Chapter 6 : Cooperation

263 13 1
                                    

"Mama i am home"

Queen bangun pagi - pagi menjalankan aktivitas hariannya berolahraga, mengurus Alaska, kemudian sarapan. Jam sembilan baru dia selesai mengerjakan semuanya dan langsung berangkat ke rumah dimana orang tuanya berada.

Queen menurunkan Alaska yang berada digendongan, kandang yang biasa dipakai ditinggalkan di dalam mobil, karena diperjalanan Alaska tidak dimasukkan ke dalam kandang.

"Meoww..."

Alaska kemudian melihat - lihat sekeliling sebelum menggelungkan tubuhnya di atas sofa, mungkin perjalanan 10 menit di dalam mobil melelahkan bagi seekor kucing.

"Hey wake up, go find Kuro he will be your bestfriend"

"Meeoow..." Alaska merespon Queen, kemudian kembali menikmati tidurnya.

"Kau tahu Queen biasanya kucing mirip dengan pemiliknya, jika dilihat dari sikap Alaska dia mirip sekali dengan dirimu, pulang ke rumah langsung tidur, Hahaha"

"Menyebalkan seperti biasanya, Ant. Dan untuk informasi anjing yang mengikuti sikap pemilik, dan sikapnya kucing yang diikuti oleh pemilik"

"Sound the same to me"

"Ck, dimana Mama?" Queen berdecak kemudian matanya mencari - cari keberadaan mamanya.

"Mama kesal sama kamu, janjinya kemarin sudah pulang, ini baru muncul batang hidung dua hari kemudian"

"Aku sibuk Ant".

"Alasan"

Queen mendengus mendengar jawaban kakaknya. Tiba - tiba dari arah belakang telinganya di tarik oleh seseorang.

"Ouch...Ouch... It's hurt, Ma"

"Mana yang lebih sakit, hati Mama atau telinga kamu?"

Kekehan Anthony terdengar, Queen langsung melempar tatapan tajam kearahnya.

Kemudian Anthony mengangkat kedua tangannya.

"I am so sorry Mama, Tapi aku benar - benar sedang sibuk sekali" Queen memanjangkan huruf i dan u nya.

"Mama kan pernah bilang kalau Mama bangga melihat aku menyelamatkan banyak orang, jadi kemarin aku kedatangan banyak sekali pasien"

"Berapa?" Mama bertanya karena tidak percaya ucapan Queen.

"Dua" Queen menjawab dengan serius sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya.

Mama kembali menarik telinga Queen,

"Ouch... Ouch... Mama"

Kekehan Anthony kembali terdengar, kali ini lebih keras. Queen tidak mempedulikannya.

"Jadi? Mama memaafkanku?" Queen bertanya sambil membuat matanya terlihat seperti puppy eyes.

"Your puppy eyes only work to your Papa young lady"

Queen menghela napasnya kemudian bertanya "Jadi, aku harus melakukan apa agar Mama memaafkanku?"

"Tinggal disini"

"Hah? Tapi Ma....."

"Apa? Kamu tidak mau menuruti Mama? Kalian berdua ya, memang memberikan kenyamanan di masa tua kami, rumah yang nyaman, bonus jalan - jalan setiap tahun".

Anthony tidak lagi tertawa dia menunjuk ke diri sendiri seakan mengatakan aku juga ikut ke dalam pembahasan?

"Tapi semua itu tidak sebanding dengan waktu yang kita lalui bersama - sama. Kalau kalian tidak mau menemani kami berdua yang sudah tua ini tidak apa - apa, tapi berikan penggantinya..."

Dengarkan Suaraku (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang