Tepat pukul 05.00 aku bangun.Menurutku itu terlalu pagi karena aku jarang bangun sepagi itu.
Mau tahu alasannnya?
Galang. Dia alasannya.
Aku rela bangun pagi-pagi hanya untuk membuatkannya jus jeruk. Aku rasa dia akan menyukainya.
Mamaku sempat melihatku yang sibuk di dapur. Dia menanyakan apa yang sedang kulakukan. Ya tentu aku tak akan bilang yang sebenarnya. Jadi aku bilang, jus ini untuk bekalku ke sekolah.
Kalau begini, aku harus datang pagi-pagi. Supaya aku bisa menaruhnya di mejanya tanpa ketahuan siapapun. Bisa malu abis.
Sesampainya di sekolah, aku rasa aku tepat waktu. Karena ini masih jam 06.10. Teman-temanku juga belum banyak yang datang.
Tapi tidak dengannya yang ternyata sudah datang duluan dibanding aku.
Dia menatapku yang sedang berjalan ke arah bangku-ku sekilas, lalu kembali fokus pada ponselnya. Tak tahu sedang apa. Tapi sepertinya sedang bermain game.
Aku duduk di sana. Tak berani mengeluarkan jus jeruk yang kubuat karena nanti bisa ketahuan jika aku yang memberinya. Jadi aku akan menunggu waktu yang tepat saat dia sedang tidak di kelas.
Aku menunggu beberapa lama. Keadaan kelas juga masih sepi. Tapi aku bingung ingin melakukan apa. Dan aku sangat bodoh karena ternyata aku hanya memperhatikannya sedari tadi tanpa sadar.
Pasti dia lagi main PUBG. Ngeselin banget sih tuh anak. Giliran gue pengen dia pergi, dia-nya gak pergi-pergi. Aku menggerutu dalam hati, lalu menopang kepala-ku dengan tangan kananku sambil terus melihatnya.
"Hey. Ngapain lo ngeliatin gue?"
Mampus!
KAMU SEDANG MEMBACA
101 Ways To Say I Love You
Cerita Pendek"Harga diri; Itu lebih dari sekedar menyatakan rasa." Ya itu menurutku, sampai akhirnya statement itu dihancurkan oleh seseorang laki-laki yang paling sulit dipahami. Galang.