episode 17: supermarket trip

905 199 4
                                    

Pergi ke supermarket cuma untuk beli camilan, apakah ini hari keberuntungan Hirai Momo? Ia merasa seperti diberi setumpuk hadiah ulang tahun di hari biasa, ditambah lagi Jihyo menambahkan budget untuk beli cemilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pergi ke supermarket cuma untuk beli camilan, apakah ini hari keberuntungan Hirai Momo? Ia merasa seperti diberi setumpuk hadiah ulang tahun di hari biasa, ditambah lagi Jihyo menambahkan budget untuk beli cemilan.

Sepertinya Park Jihyo kerasukan selama bertapa di dalam kamar.

Di antara ketiga gadis Jepang itu, hanya Mina yang bisa mengemudikan mobil. Itupun dengan surat izin yang ia dapat di Amerika dan tanpa pengalaman menyetir yang banyak pula.

Mina panik setengah mati ketika membawa minivan milik timnya tanpa surat izin yang legal. Ditambah lagi Sana terus-terusan menjahilinya dengan pura-pura melihat polisi lalu lintas sedang patroli.

Gelak tawa Momo dan Sana serta wajah cemberut Mina menjadi highlight perjalanan mereka siang menuju sore itu.

Sesampainya di supermarket, Momo langsung mengambil troli besar dan menggiring teman-temannya ke lorong tempat camilan.

Ia memasukkan berbagai macam camilan ke dalam troli seperti sedang kalap. Kemudian Momo menyambar dua bungkus keripik kentang rasa keju dan original, terlihat bingung menentukan rasa yang ingin ia beli.

"Mendingan beli rasa keju apa original? Eh terus mending beli tiga bungkus apa lima? Soalnya kan aku masih harus jaga badan, entar kalo aku terlalu berat si Jeongyeon gak bisa ngangkat aku pas stunt-"

"Momo!!" Potong Sana tak sabaran. "Kita kan bersembilan, kamu gak akan makan semua itu sendiri. Beli aja sepuluh sekalian!"

"Ya tapi aku yang bakal makan paling banyak."

Momo menggumam sambil memasukkan lima bungkus keripik kentang rasa keju dan lima bungkus yang rasa original ke dalam troli.

Selagi Momo masih sibuk memilih camilan, perhatian Sana teralih pada Mina yang kelihatan tidak nyaman sejak tadi. Gadis itu seperti risih atau gugup.

Kedua manik matanya kini terarah pada seorang lelaki yang berdiri tak jauh dari Mina, diam-diam bergeser semakin dekat pada temannya itu. Sana langsung mencium bau masalah yang datang darinya, pasalnya ia mengenal laki-laki ini dan reputasi buruknya.

"Kamu keganggu sama dia?" Tanya Sana pada Mina.

"Nggak sih, cuma dia ngeliatin terus gitu," jawab Mina, jelas-jelas terdengar tidak nyaman.

"He's looking at you like a pervert!"

"Sana-"

Mina gagal menahan Sana melabrak laki-laki ini. Gadis Minatozaki itu bertukar posisi dengan Mina, seperti sedang melindunginya. Ia melipat lengannya di dada, memasang wajah khusus menghadapi orang-orang busuk, dan menyapa lelaki tadi.

"Kamu mau apa sih Goo Junhoe? Ngapain liat-liat?" Ketus Sana.

"Weh Sana! Ada di sini juga ternyata. Cuma liatin aja, temen kamu cantik. Minta nomornya sekalian juga boleh."

Cengiran Junhoe begitu lebar dari telinga ke telinga, membuat Sana mendengus kesal lalu beralih memandangi Mina.

"Kamu mau ngobrol sama dia?" Tanya Sana pada Mina.

Gadis itu langsung menggeleng pelan sambil mengujar, "no, thanks," dengan gugup.

"Denger sendiri kan? Bye bye Junhoe! Hush sana!"

Junhoe terlihat jengkel, menggumamkan kata 'brengsek' sambil melangkah menjauh meninggalkan lorong cemilan.

"Itu Junhoe, temen sekelas aku. Sumpah deh dia tuh bego banget. Genit ke siapa aja, senior juga dideketin. Dia pasti ngikutin kita tuh tadi," Sana segera mengomel bahkan sebelum Mina sempat mengambil napas.

"Tapi.. emangnya harus banget kamu kayak gitu? Padahal biarin aja, dia gak ngelakuin apa-apa kok-"

"He didn't but he could!" Potong Sana, mendengar dirinya sendiri yang terkesan emosi dan melihat wajah terkejut Mina, ia menarik napas dalam lalu melanjutkan sisa kalimatnya.

"Mina, kamu tuh harus bisa ngelindungin diri sendiri dari cowok kayak Junhoe. Ya, gak dia doang sih. Ngelindungin diri aja pokoknya."

Karena Mina hanya diam memandanginya tanpa berkedip, Sana menambahkan lagi, "gak tau malu banget dia genitin kamu, luckily I'm here to protect you."

"Thank's a lot Sana. You're such a good friend," kata Mina, mengubah warna kedua pipi Sana jadi rona merah muda.

Pemikiran seperti itu tidak akan pernah muncul di benak Mina bila kejadian tadi tidak terjadi. Image luar yang Sana tunjukkan akan membuat orang langsung menilai bahwa ia seperti ular, jenis teman yang membicarakan hal buruk tentangmu atau merebut pacarmu.

Menilik kembali pada kasus Jihyo, Mina telah belajar untuk tidak berprasangka dan mencoba melihat orang sampai ke lapisan terdalam.

"Masa sih?"

Kemudian Momo merusak suasana manis itu dengan bertanya apa ia boleh mengambil tiga ember es krim vanila dan kue tart mini.

"Banyak amat, dikira siapa yang mau bayar?" Komentar Sana.

"Aku aja yang bayarin."

Mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya, Myoui Mina berhasil membuat kedua temannya membelalak sampai bola mata mereka hampir keluar.

Momo hampir keceplosan berkata, "indeed a royalty," namun Sana segera menyikutnya keras-keras supaya ia bungkam.

"That is not the kind of friendship we want from you. We don't want your money like your old friends," ujar Sana sambil menggelengkan kepala, berusaha menolak kebaikan Mina.

Tidak perlu lagi mempertanyakan dari mana Sana tahu soal teman-teman lamanya, kebiasaan stalking-nya memang susah diberhentikan.

"Gak apa-apa kok, kan aku yang mau bayarin. Momo, you can grab some more food!"

Mina terkekeh melihat kilatan antusias yang terlihat di manik mata gadis Hirai itu. Ia berulang kali mengucapkan terima kasih, mengecup pipi kanan Mina tiga kali berturut-turut, lalu berlari ke bagian produk susu. Sementara Sana mengatai Momo menjijikkan, tidak serius tentunya.

Kecupan tadi agak mengagetkan Mina, ia tidak biasa dengan kontak fisik semacam itu di antara teman. Mengingat ia bahkan tidak mau disentuh Nayeon ketika ia pertama kali datang ke rumah timnya.

Namun kedekatan yang ia bangun dengan anggota timnya adalah suatu kemewahan bagi Mina, ia tidak pernah punya teman yang benar-benar terasa seperti teman sebelumnya. Jadi ia akan menganggap kecupan tadi sebagai sebuah hadiah.

💅

Begitu Sana, Momo dan Mina datang bersama setumpuk makanan serta bir kalengan (tak lupa mengumumkan bahwa Mina mentraktir mereka semua), girls night itu secara resmi dimulai.

💅💅💅

GIRLS' PROBLEM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang