Hari ini hari Rabu, tepat setelah bel pulang Sekolah berbunyi, Melody harus segera ke Ruang Musik karena Ekstrakulikuler musiknya akan dimulai sebentar lagi. Dengan tergesa-gesa ia berlari dari kelas menuju Ruang Musik.
"Hadu capek"
Melody masuk ke Ruang Musik yang sudah agak ramai. Mata Melody menyapu sekeliling mencari Rangga, ini adalah hari tampil mereka. Ia sangat gugup sekaligus antusias.
Melody masih mencari Rangg di depan pintu Ruang Musik dengan gelisah, bagaimana kalau Rangga tidak datang ? Batinnya.
"Dor !"
"Aaa !"
Suara 'Dor' itu membuatnya mengusap dadanya, ia berbalik dan wajahnya menubruk dada Rangga.
Rangga tertawa pelan, ia mengacak-acak rambut Melody.
Melody pun mendorong Rangga, dan melihat Rangga dengan wajah berbinar. Melupakan apa yang terjadi beberapa saat lalu.
"YEAY ! AKHIRNYA LO DATENG !" Melody melompat bahagia serta dengan semangatnya, ia langsung menarik tangan Rangga untuk masuk kedalam hingga beberapa orang memerhatikan mereka.
Rangga tersenyum lebar, dan Melody seakan tidak peduli dengan pandangan sekitar ia terus menggandeng tangan Rangga dan mencari tempat duduk mereka.
"Ketemu !"
Ia menarik tangan Rangga kesana, lalu duduk dengan senyum yang masih terukir di wajahnya.
"Kita tampil keberapa ?" Bisik Rangga kepada Melody, yang ditanya pun mengangkat kedua bahu, "Tidak tahu".
Bu Anna muncul dan mengatakan ia akan mengumumkan penampilan mereka secara random . Rangga dan Melody pun mendapat nomor urut 5.
2 penampilan telah berlangsung, rasa antusias dan semangat Melody rasanya mulai menghilang. Ia mulai gugup kembali karena 2 penampilan barusan itu sangat bagus, bagaimana dengannya ?
Seakan mengetahui kegugupan Melody, Rangga menggenggam tangan Melody seakan menyalurkan kekuatannya.
Melody menoleh, hatinya menghangat. Ia tahu harusnya ia menarik tangannya saat ini juga, tetapi ia hanya....tidak bisa.
Setelah beberapa penampilan, nama mereka pun dipanggil.
Melody dan Rangga beranjak dari tempat duduk mereka, Rangga membawa gitarnya. Mereka berjalan kedepan ruangan.
Rangga duduk di kursi yang telah disediakan, lalu mengeluarkan gitarnya.
Sedangkan Melody berdiri didepan mikrofon, bersiap-siap.
Come on Melody ! You can do it ! Ini sama kok kayak di cafe !
Melody menghembuskan nafasnya,
"Silahkan dimulai" ujar Bu Anna dengan senyuman diwajahnya.
Melody menoleh kearah Rangga, yang juga sedang menatap kearahnya. Rangga mengangguk.
Ia pun mulai memetik gitarnya, Rangga dan Melody mengucapkan lirik pertamanya bersamaan.
"Kita remaja, yang sedang, dimabuk asmara
Mengikat janji, bersama, selamanya...
Hati telah terikat, sepasang mata memikat, melambungkan asmara...
Yang selalu meminta...
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Of Heart
Fiksi RemajaRangga merangkul tubuh Melody, menatap jutaan bintang diatas langit yang berkelap kelip dengan indah. Menghiasi langit malam yang gelap gulita. Perlahan ia menarik Melody kedadanya, "Do you hear that ?" "Apa ?" "My heart, beat faster" Wajah Melody...