Melody berjalan di koridor bersama Raya dan Rayn karena sahabatnya yang lain sudah pulang kerumah masing-masing.
"Mendung banget woy gue kedinginan, nyesel gabawa anduk"
"Yang bener gabawa jaket, bukan gabawa anduk ! Dasar cewek bloon" ujar Raya gemas dengan tingkah Rayn.
"Ih Raya kasar..."
"Apalo ?!" Nararya pun menyibakkan rambutnya dengan gaya dan ekspresi yang dibuat-buat.
"Udah eh, ini gue pulang naik apa ya"
Rayn dan Raya yang hampir bertengkar menoleh kearah Melody.
"Naik angkutan umum aja Dy"sahut Raya seraya mulai fangirling melalui ponselnya. "Bisa sih, tapi jam segini biasanya udah gaada yang kearah rumah gue. Mana Kak Mia gabisa jemput lagi, katanya motornya mogok didaerah kampusnya" .
Raya mengangguk mengerti sementara Rayn mengangguk tidak mengerti.
"Pulang sama gue"
Seketika mereka bertiga berbalik mencari asal suara.
Dan cowok itu adalah Rangga, yang sudah memakai jaket hoodie dan membawa tas gitarnya.
"Eh ? Kan tapikan gue dijemput.." mereka semua mengalihkan perhatian kearah Rayn yang ke geeran.
"Bukan elo bego, maksudnya Melody" desis Raya dengan ganas.
"Gapapa kok nanti gue naik ojek aja"
"Gak, kita sekalian latihan kan dirumah lu ?"
Melody menepuk dahinya, ia lupa bahwa ia kemarin mengatakan bahwa mereka akan latihan dirumahnya.
"Yaudah, bokap gue lagi keluar kota. Kakak gue pulang malem"
Rangga mengangguk.
Sedangkan Raya mulai menatap dengan tatapan---lo harus ceritain semuanya ke gue---kepada Melody. Ia tersenyum menggoda, "Ekhem. Yaudah gua sama Rayn pulang dulu ya Bye" lalu Raya menarik paksa tangan Rayn yang sedang memerhatikan anak ayam yang nyasar ke koridor sekolah, padahal itu adalah anak kucing.
"Eh Raya tunggu !"
Temen sialan. Awkward banget kalo gaada mereka pasti. Batinnya.
"Yaudah ayo" Rangga pun berjalan kearah parkiran yang mulai sepi, menyisakan beberapa motor.
Ia menyerahkan helm kepada Melody, Melody menerima helmnya dan memakainya. Lalu ia naik setelah Rangga.
Di perjalanan, awan yang bertumpuk menghiasi langit yang sudah berwarna kelabu. Pertanda hujan akan turun.
Melody merasakan jantungnya agak berdebar berdekatan sedekat ini dengan Rangga.
Lalu tiba-tiba mereka mulai merasakan rintik hujan mengenai tubuh mereka.
"Rangga ! Ujan !"
Rangga menaikan kecepatan saat rintik hujan yang tadinya sedikit mulai menjadi banyak. Dan lama-lama gerimis berubah menjadi hujan deras.
Rangga pun menepi ke halte terdekat. Halte itu sangat sepi, hanya mereka berdua karena biasanya jam segini kebanyakan para pelajar sudah pulang.Rangga memakirkan motornya dan segera turun mengikuti Melody yang saat ini sedang mengusap tubuhnya menggigil.
Rangga membuka jaketnya, dan memakaikannya ke Melody.
Melody terkejut, "Eh gausah gapapa !" Tapi ia malah merapatkan jaketnya.
Rangga tertawa renyah, "Lucu" gumamnya pelan, hampir tak terdengar diantara suara hujan deras yang jatuh ketanah dan atap halte. Tapi Melody mendengarnya, tanpa ia sadari. Pipinya memerah.
Lalu ia menatap Rangga yang sedang menatap kedepan, ia terlihat tampan, salah, triple tampan dengan rambutnya yang setengah basah dan acak acakan. Kemeja sekolahnya basah menampakkan jelas bentuk tubuhnya yang...
Tunggu...kenapa ia jadi malah memikirkan pria ini ?
Sadar sedang dierhatikan, Rangga menatap Melody yang sedang menatapnya hingg tatapan mereka bertemu.
"Gue ganteng ya ?"
Spontan Melody memalingkan wajah dan menyembunyikan wajahnya yang pastinya memerah karena terciduk sedang memerhatikannya.
Rangga tertawa keras. Rangga berhenti tertawa ketika melihat sudut mata Melody yang berkaca-kaca.
"Eh maaf gua cuma becanda gua ga bermaksud" Rangga meraih pundak Melody dengan satu tangannya, merasa bersalah.
Melody menoleh kearahnya dengan mata berkaca-kaca, Rangga menelan salivanya lalu balas menatapnya. Entah kenapa itu membangkitkan sesuatu dalam dirinya, melihat Melody yang terlihat seperti itu. Entah apa, ia tidak dapat mendeskripsikan perasaan aneh ini.
"Eh lo kenapa ?"ujarnya memegang kedua pundak Melody. Hingga mereka kini berhadapan.
"Itu..."
"Apa ?"
"Ada kucing kecil, basah, keujanan, kasian"dan ia mulai mengeluarkan airmata. Rasanya hatinya seperti tersentuh sangat dalam.
Rangga melongo.
"Gu...gue kirain apa"
Melody mengusap airmatanya, ia benci dengan dirinya yang terlalu mudah tersentuh. Kadang airmatanya tidak bisa ia tahan dan keluar tanpa ia inginkan.
...
Melody dan Rangga sampai kerumah Melody dengan keadaan setengah basah.
"Masuk aja"
Mereka berdua pun masuk.
Melody mengambil beberapa pakaian ayahnya dan handuk, lalu ia berikan ke Rangga.
"Nih mandi aja di kamar mandi yang itu. Pake aja dulu baju bokap gue"
"Eh gapapa..."
"Gak ada alesan, ceepetan, nanti lo masuk angin, dan kita gajadi latihan" ia memberikan paksa baju itu lalu segera masuk kekemarnya dilantai dua untuk mandi juga.
Rangga pun terpaksa mengikuti perintah gadis itu. Yang sangat jarang ia lakukan pada perempuan lain.
...
Saat ini mereka ada di ruang keluarga di rumah Melody, mereka sedang duduk dikarpet persia yang ayahnya beli saat sedang dinas di negara itu, sembari bersender di sofa belakangnya.
"Jadi kita mau nampilin lagu apa ?"tanya Melody yang sudah memakai piama yang cukup tebal, karen udara dingin dari hujan yang tak kunjung berhenti.
Rangga meraih gitarnya, "Menurut lo apa ?".
"Gimana kalo...Perfect ?"
...
Hai semua ! Maaf ya kalo ada typo hehe, maaf juga kalo chapternya pendek. Semoga kalian suka, tolong vote dan comment ya ! Terimakasih😊
-Vee-

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Of Heart
Teen FictionRangga merangkul tubuh Melody, menatap jutaan bintang diatas langit yang berkelap kelip dengan indah. Menghiasi langit malam yang gelap gulita. Perlahan ia menarik Melody kedadanya, "Do you hear that ?" "Apa ?" "My heart, beat faster" Wajah Melody...