"Woy, sekarang tugas lo kasih dia minum," pinta Defia kepadaku."Mana minumnya?"
"Kok minta gue, sih!? Dodol! Yaudah kasih punya lo aja. Belum lo minum, kan? Masih ada segelnya? Ntar soalnya dia gak mau minum kalo bekas lo."
"Sialan lo." Aku menatap air mineral di tanganku. Lalu tiba-tiba aku terkesiap karena semua temanku berteriak padaku.
"WOY RENATHA! MINGGIR JANGAN DI SITU!"
Loh? Memangnya kenapa—
Spontan aku menoleh ke kiri. Dan aku terkejut bukan main ketika kelompoknya Galang berlari ke arahku. Shit! Aku baru sadar kalau aku berdiri di garis finish!
Aku ingin menghindar. Tapi terlalu telat karena seseorang telah menabrak tubuhku dengan kencang sehingga aku hampir jatuh kalau dia tak menahan tubuhku.
"Hey!"
Mataku masih terpejam erat saat itu. Aku takut.
"Sorry, sorry! Gue gak sengaja!"
Aku membuka mata perlahan, lalu yang pertama kali kulihat adalah wajah Galang.
Apa!?
KAMU SEDANG MEMBACA
101 Ways To Say I Love You
Conto"Harga diri; Itu lebih dari sekedar menyatakan rasa." Ya itu menurutku, sampai akhirnya statement itu dihancurkan oleh seseorang laki-laki yang paling sulit dipahami. Galang.