11.Busted

99 19 0
                                        

"Eh iya Rayn, Tiketnya ya. Itu soalnya antrian nya udah rame"

Seketika wajah mereka memucat.

Kecuali Chelsea yang terlihat tenang, "Bentar ya Om".

Chelsea merogoh tas nya dengan wajah santai, lalu ia terlihat berusaha mencari cari sesuatu di tasnya, di saku jeansnya, dan di dompetnya.

"OMG ! TIKET KITA KETINGGALAN DI MOBIL ! OH TIDAKKK"

"Eh, bukannya kita emang gapunya tik..."Leona segera menutup mulut Rayn.

"Om...ini adalah mimpi Rayn sejak kecil om...hingga ia berusaha mencari uang sendiri dengan menjadi artis, tanpa menyusahkan orangtua nya...dia gatega om, orangtuanya udah kerja banting tulang...siang malam, pulang kelelahan..." ujar Chelsea mulai mengarang bebas, dan membacanya seperti puisi.

Om Gibran kembali mengusap sudut matanya, "Iya Om kenal orangtua Rayn, Ayahnya kan saudara om...Yaudah cepat kalian masuk aja, om yang urus tiketnya" Om Gibran tersenyum tulus.

"MAKASIH BANYAK OM !!!" Seru Rayn lalu memeluk Om Gibran, membuat Om Gibran tersenyum haru.

Lalu mereka berlari kedalam. "DAN PENJAGA ITU SAUDARA ELO JUGA ! SEBENERNYA LO ITU MANUSIA TERHOKI ATAU APA SIH" cecar Leona.

"Gue jadi gaenak boongin orang sebaik Om Gibran...but look at the bright side ! We're in a freakin Concert !!!" Jerit Chelsea.

"Okay, focus to the plan. Lea rekam lagi, Raya nyalain lampunya"sikap histerisnya berubah seketika.

Mereka mulai merekam lagi seraya mencari-cari dimana Melody dan Rangga.

"Guys ! Jadi lama lagi konser nya mau dimulaii ! " Rayn kembali berjalan dengan Lea dan Raya mengikuti didepannya.

"Sepertinya ini ide buruk, mereka malah mengerubungi kita !" Bisik Rayn.

Chelsea menggeleng, ia menarik tangan Leona dan Viona bersamanya lalu mencari Melody di depan beberapa orang yang mengerubungi Rayn.

● ● ●

Melody melihat kerumumunan yang berada didekat pintu masuk seraya berjinjit, suatu pikiran gila bahwa itu teman-temannya menghampiri kepalanya.

Rangga menepuk pundaknya,

"Dy udah mau mulai ,band nya udah nyampe" ujar Rangga seraya tersenyum.

"Rangga"

Rangga pun menoleh, "Iya ?"

"Menurut lu, itu mirip temen-temen gue gak sih ?" Melody masih menatap kerumunan itu dengan tatapan curiga.

"Hm...sedikit sih, tapi kayanya bukan deh" Rangga ikut mengarahkan pandangannya.

● ● ●

Sepanjang Konser, Melody tidak bisa menikmatinya dengan tenang. Ia merasa dibuntuti, sejingga ia merasa tak nyaman. Tepat setelah band itu mengucapkan salam perpisahan dan turun dari panggung, Melody segera mengedarkan pandangannya ke sekitar.

Ia merasa paranoid.

Bagaimana tidak ? Sepanjang konser, ia merasa seperti mendengar suara Rayn, atau perempuan berpakaian hitam-hitam yang mirip dengan Viona, Bahkan seorang perempuan yang sedari tadi memegang kamera yang mirip dengan Lea. Tapi ia tahu Lea tidak mungkin memakai pakaian sefeminim itu, dan ia bahkan seperti melihat  fangirl yang memakai pakaian mencolok yang mirip dengan Leona.

Ia tidak merasa merindukan teman-temannya sebesar itu hingga membayangkan orang-orang yang bahkan mungkin tidak ada sangkut paut dengannya itu sebagai 7 sahabat konyolnya.

Melody menghembuskan nafas, lalu memijit keningnya. Pemikiran konyol, pasti mereka semua saat ini sedang menonton konser band ini secara live lewat laptop di kamarnya seraya memakan berbagai camilan bersama.

Genggaman tangan Rangga di tangannya membuat semua pemikirannya seketika buyar. Ia menoleh dan menatap Rangga  yang sedang menatapnya dengan pandangan tidak terbaca. "Ayo" ujarnya, Melody mengangguk dan mengekori Rangga. Ia tidak berusaha menolak saat Rangga terus menggenggamnya agar mereka tidak terpisah.

Saat mereka sudah sampai di parkiran, suara dering ponsel terdengar. Rangga meraba saku celananya, "Gue angkat dulu" ujarnya dengan nada lembut, yang mungkin tanpa lelaki itu sadari membuat Melody merasakan hangat menjalar didadanya. Melody mengangguk, lalu membiarkan Rangga menjauh untuk mengangkat panggilan dari ponselnya.

Rangga mengangkat panggilan itu,

"..."

"Ya, dia lagi sama gue sekarang" ujar Rangga seraya mencuri pandangan kearah Melody yang sedang memainkan ponselnya.

"..."

"Tenang aja, rencana lo bakal berhasil kok"

Jawab Rangga seraya tersenyum licik.

● ● ●

"Hai guys, jadi konsernya udah selesai ! Seru banget kan !" Rayn mengibaskan rambutnya seraya tersenyum manis kearah Kamera.

"Woy artis, kameramen pegel nih. Digaji kagak, tangan gue encok iya" seru Lea keras-keras.

"Lea, lo tuh harus prosefonal. Raya aja gak ngeluh"

"Profesional" koreksi Leona dengan pelan, sanking lelahnya dia.

"Iya maksud gue itu, Raya aja gak ngeluh" tunjuk Rayn.

Raya melotot, seperti siap meledak. Namun Leticia mengelus pundaknya agar dia tenang.

"Eh, liat deh, Rangga lagi nelpon orang ! Kita harus deketin, jangan-jangan itu selingkuhannya !" Fitnah Chelsea seraya berlari kesana diikuti teman-temannya.

Kamera Lea arahkan kepada Rangga seraya menzoom wajah Rangga.

"Jadi ini pacar Melody ! Namanya Rangga ! Ganteng kan ! Mirip aktor sinetron gitu hehe" Rayn kembali berucap lalu tersenyum kembali.

"Senyum manis bernilai ratusan viewers, jadi itu rahasia mu ?" Komentar Viona yang sudah membuka topi dan kacamata hitamnya.

Tindakan itu membuat Chelsea melotot"Viona ! Jangan dilepas !".

"Viona ?"

Suara itu membuat ketujuhnya membeku ditempat.

Penyamaran mereka terbongkar sudah.

● ● ●

Jangan lupa Vote dan Comment ya ! Thanks😄

Melody Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang