu."

"Apa lagi Pak?"

"Boleh minta nomer hp tikus itu?"

"Boleh Pak"

Pak Badrun mengeluarkan ponselnya. Sedangkan Bryan tampak kebingungan.

"Berapa?"

"Kosong delapan lima satu..."

"Terus?"

"Pak Badrun kena tipu. Hahaha."

Reynal berlari meninggalkan Pak Badrun dan di ikuti oleh Bryan. Sedangkan Pak Badrun menatap mereka kesal.

Reynal dan Bryan terengah-engah begitu sampai di kelasnya sambil tertawa-tawa nggak jelas. Membuat teman kelasnya heran terhadapnya.

"Rey, bukannya kita belum ngisi tinta spidolnya?"

"Udah biarin aja."

"Haha, dasar comber lo."

Tak lama kemudian guru matematika datang dan menyerahkan selembar kertas ke setiap siswa. Tandanya hari ini adalah ulangan dadakan. Reynal celingak-celinguk melihat keadaan kelas, setelah di rasa aman, ia menulis sesuatu di secarik kertas kemudian di serahkannya kepada Reynal dan Vino yang hanya duduk di samping dan belakangnya. Mereka berdua langsung membacanya.

"Istirahat pertama kita jalanin misi pertama kita. Langsung ke kelas XI MIPA 1."




-----

Ngegantung wkwk.

Jangan lupa vote dan komen.

Ditulis: 25 Januari 2018


Say In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang