Sssttt....
This chapter have some 18+ scene...Harmony memegang pisau lipat dengan tangan bergetar dan air mata yang kembali mengalir. Tatapannya masih setia memandang ke depan.
"Harmony, kamu jangan berbuat bodoh. Kemarikan pisaunya ke Daddy" Mr Knight mendekati Harmony perlahan dan tangannya terulur.
Harmony mendekatkan pisau yang di pegang ke lehernya, "Jangan mendekat, Dad. Atau aku akan menyayat leherku di depan kalian semua"
Mr Knight dengan berat hati menghentikan langkahnya, tangannya dibiarkan jatuh ke samping tubuh.
"Harmony, jauhkan pisau itu dari lehermu, kamu tidak kasihan melihat Mom dan Dad yang sudah tua ini jantungan"Harmony menjauhkan pisau itu dari lehernya, tapi belum melepaskan genggaman. Kepalanya menggeleng perlahan dan air mata terus mengalir, "Tidak Mom, aku ingin kalian berdua sehat selalu. Tapi..." Tangan Harmony yang bebas diletakkan di dada kirinya kemudian meremas baju yang dipakai. "Disini sakit sekali Mom, aku ingin menghentikan sakitnya"
"Mony, kita bicarakan dulu baik - baik, kami tidak akan memaksamu pindah ke New York lagi, sekarang kamu berikan pisaunya ke Kakak"
Harmony tetap menggelengkan kepala, dia menundukkan kepala dan tangannya di ulurkan, kemudian pisaunya di arahkan ke lengan kanan, mendekatkan mata pisau yang tajam ke kulitnya.
Queen berjalan perlahan mendekati Harmony, "Harmony, Hei. Lihat sini, lihat aku"
Mata Harmony terbuka, menatap wajah dan fokus ke mata Queen.
"Lihat mataku, tenangkan pikiranmu" Queen mencoba lebih mempersempit jaraknya dengan Harmony. Ketiga orang yang berada di sana memperhatikan Queen sambil berjaga - jaga jika Harmony mendadak lari atau apapun itu.
"Aku di sini bersamamu, kamu tidak lagi merasakan sakit. Yang kamu rasakan adalah ketenangan. Hembuskan napas kamu perlahan, kemudian hirup, lagi perlahan"
Queen hampir berhasil meraih pisau yang digenggam Harmony. Tetapi dengan tangan yang tinggal sedikit lagi bisa meraih pisau, Harmony tersadar dia refleks menjauhkan pisau dari tangan Queen.
Sebelum Harmony sempat membawa pisaunya lebih jauh dari jangkauan, Queen dengan cepat meraih ujung pisau yang tajam dan menggenggamnya.
James melototkan kedua matanya dan meneriakkan nama Queen. Harmony juga membelalakkan kedua matanya melihat darah yang mulai menetes dari ujung pisau. Refleks dia melepaskan pegangan tangan.
Besi pisau dan lantai keramik yang beradu menimbulkan bunyi lumayan keras. Karena Queen juga melepaskan genggaman tangan pada ujung pisau beberapa detik setelah Harmony melepaskannya.
Mr Knight dengan sigap menjauh benda tajam yang sudah berlumur darah Queen dari jangkauan Harmony. James mendekati Queen dan melihat luka yang cukup dalam pada telapak tangan Queen yang sudah di penuhi darah, James membalut sebuah kain pada telapak tangan Queen, untuk menahan darah mengalir lebih banyak.
Rasa sakit yang teramat mulai terasa di telapak tangan, Queen meringis. Selesai mengikat telapak tangan Queen, James dengan sigap menggendong Queen ala bridal style mengantarnya ke rumah sakit.
Harmony membekap mulutnya melihat kepergian James dan Queen, tubuhnya bergetar ketakutan dan air matanya mengalir lebih deras dari sebelumnya. Mrs Knight mendekati Harmony kemudian memeluknya erat.
"Aku tidak sengaja, Mom. Aku benar - benar tidak sengaja"
"Iya, Mom tahu kamu tidak bermaksud. Semuanya akan baik - baik saja. Yang penting kamu tenangkan diri dulu" Mrs Knight mengelus punggung Harmony lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Suaraku (End)
RomanceQueen Accola seorang perempuan yang memiliki mata indah berwarna ungu. Bekerja sebagai seorang Psikolog di Seattle. Kehidupannya mulai berubah saat Queen di pindah tugaskan ke California. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa mendatang. Begit...