Melody semakin bingung, Rumah Sakit ? Siapa yang sakit ? Apakah Rangga ?
Tiba-tiba ia merasa khawatir, mungkin berlebihan. Tapi entah kenapa ia merasakannya.
● ● ●
Dengan mengabaikan rasa pusing di kepalanya, Melody berjalan dengan tergesa-gesa di lorong rumah sakit, mencari-cari tempat yang disebutkan oleh Rangga tadi.
Dan ketika ia melihat punggung Rangga dari jauh, Melody tersenyum.
Ia mulai memperlambat jalannya, tersenyum lega. Setidaknya ia sudah menemukan Rangga, tepat sebelum ia akan menyapa Rangga, seorang wanita keluar dari pintu tempat Rangga berdiri didepannya.
Dan seketika, jantung Melody berhenti berdetak.
Itu adalah mamanya, Kirana.
Melody menghentikan langkahnya, dan membeku disana.
Untuk apa mamanya disini ?
Untuk beberapa menit, Melody benar-benar tidak bergerak dan hanya membeku disana sampai wanita itu pergi dan hilang dari pandangannya.
Tepat setelah itu, Rangga menoleh dan melihatnya.
"Melody ?" Ia mulai berjalan mendekati Melody dengan senyum di wajahnya.
"Sejak kapan disini ? Kok gak manggil ?"
Melody tersadar, ia pun mengerjapkan matanya lalu mendongak kearah Rangga.
"Enggak kok baru, Rafael gimana ?" Tanya Melody to the point.
"Keadaannya udah membaik, tulang kakinya patah. Dokter bilang dia harus dioperasi"ujar Rangga dengan kesedihan tersirat di matanya.
Melody menepuk pundak Rangga, "Gue yakin Rafael bisa, semoga gak lama lagi kita bakal denger lawakan garing dia".
Rangga tersenyum kecil, "Iya semoga".
'Kreukkk'
Rangga tertawa terbahak-bahak, sementara wajah Melody memerah menahan malu.
"Ayo kita makan dulu"
● ● ●
Hari ini Melody berangkat dengan terburu-buru. Ya dia bangun kesiangan, semalam ia demam dan Viona datang ke rumahnya untuk merawatnya.
Melody pun akhirnya sampai ke sekolah, ia turun dari angkot seraya berlari kencang.
Persis beberapa detik sebelum gerbang ditutup, Melody berhasil masuk.
Melody pun berhenti sejenak untuk menetralkan nafas nya setelah berlari-lari tadi, panas nya sudah turun sejak semalam hingga ia sudah merasa jauh lebih baik sekarang.
Melody menyeka peluh di dahinya seraya berjalan menuju kelasnya.
"Melody ? Kok tumben baru dateng ?" Tanya Leticia, sahabat sekaligus teman sebangkunya.
"Gue bangun kesiangan"Melody meletakkan tas nya dan segera duduk di kursinya.
Leticia masih menatap nya dengan raut wajah khawatir, "Kata Viona semalem lo sakit ya ? Udah sembuh ?".
Melody mengangguk-angguk, sambil meminum air mineral di botol minumnya .
"Beneran udah sembuh ? Kok bisa sakit ?".
Astaga, Leticia itu memang sangat sangat pendiam. Tapi jika menyangkut kesehatan sahabat-sahabatnya, dia akan berubah seratus persen menjadi orang paling cerewet sedunia.
Melody hanya tersenyum, "Udah Let, tenang aja".
"Kenapa maksain masuk sih padahal masih sakit ? Mending lo dirumah aja istirahat, minum obat, tidur biar cepet sembuh".
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Of Heart
Teen FictionRangga merangkul tubuh Melody, menatap jutaan bintang diatas langit yang berkelap kelip dengan indah. Menghiasi langit malam yang gelap gulita. Perlahan ia menarik Melody kedadanya, "Do you hear that ?" "Apa ?" "My heart, beat faster" Wajah Melody...