Queen menopang kepalanya sambil memikirkan kembali waktu berdua hanya dengan James. Ingatannya kembali ke pesta anak Mr Dickson. Mereka berjalan keluar dari lobby hotel saat Queen akan melangkahkan kaki menyentuh aspal. Tiba - tiba James menggangkat badannya, menggendong ala bridal style, sontak Queen terkejut dan langsung melingkarkan tangannya keleher James takut jatuh.
Wangi parfum khas James masih diingat jelas dalam pikiran, pipinya terasa panas seketika.
Saat Queen ingin turun mengatakan tidak perlu repot - repot menggendongnya, James malah mempererat pelukannya dan bersikeras menggendong Queen dan mendudukkannya di dalam mobil.
Queen hanya diam dan menyembunyikan wajahnya didada James merasa malu, karena banyak orang yang melihat kearah mereka berdua.
James tidak memperdulikan tatapan orang disekitar, dia berjalan menuju mobilnya dan mendudukkan Queen.
Didalam mobil pun mereka mengobrol bersama mengenali satu sama lain. Rasa malu dan canggung yang dirasa Queen perlahan pudar. Ucapan yang keluar dari mulut James sedikit sekali, dia lebih banyak mendengarkan ocehan Queen.
Menurut Queen, James adalah tipe yang menunjukkan langsung apa yang dia pikirkan dan ingin dia lakukan daripada hanya berkata - kata.
Sampai di kediaman Accola, James juga ingin kembali menggendong Queen masuk kedalam rumahnya, tapi langsung dicegah Queen, selain tidak ingin membuat orang tuanya salah paham, juga karena tidak ingin Papanya menguliti James karena telah menyentuh bahkan menggendong Princess satu-satunya.
Saat James mengajaknya makan malam, Batin Queen seakan bersorak senang dan menebarkan konfeti dimana - mana.
Sampai dia lupa melepaskan Jas James yang dipakainya. Dan terlanjur membawa Jas itu masuk kerumah bersamanya.
"Hayo Queen, kamu ketahuan. Sedang memikirkan siapa sambil senyam - senyum sendiri" Ashley membuka pintu ruangan Queen tanpa mengetuk, seperti biasanya.
"Ashley berapa kali kubilang ketuk dulu pintu sebelum kamu masuk"
"Kalau aku ketuk dulu, nanti aku tidak bisa menikmati saat kamu sedang mengkhayal begini"
Queen menggeleng kepala takjub melihat sifat Ashley yang unik ini.
"Ada apa?"
"Sudah waktunya makan siang Queen, ayo kita pergi" Ashley selalu seperti ini, tidak pernah bertanya terlebih dahulu.
Ini yang dinamakan berkepribadian mengontrol. Tidak menerima penolakan, memaksa kemauan. Tapi sisi baiknya tidak plin plan, tegas dalam setiap keputusan dan bisa mengatur pekerjaan dan bawahan dengan baik. Mungkin ini yang dinamakan tidak ada orang yang sempurna.
"Lihat Queen, siapa yang ikut hari ini"
Queen melihat sosok yang berdiri diluar ruangannya. Mungkin karena terlalu kaget melihat Ashley langsung menyelonong masuk begitu saja.
"Oh, Hai dokter Smith"
Benjamin Smith anak dari Arnold Smith membalas sapaan Queen.
"Anda juga ikut makan siang?""Dia bukan ikut Queen, tapi dia yang mengajak kita pergi"
"Eh, bukan. Awalnya dia hanya ingin mengajak kamu pergi, tapi tadi berpapasan denganku disini yang juga mau mengajakmu makan siang. Jadi dia sekalian basa - basi saja menawariku ikut" Ashley menjelaskan panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Suaraku (End)
RomanceQueen Accola seorang perempuan yang memiliki mata indah berwarna ungu. Bekerja sebagai seorang Psikolog di Seattle. Kehidupannya mulai berubah saat Queen di pindah tugaskan ke California. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa mendatang. Begit...