"Maaf, saya menolak".
Kalimat itu muncul dari mulut Queen dengan tegasnya. Queen menolak permintaan dari rumah sakit tempat dia bekerja sekarang yang menginginkan Queen untuk pindah ke kota lain yaitu California.
"Miss Accola, kami juga akan merasa kehilangan anda atas mutasi pekerjaan ini, akan tetapi di rumah sakit kota California saat ini sedang membutuhkan dokter psikologi seperti anda". Dokter Jacob yang merupakan direktur dari rumah sakit tempat Queen bekerja mencoba memberi penjelasan atas keputusan perpindahan tersebut.
Saat ini dokter Queen dan dokter Jacob sedang duduk di sofa yang berada di dalam ruangan dokter Jacob, membahas masalah pemindahan kerja Queen.
Sebenarnya untuk Queen pribadi dia tidak keberatan jika harus di pindahkan kemana pun juga. Hanya saja Queen tidak ingin meninggalkan Angel sendirian di Seattle.
"Emm.... Dokter Jacob, bisakah jika anda beri saya waktu untuk menimbangkan masalah pemindaham ini beberapa hari? Karena saya juga punya beberapa kendala yang tidak bisa saya tinggalkan begitu saja". Ujar Queen akhirnya setelah beberapa menit tidak juga dapat memikirkan solusi terbaik untuk Angel.
"Baiklah Miss Accola, saya bisa memberi anda waktu 2 hari untuk mengurus hal dan kepentingan pribadi anda, tapi saya berharap di hari yang telah di tentukan nanti anda bisa memberikan jawaban yang saya harapkan." Jelas dokter Jacob.
Queen pun mengiyakan dan dia pun mengundurkan diri dari ruangan dokter Jacob.
***
"Angel...", Queen memanggil Angel yang terlihat sibuk menambahkan garis-garis pada gambar rancangannya pekerjaannya. Angel mengangkat kepalanya untuk melihat ke asal suara yang sudah sangat dia kenal.
Angel tersenyum sambil melangkah ke arah Queen yang saat ini sedang melangkah masuk ke dalam ruangan Angel. Mereka berdua saling berpelukan.
"Ada angin apa ini, mendadak bisa berkunjung ke kantor ku?" Angel memulai percakapan sambil meletakkan teh mint yang menjadi favorit Queen selama ini.
"Angel, sebenarnya aku ingin memberitahu kamu bahwa aku di pindah tugaskan ke California." Queen menjawab sambil meminum teh kesukaan nya.
Queen memandangi Angel dengan tatapan mata yang sedih. Beberapa saat Angel terdiam sebelum akhirnya angkat bicara "Queen, jika kamu menolak pergi dengan alasan aku, aku akan merasa sangat bersalah. Karena kan tempat kelahiran kamu di sana, dan kakak kamu juga mengurus perusahaan di sana kan?"
Angel melanjutkan ucapannya,
"Queen, kamu tidak perlu merasa nggak tega sama aku, aku akan baik-baik saja. Memang ada waktu-waktu tertentu yang membuat aku membutuhkan kamu, tapi mungkin ini sudah waktunya untuk aku menghadapi kekurangan aku". Lanjut Angel.
Queen melihat ke arah Angel sambil tersenyum jahil. "Kamu yakin bisa? Beberapa minggu yang lalu ada yang menelepon aku tengah malam sambil nangis minta di temani".
"Astaga, kamu masih juga ngingetin malam itu. Kamu tau gak sih kalau malam itu isi kepalaku serasa mau meledak." Balas Angel.
Tentu saja Queen ingat kejadiannya, ingat sekali malah, karena saat itu Queen jatuh dari tempat tidur saking kagetnya mendengar suara Angel yang meneleponnya sambil menangis dan dengan secepatnya dia bangun sampai kaki kelingkingnya membentur kaki meja yang ada di dalam kamarnya.
Dan dia juga belum membuat perhitungan kepada Angel biaya pengobatan di pinggang dan kelingkingnya yang terhantuk. Ingatkan dia kembali di lain waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Suaraku (End)
RomanceQueen Accola seorang perempuan yang memiliki mata indah berwarna ungu. Bekerja sebagai seorang Psikolog di Seattle. Kehidupannya mulai berubah saat Queen di pindah tugaskan ke California. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa mendatang. Begit...