Bab 1

9.2K 213 6
                                    

Auxelia POV...

"Lia... Auxelia bangun... sudah jam 06.00, nanti kamu telat". Teriakan mama membuatku kaget, kulirik jam dinding. Ternyata baru jam 5.30. ah Mama, akukan masih bisa tidur lima menit. Mimpi bertemu pangeranpun jadi hilang.

Tidak hanya teriak tapi Mamaku sudah menggebrak pintu kamurku, kulangkahkan kakiku dengan malasnya "pagi mama" ucapku menahan kantuk yang masih menyerangku.

"cepat mandi, nanti kamu telat". Sorot mata mamaku sudah seperti ibu-ibu kos yang menagih uang kontrakan. Aku berusaha tersenyum, berharap dia dapat luluh setelah melihat gigi putihku yang menyilaukan mata ini.

"cepat mandi dan sarapan. Anak gadis kok bangunnya selalu telat. Nanti rejekinya di patok ayam". Teriak mamaku sebelum beranjak dari kamarku.

"nanti ayamnya Lia tangkap terus digoreng jadinya rejekinya nggak diambil dia lagi". Akupun berlalu kekamar mandi sebelum jitakan manja mendarat di kepalaku.

Setengah jam kemudian aku sudah siap, hari pertama sekolah setelah libur semester membuatku sedikit malas beranjak, masih tidak rela melepas bantal dan gulingku dan sepertinya mereka juga tidak rela melapas tubuhku yang sexy ini, ralat tubuh yang agak berisi namun tidak gendut. Sebenarnya sih sudah diambang batas, bahkan mama sudah mengawasi pola makanku.

Sekali lagi kulihat wajahku di cermin. Terlihat perfect, aku memilih riasan yang tidak terlalu menor, hanya memakai bedak tipis dan liplos yang membuat bibirku terlihat segar. Alisku yang sudah tebal tidak perlu digambar lagi, dan saya juga agak risi melihat alis tebal ala sinchan. Ok sepertinya saya sudah siap, selamat pagi dunia.

Kulihat papaku sudah duduk dengan Koran di tangannya, dia tampak sangat serius membaca berita. Mama sibuk menyuapi adik bungsuku Alfian yang masih berumur 5 tahun. Dia bahkan sudah siap dengan seragam TKnya. Kalian tidak usah bingung, umurku dan adikku memang terpaut agak jauh. Sempat sih aku malu punya adik lagi. Tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa dan sayang banget sama dia. Walaupun kadang-kadang meyebalkan saat dia mecoret-coret buku catatanku atau bahkan merobek tugasku. Kalau mengingat itu ingin rasanya aku masukkan dia kerahim lagi.

"Ma, Pa Lia berangkat dulu yah" ucapku mencium tangan kedua orang tuaku dan tidak lupa mencium pipi Alfian.

"kamu tidak sarapan dulu?" tanya mama dengan tatapan tajamnya. Aku mengambil kotak bekalku, ku masukkan beberapa roti tawar dengan selai coklat dan segera kuhabiskan susu untukku.

"nah sudah habis, nanti Lia makan di Sekolah aja Ma, takut telat". Mama hanya menggeleng melihat kelakuanku. Kuraih kunci mobil dan sepatuku.

Jam sudah menunjukka pukul 07.00 yang menandakan sebentar lagi bel tanda masuk. Kulihat dari jauh Shela dan Sheli masih berada di parkiran, seperti biasa mereka sedang menungguku. Mereka ada si kembar yang merupakan sahabat terbaikku.

Aku tersenyum menyapa mereka setelah kuparkirkan mobil Honda jazz merahku, kulihat wajah masam keduanya. "Auxelia, kenapa lama banget?". Sheli menatapku sebel.

"iya kamu lama banget... kita sudah hampir lumutan nungguin kamu tahu". Timpal Shela.

"iya... Sorry...sorry aku terjebak macet, kaliankan tahu kalau Jakarta jam segini macetnya minta ampun". Aku berusaha membela diri.

"ya ampum Lia, kamu kayak baru kemarin aja tinggal di Jakarta. Kalau sudah tahu jam segini macet, kenapa kamu tidak datang pagi-pagi'. Sepertinya Sheli masih belum puas meluapkan kemarahannya. Aku sebenarnya malas berdebat, akhirnya aku menarik tangan mereka beranjak dari parkiran. Jika berdebat terus bisa-bisa kami telat masuk kelas.

CINTA PADA KESEMPATAN KETIGA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang