episode 20: an offer

935 200 0
                                    

Pekerjaan beres-beres rumah berjalan seperti biasa, hanya saja kali ini gadis-gadis itu hanya harus membereskan ruang TV dan dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pekerjaan beres-beres rumah berjalan seperti biasa, hanya saja kali ini gadis-gadis itu hanya harus membereskan ruang TV dan dapur.

Setumpuk piring, gelas, dan alat makan kotor lainnya sedang dicuci oleh Chaeyoung. Tzuyu berdiri di sebelahnya dengan lap kering di tangan sambil menyenandungkan lagu favoritnya.

Di ruang TV, Momo dan Sana mengumpulkan sampah bekas semalam ke dalam beberapa buntalan plastik besar sementara Jeongyeon dan Mina sudah siap dengan sapu serta alat pel.

Dahyun sedang mengelap meja di ruang TV, dengan vacuum cleaner setia menunggunya di pojok ruangan: tugasnya yang selanjutnya adalah membersihkan karpet.

Lalu apa yang Jihyo lakukan? Gadis itu layaknya seorang kapten mengawasi pekerjaan mereka. Sesekali membantu Momo dan Sana mengumpulkan sampah, lalu mengecek pekerjaan Chaeyoung dan Tzuyu.

Di tengah kesibukan itu, bel rumah mereka berbunyi. Suara bel yang seperti lonceng itu terdengar nyaring memenuhi udara. Momo yang hendak membuang sampah menawarkan diri untuk membukakan pintu, Sana menyusul tak jauh di belakangnya.

Tangan gadis Hirai itu meraih pegangan pintu dan membukanya, siapa yang ada di balik pintu itu langsung membuatnya terkesiap.

"Ngapain ke sini?!" Seru Momo mempertanyakan kedatangan Mark Tuan ke rumah kecil mereka.

Sejak insiden lalu, Momo benar-benar malas melihat wajah Mark.

"Mau ketemu Jihyo. Please ini penting banget," ujar Mark canggung.

"Look who we have here? Hi Mark!"

Sana mengintip dari balik pundak Momo, melancarkan serangan kedua pada Mark. Sungguh sial lelaki Tuan itu harus dibukakan pintu oleh dua gadis ini.

"Eh di rumah ini gak boleh ada cowok. Pulang sana!" Kata Sana sembari berkacak pinggang.

"Cuma mau ketemu Jihyo bentar kok. Soal bisnis ini. Panggilin aja Jihyo-nya."

Mark lagi-lagi meminta pada dua gadis di hadapannya, namun mereka masih menatapnya seperti seorang penjahat.

"Oh iya, Mark, maaf ya soal yang waktu itu aku gak maksud apa-apa. Tapi tolong pacar kamu tuh mulutnya dijaga, ngomong apa dia sama temen-temennya sampe semuanya manggilin aku whore, slut dan sebagainya?"

Begitu Sana mengangkat topik tersebut, Mark menghela napas berat lalu meminta maaf padanya.

"I'm sorry on behalf of my ex girlfriend and her friends."

"Udah putus? Yang bener?" Pekik Momo, tidak bisa menyembunyikan antusiasme-nya sampai Sana menyikutnya keras-keras.

Gadis Hirai itu berdeham keras, mengalihkan topik ke 'bisnis' yang disebut-sebut Mark.

"Ada bisnis apaan sih sama Jihyo?"

"Entar kalian juga tau. Soal tim kalian ini. Panggil aja sih Jihyo-nya!"

GIRLS' PROBLEM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang