episode 09: crumbling down

1.1K 216 19
                                    

Tempat duduk di pinggir lapangan baseball ditempati oleh gadis-gadis muda yang kelelahan, keringat bercucuran dari rambut mereka hingga ke ujung kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat duduk di pinggir lapangan baseball ditempati oleh gadis-gadis muda yang kelelahan, keringat bercucuran dari rambut mereka hingga ke ujung kaki.

Berlatih di luar masih merupakan sesuatu yang tidak biasa bagi para cheerleaders ini. Sejumlah botol kosong air mineral memenuhi tempat sampah besar di dekat lapangan, bila isi airnya digabungkan mungkin mencapai satu galon.

Waktu istirahat singkat yang diberikan Jihyo mereka isi dengan mencoba-coba seragam baru. Sana membawakan plastik besar berisi 9 set seragam cheers diiringi pekikan antusias dari teman-temannya.

Bahkan Jihyo ikut-ikutan mengepas rok dan memainkan pom-pom barunya dengan Nayeon.

Menjauh dari keriuhan tawa canda teman-temannya, Mina duduk sambil memegang ponselnya dengan kepala tertunduk.

Sudah sebulanan lebih ini ia tak hentinya bersikap murung. Suaranya semakin jarang terdengar, porsi makannya pun kian berkurang. Ia jadi sering kehilangan fokusnya ketika latihan, membuat Jihyo kesal dan meneriakinya setiap menit.

Sejak malam itu hingga hari ini, teror dari Megan dan “teman-teman” lamanya di San Antonio terus berdatangan. Mereka terus mengancam akan datang menemuinya.

Ia takut. Ya, ia takut pada Megan, Cathy dan Nancy. Mina tidak akan pernah lupa akan apa yang pernah gadis-gadis itu lakukan padanya. Mereka yang membuatnya menjadi penakut, pemalu, dan yang terpenting: menghilangkan kepercayaannya pada sesama perempuan.

megan carlton
hey sharon

don’t you miss me?

i miss your father’s credit card haha

Begitu bunyi salah satu dari pesannya. Mina benci harus berhadapan dengan setan-setan itu lagi. Bisa saja ia menganggap semua teror yang ia dapatkan sebagai ancaman kosong, tapi ia kenal Megan. Ia tahu gadis itu tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Semua itu cukup untuk mengacaukan pikiran Mina. Seminggu menuju hari kompetisi dan ia malah berantakan seperti ini.

“Gak mau cerita masalah kamu?” Suara Jihyo memecah lamunan panjangnya.

Mina mendongakkan kepala untuk melihat Jihyo yang berdiri di hadapannya. Sang kapten tidak kelihatan senang dengan sikapnya.

“Gak ada masalah apa-apa kok,” ujar Mina pelan.

“Ada. Sikap kamu waktu latihan itu masalah. Kita emang gak deket jadi mungkin kamu gak mau cerita, tapi ini menyangkut seluruh tim. Nobody cheers with a long face like that Myoui Mina,” tegas Jihyo dengan nada ala kaptennya.

“Maaf.”

Jihyo yang sudah beranjak pergi berhenti di tempat mendengar suara lembut Mina.

“I’ll work harder,” lanjut Mina, lalu berdiri dan melangkah menuju tempat teman setimnya yang lain berkumpul.

GIRLS' PROBLEM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang