"Holy- bau apaan nih?"
Hal pertama yang menyambut Jeongyeon begitu ia sampai ke rumah adalah aroma menyengat dari dapur dan asap membumbung.
Setelah meletakkan sepatunya di rak, ia bergabung dengan teman-temannya yang sedang berkumpul di ruang TV. Kelihatannya mereka juga sama terganggunya dengan bau-bauan yang datang dari dapur.
"Bau keringet sekumpulan cewek yang tinggal serumah sama masakannya Im Nayeon." Sana menjawab dengan nada datar, masih dengan kedua matanya fokus ke layar TV.
"Yakin dia lagi masak bukan lagi bakar rumah kita?"
Pada pertanyaan ini, Sana hanya mengangkat bahunya. Masakan Nayeon memang tidak terkenal enak, biasanya levelnya berkisar antara biasa saja dan tidak bisa dimakan.
Malam ini sepertinya dia memasak sesuatu dengan jumlah bubuk cabai yang terlalu banyak atau membiarkan makanannya gosong karena api kompor yang kebesaran.
Selama itu bukan daging, Jihyo tidak akan protes, Momo akan makan apa saja yang ada di meja jika ia lapar. Sedangkan yang lain biasanya tidak mengatakan apa-apa karena kasihan pada Nayeon.
Sana adalah pengecualian, ia tak bisa menahan diri untuk tidak mengejek masakan anggota tertua mereka itu.
Serangkaian denting sendok dan piring berserta aroma masakan yang tidak meyakinkan rasanya kemudian, waktu makan malam akhirnya tiba.
Sembilan gadis-gadis itu seperti biasa duduk melingkar di meja makan bundar mereka. Minuman-minuman kaleng menambah keramaian di atas meja.
Rasa sup tahu buatan Nayeon memang tidak bisa dibilang lezat, namun bukan itu yang memicu perubahan ekspresi wajah gadis-gadis cheers itu.
Begitu Nayeon mengatakan ia punya pengumuman penting, perasaan-perasaan aneh langsung merayapi benak mereka.
"Jadi, mulai tahun depan aku mau fokus kuliah. Aku mau lulus lebih cepet jadi... aku mau keluar dari tim."
Pengumuman Nayeon tidak terlalu mengagetkan, melihat ia sudah mendekati semester terakhirnya di universitas dan keinginan ayah gadis Im itu supaya ia lebih serius. Namun pekikan-pekikan tak percaya tetap terdengar di ruangan itu.
"Sedih emang, tapi ini udah keputusan aku. Also, Jinyoung and I plan to settle down in about two years after we graduate. Kalian dukung aku kan?"
"You cook like this, and you wanna get married?" Ucap Sana, menunjuk panci sup tahu di atas meja seperti melihat tragedi.
"Jinyoung sunbae bisa mati gara-gara diare," celetuk Momo.
"Kalian bener-bener..."
Nayeon memijat-mijat pelipisnya. Tak ia sangka gadis-gadis ini masih bisa bertingkah tidak serius di saat ia sendiri merasa begitu berat untuk menyampaikan keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLS' PROBLEM ✓
Fanfiction❝You think you can survive in a girl world?❞ Ketika Myoui Mina yang trauma menjalin pertemanan dengan sesama perempuan bertemu dengan si kapten cheers Park Jihyo serta cheerleading squad-nya, ia pun memasuki dunia baru di mana ia dikelilingi delapan...