06. Dia Tahu

17 4 0
                                    


Sekarang, waktu istirahat telah tiba.

Lagi-lagi Defia merajuk padaku untuk ditemani ke kantin. Padahal aku sedang ingin memberikan jus-ku pada Galang karena sekarang dia sedang tidak ada. Satya juga tak ada di kelas.

Akhirnya aku menyuruhnya duluan. Nanti aku menyusul.

Aku mengambil jus di dalam tas-ku, lalu melihat keadaan sekitar untuk memastikan aman.

Setelah itu, aku menempelkan sebuah kartu di botol itu dengan tulisan:

Hey :) hope you like it.

Buru-buru aku memasukkannya ke bagian yang disediakan untuk menempatkan botol minum di tasnya.

Lalu aku kembali duduk di bangku-ku dengan tenang agar aku tak dicurigai.

Waktu yang tepat. Galang baru saja datang bersama Satya. Aku pura-pura tak melihatnya padahal aku terus mencuri pandang.

Aku lihat, dia mengernyit saat melihat sebuah botol minuman berada di tasnya. Dia mengambilnya, lalu membaca tulisannya.

Jantungku berdebar kencang. Aku sampai merasa kekurangan oksigen sekarang.

"Wah gila! Dari siapa, tuh? Cie-cie! Buat gue aja, Lang!" Satya baru saja ingin merampas jus jeruk itu dari tangan Galang. Tapi Galang langsung menepis tangannya dan menjauhkan jus jeruknya dari Satya.

"Ini punya gue." Galang tertawa meremehkan karena sepertinya Satya merasa tersindir. "Kalo mau beli aja sono."

"Iya. Lo mah banyak yang suka. Gak kayak gue."

"Thanks, ya. Gue udah tahu itu tanpa perlu lo kasih tau."

Aku sedang menahan tawa saat mereka berdua bercek-cok kecil hanya karena jus jeruk yang kuberikan untuk Galang. Rasanya senang karena Galang benar-benar menerimanya dan tak memberikannya pada siapapun.

Eh, tapi! Setelahnya dia malah menatapku dengan penuh intimidasi. Apa jangan-jangan dia curiga?!

"B-BUKAN GUE!"

Galang dan Satya diam, lalu saling pandang dan setelahnya kembali menatapku dengan alis terangkat satu.

Duh! Bodoh! Bodoh! Kenapa gue ngomong gitu, sih?! Gue spontan, plis! Tolong gue.

"Lah? Lo ngapa dah?" ujar Satya padaku.

"Gu-gue cuma ngasih tau kalo itu bukan gue yang ngasih. Ntar lo geer lagi!" Aku berucap ketus pada Galang. Padahal aku masih gugup setengah mati.

"Lah siapa yang bilang ini elo yang ngasih? Perasaan kita diem aja ya, Sat?"

Satya mengangguk setuju. Dan aku hanya diam setelah sempat mendengus kesal. Iya, dia memang benar sih.

"Kayaknya yang ngasih itu cewek dah, Lang." Satya menebak.

Galang terdiam sesaat. Lalu kembali tersenyum jahil. "Kalo emang cewek, kayaknya orangnya cantik."

Maksudnya apa?! Apa dia memang seperti itu orangnya? Suka memuji cewek-cewek?

Atau jangan-jangan ... dia justru tahu jika itu pemberian dariku?

Gawat!

101 Ways To Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang