Chapter 9 : Evan Black

236 14 0
                                    

Pundak Queen tiba - tiba ditepuk pelan oleh seseorang. Dan seketika itu juga menghentikan tawa Queen. Anthony dan Queen sama - sama menoleh ke arah orang yang menepuk bahu Queen.

"Bolehkah saya meminta izin untuk berdansa dengan anda?" James sosok yang memanggil Queen tadi mengulurkan tangan sambil sedikit membungkukkan tubuh.

Queen melihat Anthony, seperti meminta izin.

Anthony menganggukkan kepala kemudian tersenyum tanda mengizinkan Queen berdansa dengan James. Queen membalas senyuman kakaknya kemudian memutar tubuhnya menghadap James sepenuhnya, dan menyambut uluran tangan James.

"Tentu"

James menggengam lembut tangan Queen, kemudian tangan kirinya mengarahkan tangan kanan Queen lurus kesamping, sedangkan tangan kirinya diarahkan ke pinggang Queen. Otomatis tangan kiri Queen diletakkan dipundak James.

Queen tadi memperhatikan sekilas penampilan James hari ini, terlihat rapi dan aroma parfum maskulin khusus lelaki menyeruak indra penciumannya, dengan kombinasi tuksedo hitam dan dasi kupu - kupu yang juga hitam menghiasi lehernya, membuat James terlihat sangat tampan dimata Queen.

Mereka berdua berdansa mengikuti alunan lagu, menikmati saat yang sedang mereka alami sekarang. Mata mereka terlihat beradu tidak mau mengalihkan pandangannya.

Lagu dansa pun telah habis dimainkan berganti dengan lagu yang lebih lembut, khusus untuk slow dancing. James melepaskan tangan kanan Queen kemudian meletakkannya ke pinggang Queen, dan Queen pun langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher James.
Memang itulah gaya slow dancing.

Jarak antara James dan Queen menjadi lebih dekat, wajah Queen hanya berjarak satu jengkal dari wajah James. Kali ini Queen tampak menunduk tidak lagi menatap kedua mata James seperti mereka berdansa.

"Anda terlihat sangat cantik malam ini. Warna gaun yang anda pakai sekarang sama dengan warna mata yang indah ini" James bersuara setelah sekian lama mereka berdansa dalam kediaman.

Queen tersipu mendengar pujian James. Selama ini dia mendengar pujian dari orang - orang sekitar dia akan merespon dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Tapi di hadapan James lidahnya terasa kelu, susah untuk mengeluarkan suara.

"Te - terima kasih" Queen menjawab terbata - bata kemudian berdehem.

"Terima kasih pujiannya, anda juga terlihat sangat tampan" Queen memberikan senyuman manis.

"Sama - sama"

Mereka berdua kembali beradu mata. Terlihat seperti mempelajari diri masing - masing pasangan yang ditatap.

"Mata anda selalu menarik saya untuk terus melihatnya, seakan menghipnotis saya untuk selalu menatapnya".

"Saya memang bisa menghipnotis orang, anda ingat?" Queen tertawa kecil.

"Senyuman anda menambah ketertarikan saya kepada anda".

Queen kembali tersipu dan terlihat salah tingkah.

"Emm.... Lagunya sudah habis Mr Knight"

James terlihat tidak rela melepaskan tangannya dari pinggang Queen. Tapi tidak mungkin juga dia diam seperti patung, Queen sudah meluangkan waktu untuk berdansa dengannya sebanyak dua lagu. Perlahan James menarik tangannya dari pinggang Queen. Kemudian membungkukkan badannya sedikit,

Dengarkan Suaraku (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang