16. Mengikuti caranya

11 2 1
                                    


"Ren, sampe sekarang gue masih belum bisa percaya kalau lo beneran suka sama Galang."

Aku memperlambat jalan, lalu melirik Defia. "Emang gue gak pantes buat dia, ya?"

"Bukan! Bukan gitu. Gimana ya. Lo itu aneh. Lo bilang suka tapi keliatannya benci. Gimana Galang mau suka juga sama lo kalau lo-nya aja seolah terganggu sama dia." Defia menjelaskan panjang lebar.

"Gue juga gak ngerti. Kata-kata yang gue ucap ke dia selalu gak sesuai sama hati gue." Aku menunduk, menatap sepatuku. "Gue cuma takut ... dia akan tahu. Makanya gue berusaha pendam ini, tapi gue malah menunjukkan rasa yang malah terlihat benci sama dia."

"Lo coba deketin dia, deh. Galang itu cuek. Gak pernah mikirin cewek juga. Dulu pas gue sekelas sama Berlian aja dia gak pernah nyamperin Berlian. Tapi Berlian sabar." Defia tersenyum mengejek. "Beda sama lo. Lo udah gengsi duluan. Udah takut ditolak duluan. Lah dia juga males kali sama lo."

"Gue gitu karena Galang gitu ke gue."

Defia menepuk dahi. "Gak bisa gitu lah. Harus ada salah satu yang ngalah. Nggak akan bisa nyatu kalau kalian sama-sama gak peduli gitu. Kalau lo suka, perjuangin. Jangan berhenti di tengah-tengah. Lo takut dia gak suka sama lo? Ya kalo gitu bikin dia suka sama lo."

"Emang bisa?"

"Lo pasti sering mikir gimana bisa Berlian pacaran sama Galang, kan?"

Aku mengangguk.

"Kalau gitu, kita pakai caranya Berlian."

Aku mengernyit bingung. "Wait, bukannya mereka masih pacaran?"

"Entahlah. Tapi kalau mereka masih pacaran, gak mungkin setiap papasan mereka gak teguran."

Aku mengangguk setuju. Benar juga.

*

Aku berusaha mati-matian untuk mendapatkanmu.

Padahal tanpa melakukan apapun, sebenarnya aku sudah berhasil.

101 Ways To Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang