"Mama......"
Queen berlari sambil merentangkan kedua tangan ke arah Marie yang berada di kebun bunganya.
"Halo, Queen. Kelihatannya kamu sedang bahagia?"
Queen memeluk Marie, kepalanya mengangguk di atas pundak mengiyakan pertanyaan Marie.
"I miss you, Ma"
"Miss you too, Queen"
"Princess, you didn't miss your Papa?"
Queen terkekeh, dia melepas pelukan Marie dan berlari ke dalam pelukan Frank yang sejak tadi merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan Queen.
"Of course, i miss you, Pa. So much"
"Ehem.... Hey, Pa Ma. How was Iceland?"
"Sangat indah sekali Anthony, sangat berbeda dengan namanya. Di sana sangat hijau sekali sejauh mata memandang. Mama ingin ke sana lagi kapan - kapan"
"Jangan khawatir, Ma. Kita akan pergi ramai - ramai lain kali" Queen duduk di sebelah Marie.
"Baik Mama tunggu. Mungkin lain kali kamu harus ajak James, Queen"
"No, honey. It's a family trip, i won't allow some kind of stranger to join"
"Suatu saat dia akan menjadi keluarga kita, Frank"
"Aku belum setuju, Marie"
Marie mengambil napas ingin membalas perkataan Frank, tapi di hentikan Queen.
"Okay okay. We will make a plan first. And we will see by then"
Marie dan Frank menyetujui usul Queen. Tentu saja keduanya mempunyai rencana masing - masing pada waktunya.
***
Queen melangkah masuk ke dalam sebuah kafe. Matanya menyusuri setiap sudut ruangan mencari orang yang membuat janji dengannya. Queen menemukan orangnya, dia melangkah mendekati.
"Selamat siang, Mrs Knight"
Mrs Knight memandang Queen sekilas kemudian menyilakan Queen untuk duduk. Queen berterima kasih, dia pun duduk tepat di depan Mrs Knight.
"Sepertinya kamu tidak mendengar perkataan saya, Miss Queen"
Queen diam, dia menyimak setiap perkataan yang akan keluar dari mulut Mrs Knight.
"Pertama, saya ingin berterima kasih karena sudah menyembuhkan Harmony"
Queen menundukkan kepalanya sekali, kemudian tersenyum.
"Bukan berarti saya telah menyetujui hubungan kalian berdua. Saya tidak ingin anak perempuan saya tersakiti. Saya tetap meminta kamu untuk menjauh dari James"
Queen sudah mempersiapkan diri untuk saat seperti ini. Tapi menghadapi secara langsung lebih sulit dari yang dibayangkan.
"Kamu seorang Psikolog, kamu tentu tahu hubungan kalian berdua, ralat kalian bertiga. Hubungan ini tidak sehat kamu ingin melihat mereka berdua bertengkar karena kamu?"
Queen memejamkan matanya, kemudian mengambil napasnya dalam, "Mrs Knight, saya mengerti kekhawatiran anda, tapi anda tidak bisa menghindar dari setiap permasalahan yang dihadapi Harmony"
Mrs Knight memandang Queen tidak terima. Queen melanjutkan ucapannya,
"Saya yakin apa yang di rasakan Harmony terhadap saya itu bukanlah cinta melainkan obsesi. Dia mengenal saya sebagai satu - satunya orang yang mengerti tentangnya luar dan dalam, Harmony menyalah artikan hal itu dan dia meyakinkan dirinya bahwa dia memiliki rasa yang khusus terhadap saya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Suaraku (End)
RomantizmQueen Accola seorang perempuan yang memiliki mata indah berwarna ungu. Bekerja sebagai seorang Psikolog di Seattle. Kehidupannya mulai berubah saat Queen di pindah tugaskan ke California. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa mendatang. Begit...