Chapter 23 : Happiness

169 7 0
                                    

Queen menghabiskan paginya mendengar keluhan dokter dan suster yang membutuhkan terapi setelah pekerjaan mereka yang melelahkan dan tanggung jawab yang berat.

Well, jika diperhatikan siapa yang lebih lelah dari siapa tidak ada yang tahu. Yang jelas mereka berada di sana berarti mereka harus menjalankan tanggung jawab masing - masing.

Waktu menujukkan pukul satu, Queen terlambat makan siang satu jam dari waktu yang ditentukan. Tidak masalah, Queen sudah diberikan dispensasi, untuk pekerjaan yang tidak bisa ditunda, dia bisa mengganti jadwal istirahat sesuai yang terpakai.

Queen mengambil helm dan jaket tebal, melangkah keluar dari ruangan khususnya. Mengendarai motor keluar dari rumah sakit untuk keluar mencari makan siang.



***


Queen turun dari motor meletakkan helm, merapatkan jaket tebal ke tubuhnya, cuaca di California mulai memasuki musim dingin. Dengan suhu yang masih wajar tapi tetap terasa dingin jika memakai pakaian tipis, obviously.

Dirinya baru berjalan beberapa langkah dari motornya, tiba - tiba tangan kirinya di genggam dan ditarik oleh seseorang, tubuh Queen langsung berputar melihat ke orang yang menggenggam tangannya.

Kedua mata Queen melotot melihat orang yang berada di depannya sekarang. Tubuhnya tidak lagi terasa dingin, jantungnya yang berpacu kencang mengalirkan darah lebih cepat sehingga seluruh tubuh Queen menghangat.

"Akhirnya kamu berada dalam genggamanku, Queen"

Queen masih tidak mengeluarkan suara. Kepalanya menunduk tidak menatap wajah orang yang berada di depannya.

"Dimana kamu sembunyikan Angel"

"Aku tidak akan pernah memberitahumu" Queen memberanikan diri menantang Evan.

"Oh, kamu memintaku menggunakan cara yang kasar ternyata"

Evan masih dengan memegang tangan kiri Queen dia menambah cengkeraman pada rahang Queen dengan tangan bebasnya.

"Aku sudah tiga tahun mencari keberadaan Angel. Dan baru dua tahun lalu aku mendapatkan informasi bahwa dia kabur dibantu kalian bertiga. Aku mulai melacak keberadaan kalian satu persatu. Dan setelah dua tahun lamanya kamu muncul dengan sendirinya di hadapanku"

Evan menatap tepat di mata Queen,
"Jangan harap aku akan melepaskan kamu, sebelum aku menemukan Angel"

"Angel selalu menangis berada di sisimu, kamu tidak pantas untuk Angel"

"Kamu tidak tahu apa - apa tentang aku, jangan berakting seakan kamu mengetahui semuanya"

"Aku memang tidak mengetahui semua tentangmu, dan aku tidak perlu mengetahui semua itu untuk mengerti dan memutuskan apakah Angel layak menerimamu sebagai suaminya atau tidak"

Rahang Evan mengeras, giginya terdengar bergeletuk menahan amarah. Tanpa sadar tangannya mengeratkan cengkraman tangan dan rahang Queen lebih kuat.

Queen meringis kesakitan, tapi dia tidak akan menyerah hanya karena ini. Bagaimanapun dia tidak akan membuat persembunyian Angel selama ini menjadi sia - sia.

Evan sadar dia terlalu mengeluarkan tenaganya, dia melonggarkan cengkeraman tangannya sedikit tanpa melepaskan tangan dan rahang Queen. Evan mulai berpikir, dia harus menggunakan cara lain untuk menghadapi Queen.

"Queen Accola, kamu sadar bahwa kamu tidak tahu dan tidak mengerti apa - apa tentang kami, tapi kamu menjauhkan kami. Apakah kamu tidak merasa bersalah?"

Tubuh Queen menegang, kata yang menjadi mimpi buruknya selama ini mulai terngiang - ngiang kembali di kepalanya. Pikirannya kacau memikirkan kembali semua kejadian yang telah lalu. Wajahnya kaku tanpa ekspresi.

Dengarkan Suaraku (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang