30. Bodoh

4 1 0
                                    


Hey, Galang.

Ada apa denganmu akhir-akhir ini?

Kulihat kamu sedikit berbeda. Dan jarang tersenyum lagi.

Apa kamu begitu hanya padaku? Oh, atau itu hanya perasaanku saja?

Kurasa, ini terakhir kalinya aku memberi jus kepadamu. Karena aku tahu, kemarin kamu membuang jusku ke tempat sampah. Hehe.

Kuharap, jus yang ini tidak dibuang lagi ya :)

Aku melipat surat itu, lalu menempelnya dengan doubletape di bagian luar botol jus itu.

Aku melihat botol itu sesaat, lalu aku langsung memasukkannya ke dalam tas Galang sebelum dia tiba di depan ruang UNBK kami ini. Untung sepi.

Iya, memang hari ini adalah hari pelaksanaan Ujian Nasional setingkat SMA. Jadi tidak ke kelas, melainkan ke ruang ujian masing-masing. Untung aku satu ruangan dengan Galang.

Tak lama dari itu, Galang datang bersama Satya. Aku langsung duduk di kursi yang memang tersedia di luar ruangan karena kami belum diperbolehkan masuk sebelum pengawas datang dan memberi kartu peserta ujian.

Aku diam-diam melihat Galang sedang membaca suratku. Tapi tak ada ekspresinya. Dia terlihat ... biasa saja.

"Dari siapa, Lang?" tanya Satya sambil memperhatikan jus itu.

Tapi aku tak menduga jika jawaban Galang seperti ini.

"Gak tau. Paling cuma orang yang cari perhatian ke gue. Padahal kemarin jusnya udah gue buang, tapi dia masih ngasih lagi. Kata lo bodoh gak sih dia?"

*

Untuk kedua kalinya, kamu mematahkan hatiku lagi tanpa alasan yang jelas.

101 Ways To Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang