5.Hug

166 34 9
                                    

"Rangga, ini siapa ? Pacar lo ya ?"

Spontan, Melody dan Rangga menolehkan wajah kearah sumber suara.

"Diem aja ? Berarti bener"

"Eh tapi engg"

"Gausah banyak bacot deh lo"

"Bahasa nya kasar banget sih sama kakak sendiri, dasar adek tolol"

Tidak ingin mendengar ocehan tidak jelas kakaknya lebih banyak, Rangga segera menarik tangan Melody menaiki tangga. Yang tanpa ia sadari memberi efek yang sangat hebat bagi Melody, sentuhan Rangga pada tangannya seakan memberikan suatu getaran yang ia tidak mengerti.

"CIEEE !!! Dasar penganten baru !"

Tidak menghiraukannya sama sekali, Rangga masih menggandeng tangan Melody dan membawanya menuju kamarnya.

"AWAS JANGAN KEKAMAR BEDUAAN ! NANTI TENGAH TENGAH SET..."

Belum sempat kakak Rangga menyelesaikan kalimatnya, Rangga sudah menutup pintu kamarnya.

"Itu tadi kakak lo ?"

Rangga mengangguk seakan tidak rela bahwa orang aneh dibawah sana adalah kakaknya.

"Iya"

Melody mengedarkan pandangannya ke sekitarnya, kamar Rangga cukup luas. Tidak mengherankan, karena rumahnya saja juga besar. Menandakan bahwa keluarga Rangga adalah keluarga yang cukup berada.

Rangga segera mengambil gitarnya,

Lalu ia duduk diatas kasur kingsize nya dan menepuk tempat kosong disebelahnya.

Melody perlahan mendekat, lalu ikut duduk disana.

"Eh iya, denger-denger lo pinter fisika ya ?"

Rangga mengalihkan pandangannya dari gitar ke gadis disampingnya, yang keliatan cantik banget hari ini, eh setiap hari dia juga cantik. Batinnya, ia segera menepis pikiran anehnya itu. Ia selalu tidak bisa berpikir jernih jika sedang berdekatan dengan gadis disebelahnya ini.

"Rangga ?"

Rangga segera tersadar dari lamunannya, sedari tadi ia terus menatap wajah Melody seperti orang aneh.

Bodoh.

"Enggak sepinter yang lu pikirin, tapi gue paham"

Wajah Melody terlihat berbinar, ia pun mengambil buku dan pena dari dalam tas nya.

"Bantuin gue kerjain peer ya please" ujarnya dengan wajah memelas. "Coba sini gue liat", Rangga mengambil buku fisika tersebut dari tangan Melody, lalu meneliti soal-soalnya. Ia mengerti semua soal ini, lalu ia mengambil pena dari tangan Melody dan mulai mengerjakan salah satu soal.

Melody yang penasaran pun mendekat hingga ia bisa melihat bukunya, tindakan Melody itu membuat jantung Rangga berdebar sangat keras, karena posisi mereka sangat dekat saat ini.

Rangga memakai kacamatanya, yang membuat ketampanannya menjadi triple dalam pandangan Melody. Ia mulai menjelaskan dengan sabar cara mengerjakan soal-soal fisika dihadapannya.

"OHH GUE NGERTII !!!" Seru Melody dengan gembiran, penjelasan Rangga lebih mudah ia mengerti dibandingkan penjelasan guru botaknya yang membuat ia bukannya mengerti, malahan mengantuk.

Melody tersenyum lebar dan mengambil bukunya, yang kini soal-soalnya sudah terisi dengan rapih. Sementara Rangga ikut tersenyum puas saat melihat wajah Melody yang sedari tadi terlihat berbinar. Dadanya menghangat.

Momen hangat itu berhenti seketika ketika terdengar suara berisik dari luar pintu.

"CIEE !!! ADEK GUA UDAH GA JOMBLO LAGI !!! PACARAN DI KAMAR BERDUAAN CIEE !!!"

Melody Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang