1.Ruang Musik

335 46 5
                                    

Melody menatap kertas ditangannya sekali lagi, lalu menatap ruangan yang jaraknya hanya beberapa langkah dari tempatnya berdiri diam saat ini. Ruangan itu terlihat ramai, siswa-siswi berlalu lalang masuk dan keluar dari sana. Ia menghembuskan nafas, lo pasti bisa Melody ! batinnya dalam hati. Ia pun berjalan kesana dengan langkah yakin, "andai ada Chelsea disini, pasti dia bakal nyerocos tentang 'ini adalah pintu yang akan menuntun masa depanmu !' atau 'beberapa langkah darisana adalah langkah menuju masa depan yang lo impikan !" gumam Melody, lalu terkekeh pelan mengingat nasihat dramatis dan bijaksana sahabatnya itu.

Ia masuk ke ruangan melalui pintu yang bertuliskan 'Ruang Ekstrakulikuler Musik', ruangan itu cukup luas dan ramai. Bernuansa hitam putih, keramik lantai nya berwarna Hitam-Putih, dan dindingnya berwarna putih yang dihias dengan stiker-stiker tangga nada raksasa. Berbagai alat musik tersedia disana, ia tersenyum. Ia merasa nyaman berada disini.

Ini hari pertamanya di ekstrakulikuler musik, sebenarnya ia ingin masuk kesini semenjak dia pertama kali memijakkan kaki di sekolah saat kelas 10. Tapi ia belum mempunyai cukup keberanian untuk menampilkan suaranya, ia hanya berani bernyanyi didepan sahabat-sahabatnya, dan keluarganya.

Hingga saat ini, ia dipaksa oleh tujuh sahabatnya untuk mendaftar kesini, dan memuji-mujinya.

Flashback ON

"HUAA !!! GILA CHARLIE PUTH GANTENG BANGET !" seru Raya setelah ia melihat video terbaru dari penyanyi itu. "Heh, apa apaan lo Ray, Charlie Puth itu pacar gue !"protes Rayn dengan tidak terima. "Mulai sekarang gue suka sama dia, jadi lu move on aja sono !"ujar Raya santai seraya kembali menonton video itu. "Awas aja, gue bakal balas budi !", seketika kamar Melody di sore hari itu menjadi hening, semua menatap kearah Rayn yang tidak mengerti kenapa mereka semua melihat kearahnya.

"Yaampun Agatha ku tersayang, yang bener itu balas dendam, bukan bales budi !" Lea menjawab dengan gemas. Lalu terdengar suara ketukan heboh di pintu, semuanya bertatapan. Hanya ada satu orang yang mengetuk pintu---kadang kadang dengan irama music---seheboh itu padahal itu kamar sahabatnya sendiri, yang seharusnya ia bisa langsung masuk seperti yang lain dan tidak perlu mengetuk pintu seheboh itu.

Dengan kesal Leona berdiri dan membuka pintu itu dengan cepat hingga tangan sahabatnya yang masih mengetuk pintu meleset dan malah mengetuk dahinya. Terdengar suara Viona yang terbahak, "Chelsea !" seru Leona dengan suara marahnya. Sementara Viona masih terbahak kencang, dengan dramatisnya Chelsea berkata "Oh Leona ! Apa yang terjadi denganmu ?! wajahmu terlihat sangat merah bagaikan tomat di musim..." "Chelsea !" seru Leona sekali lagi dan Chelsea hanya terkekeh.

Lalu Chelsea dan Viona masuk, "Kabar Gembira !" "Untuk kita semua ! Kulit manggis, kini ada ekstraknya !" potong Viona menyanyikan lagu suatu iklan. "Gue sama Viona abis daftarin Melody ke ekstrakulikuler nyanyii ! Wooohoooo !" sorak Chelsea dengan antusias sambil berjoget yang lalu diikuti Viona, sementara semua yang di ruangan itu menatap dengan tatapan datar. "APA ?!"jerit Melody kaget, "Gak usah Lebay deh Dy, Gue aja enggak. Hehe" Viona berujar tanpa mengaca terlebih dahulu. "Dy, itu bagus buat lu. Gue support lu" Leticia menyahut dengan kalimat yang pendek dan tidak berlebihan.

"Ta...tapi...gue belom siap"

"Emang lu mau kemana Dy siap-siap ?", spontan Leona menjitak dahi Rayn.

"Apa salahnya mencoba ? siapatau ketemu cogan, hehe. Lagipula, itu wadah buat menyalurkan bakat lu Dy, lu itu hebat ! suara lu lebih keren daripada suara Miper !" Raya meloncat mendekati Melody. "Wadah apa ? Ember ? Hahaha" canda Viona dengan tidak lucu.

Flashback OFF

Tanpa ia sadari, saat ini. Keramaian itu sesaat terhenti, semua orang menatap pada satu titik. Ia mendengar seorang gadis berkata, "Gila ganteng banget".

Lalu ia melihat sosok itu,

Mata mereka bertemu, sekejap darahnya berdesir. Jika ia tidak salah lihat, pria itu tersenyum kecil kepadanya. Sangat kecil, nyaris tak terlihat. Atau ia tersenyum kearah lain dan Melody hanya berspekulasi ?

"Hai semua, silahkan duduk ditempat yang tersedia. Dan untuk kedua anggota baru, silahkan maju untuk memperkenalkan diri" terdengar suara Bu Anna. Sementara yang lain duduk di kursinya masing-masing, ia maju kedepan untuk memperkenalkan diri. Dan betapa mengejutkannya ternyata pria yang sempat bertatapan dengannya tadi jugalah seorang anggota baru. Mereka terpaksa berdiri bersebelahan.

"Silahkan perkenalkan diri kalian" ujar Bu Anna dengan suara ramahnya. "Hai semua, Gue Rangga Adiputra dari kelas 11 IPA 2, salam kenal" ia pun memamerkan senyumnya yang membuat cewek-cewek disana berbisik-bisik.

"Mohon tenang"

Saatnya gue yang memperkenalkandiri. "Hai, gue Melody Safira dari kelas 11 IPA 4" ia tersenyum semanismungkin, lalu ada seorang cowok mengangkat tangan. "Udah punya pacar belum ?"godanya yang sontak di hadiahi sorakan, lalu temannya juga mengangkat tangan "Baginomor teleponnya dong" yang kembali disoraki satu kelas. "Sudah-sudah. Rangga dan Melody silahkan duduk disana". Merekapun berjalan kearah kursi yang ditunjuk.

Bu Anna memulai sambutannya untuk hari pertama ekstrakulikuler musik di tahun ajaran baru ini, lalu ia mengumumkan projek pertama di bulan ini.

"Jadi kalian akan ibu bagi secara berkelompok, satu kelompok berisi dua orang. Kalian akan menampilkan satu lagu dengan satu orang bernyanyi, dan satunya lagi memainkan alat musik. Kalian akan menampilkannya di pertemuan minggu depan !"

Bu Anna membagikan kelompok sesuai dengan tempat duduk.

Melody POV

Bu Anna saat ini sedang membagikan kelompok.

Dan tebak.

Yup.

Gue sekelompok sama cowok yang bernama Rangga karena dia duduk tepat disebelah gue.

Setelah kegiatan ekstrakulikuler berakhir, Rangga menghampiri gue di koridor.

"Jadi kapan ?"

"Hah ?" Tolol.

Pasti gue keliatan kayak cewek tolol banget. Gue sedikit kaget dengan pertanyaannya yang langsung to the point.

"Kapan ya ?"

Gue malah balik nanya, dengan bodohnya.

"Lu jawab pertanyaan dengan pertanyaan, mau dirumah gue atau dirumah lo ?"

Gue gelagapan karena tidak tahu harus menjawab apa ditambah tatapan dia yang terus menatap ke mata gue.

"Di rumah gue aja deh" gue menjawab agak ragu, karena hampir tidak pernah ada teman laki-laki yang pernah kerumah gue.

Cowok itu mengangguk, menatap gue agak lama. Lalu pergi melewati gue.

Apa maksud tatapannya tadi ?

...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haii ! Maaf chapter kali ini pendek, chapter selanjutnya bakal lebih panjang kok !

I'm sorry if there is any mistakes, because perfection only belongs to god😇

See you soon !

-Vee-

Melody Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang