Chapter 17 : Anger

178 6 0
                                    

Still on flashback

Gyaa...

" Queen berteriak kaget tangannya tiba - tiba ditarik oleh seseorang, tidak tanggung - tanggung dengan kecepatan cahaya dia sudah di dalam dapur dan tubuhnya berada dalam dekapan yang nyaman. Pikiran Queen kosong masih dalam proses penyesuaian.

"Aku sangat merindukanmu, Queen" James melonggarkan pelukannya mencium dahi Queen, dan kembali memeluk dengan erat.

Otak Queen akhirnya kembali berfungsi normal, tidak lagi kosong karena keterkejutan. Tangannya melingkari punggung James membalas pelukan dan meletakkan dagunya di bahu James. "Aku juga sangat merindukanmu, James"

Keduanya tenggelam dalam kenyamanan dan ketenangan yang sangat mereka butuhkan mengingat kegilaan beberapa hari ini.

Bip bip

Bunyi ponsel Queen tanda pesan masuk terdengar. Queen dengan tidak rela melepaskan dekapan James, merogoh saku cardigannya mengeluarkan ponsel. Jari - jari Queen dengan ahli membuka pesan, sambil menyandarkan kepala di dada bidang James. James melingkarkan tangannya di punggung Queen sambil memberikan beberapa kecupan di puncak kepala Queen.

'Turun sekarang juga, aksi rindu - rinduan kalian berdua dilanjutkan setelah pekerjaan selesai'

Queen berdecak membaca pesan Angel, kemudian membalas,

'Okay, big boss'

Queen menjauhkan kepalanya dari dada James, kemudian menggenggam tangan James mengajaknya melangkah beriringan meninggalkan dapur.

"Bagaimana Angel bisa tahu?"

Queen memandangi James, kemudian menekan tombol turun lift, bersabar menunggu pintu lift terbuka.

"Tahu apa?"

"Tahu kita sedang berduaan. Padahal tadi aku bilang menjawab panggilan yang masuk"

"Saat menjawab panggilan tadi, kamu ada berpikiran untuk datang menemuiku?"

"Berpikiran?" James menatap Queen yang memberinya pertanyaan aneh seperti itu. "Yeah, i do"

Ting

Pintu lift terbuka keduanya masuk kedalam lift kemudian memencet tombol tutup dan tombol lantai dasar.

"Angel pasti membaca pikiranmu"

"Hah?" James melongo tidak percaya apa yang baru saja di dengarnya.

"Kamu tidak salah dengar James. Angel..." Queen ragu antara mengatakannya atau tunda terlebih dahulu,

"Angel bisa membaca pikiran orang lain"

James mematung, pikirannya mencerna perlahan kata demi kata yang di lontarkan Queen.

Ting

Pintu lift kembali terbuka, memperlihatkan Angel, Ant dan Mr Dickson duduk di kursi yang disediakan di Lobby perusahaan. James dan Queen pun melangkah keluar dari lift dengan genggaman yang sudah terlepas mendekati ketiga orang itu.

"Lusa malam kamu ada waktu?"

James mengangguk,

"Aku akan menceritakan kisah masa lalu yang tertunda saat di pesta pernikahan beberapa waktu lalu"

"Baiklah"

Flasback End.

"Untuk apa kamu membawa kita ke sini Queen?"

Dengarkan Suaraku (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang