Saya tidak setuju" Daniel menolak Harmony dibantu oleh Queen. Wanita dengan kekerasan yang tidak wajar ini tidak boleh dekat dengan Harmony begitu kira - kira yang dipikirkan Daniel.
Queen kembali menoleh ke arah Daniel sambil menaikkan alis mata kanannya. Sebelum Queen membalas ucapan Daniel. Arnold bersuara "Sir, jika anda ingin memilih sendiri Psikolog disini kami tidak keberatan. Tetapi sebaiknya anda pikirkan kembali karena dia salah satu yang terbaik dari yang pernah bekerja disini".
Queen menunduk sekilas tanda terima kasih atas pujian dari Arnold.
Arnold melihat ke jam tangannya, "Baiklah saya sudah menyampaikan apa yang diperlukan, semua keputusan ada di tangan anda, kami akan memberikan layanan yang terbaik kepada semua pasien kami. Saya permisi" Sambung Arnold.Queen kembali menundukkan kepalanya. Dan berbalik melihat ke arah Harmony "Jadi, apa keputusan anda semua?"
Queen tersenyum sebentar kemudian menjulurkan tangannya ke arah Harmony sambil mengelus lembut rambut Harmony. Kali ini Daniel tidak menghentikan tangannya.
James dari tadi hanya berdiri dan diam melihat ke arah Queen seakan mencoba memahami setiap gerakan yang Queen lakukan.
Queen melangkah lebih mendekati Harmony menyisakan jarak lima belas centimeter. Dengan tangan yang terus mengelus rambut Harmony dan tatapan mata lurus ke arah Harmony tanpa memutuskan pandangan.
"Siapa nama kamu?" Queen bertanya kepada Harmony.
"Melody"
James dan Daniel sontak terkejut melihat interaksi kedua orang perempuan yang berada di depannya namun tidak mengekspresikannya.
Selama ini jarang ada yang bisa bertanya santai dengan Harmony seperti yang mereka lihat saat ini.
Queen kemudian menghentikan elusannya dan mundur beberapa langkah, dan mengangkat wajahnya melihat ke arah James. Sambil merogoh saku blazernya mengeluarkan kartu namanya.
"Saya tahu, walaupun anda diam saja dari awal, tapi anda mencoba membaca dan memahami setiap gerak gerik saya, dari yang saya lihat sepertinya anda yang lebih dekat dengan Melody atau Melody yang lain". Ujar Queen sambil memberikan kartu namanya kepada James."Sebaiknya anda mengurus pendaftaran terlebih dahulu, jika anda ingin saya yang membantu Melody, anda tahu dimana keberadaan saya" sambil menunjuk ke kartu nama.
"Tetapi jika anda memilih yang lebih anda percaya saya juga tidak memaksa". Queen kemudian tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya sekilas "Saya permisi".
***
James menatap punggung Queen yang semakin menghilang dari pandangannya. Kemudian membaca kartu nama yang diberikan Queen tadi.
Queen Accola Ph. D, Washington Medical Center James mengernyitkan dahinya membaca kartu nama Queen, bukankah WMC berada di Seattle.
Daniel merebut kartu nama yang dipegang James, kemudian membacanya. Ph. D? Perempuan seperti dia bisa mendapat gelar Ph. D? Apakah ini perempuan yang sama?"James, kamu mau dia yang membantu Harmony?"
"Tidak ada salahnya mencoba, bukan? Dan lagi sepertinya dia perempuan yang menarik". James terlihat menyeringai.
Daniel hanya bisa mengelengkan kepala mendengar ucapan James.
***
Knock knock
"Masuk"
"Miss Queen anda ada pasien baru" seorang suster menyampaikan maksudnya setelah masuk dan menutup pintu.
Air yang tadi dititip ke seorang suster telah diantar sampai keruangannya. Queen menyeduh mint tea kesukaannya untuk jatah empat orang, seakan dia sudah tahu kalo mereka tidak akan menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Suaraku (End)
RomantikQueen Accola seorang perempuan yang memiliki mata indah berwarna ungu. Bekerja sebagai seorang Psikolog di Seattle. Kehidupannya mulai berubah saat Queen di pindah tugaskan ke California. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa mendatang. Begit...