Aku melihatnya bertopang dagu, lalu tersenyum saat teman sebangkunya bicara padanya.Dia biasa saja. Tidak ada yang spesial.
Bahkan dia aneh, tidak jelas, sok ganteng, dan yang lainnya.
Ya itu menurutku, sih. Tidak tahu kalau nanti aku jatuh cinta padanya.
Mungkin akan kutarik ucapanku, menggantinya dengan kata sempurna, tampan, dan spesial.
Mungkin juga ... aku terlalu bergelut dalam perhatianku padanya. Aku hanya ingin tahu dia. Sampai-sampai dia menoleh ke kiri, lebih tepatnya ke arahku yang duduk bersebrangan dengan mejanya karena mungkin merasa diperhatikan.
Dia menatapku. Dan aku masih biasa saja.
Lalu aku menaikkan satu alis. Merasa heran mengapa dia terus melihatku.
Hingga akhirnya dia membuat perubahan besar dan berhasil memutar-balikkan perspektifku terhadapnya.
Aku merasa seperti buta selama ini karena tak menyadarinya. Hanya karena senyuman kecil yang ditujukan padaku.
Karena kini, kurasa aku akan menyukainya.
•••
Okay this is my first time to write short story. hope you'll like it!
KAMU SEDANG MEMBACA
101 Ways To Say I Love You
Short Story"Harga diri; Itu lebih dari sekedar menyatakan rasa." Ya itu menurutku, sampai akhirnya statement itu dihancurkan oleh seseorang laki-laki yang paling sulit dipahami. Galang.