Gosip menyebar sangat cepat layaknya kebakaran di padang rumput yang kering, Minatozaki Sana pernah berkata demikian. Ucapannya terbukti benar.
Puluhan pasang mata di cafeteria kampus siang itu tertuju pada delapan gadis-gadis cheerleaders yang duduk bersama di sebuah meja besar, dan pada Park Jihyo yang duduk sendirian tidak jauh dari sana.
Rumor tentang perpecahan di dalam tim mereka sudah tersebar kemana-mana, gumaman dan bisikan menjadi musik latar acara makan siang hari ini.
“Enaknya aku nyuruh orang-orang ini berenti ngeliatin kita atau diem aja?” tanya Jeongyeon, jelas tidak menyukai perhatian khusus yang mereka dapatkan.
“Biarin aja, entar seminggu juga udah pada lupa,” komentar Sana sembari menikmati sup-nya dengan santai.
“Gimana mau pada lupa, we’re obviously out-casting her!” Jeongyeon merujuk ke Jihyo dengan ekor matanya.
“Mending kita ajak Jihyo ke sini, ayolah kita bukan anak SMA lagi. Kayak gini gak nyelesain masalah,” ujar Nayeon, namun Momo menolak mentah-mentah usulannya.
“Aku masih marah sama dia.”
“Aku juga marah. Jihyo emang salah, tapi—”
“She’s been annoying to us. She deserves it for now,” Sana menyela. Ia meletakkan sendoknya, kehilangan selera untuk menghabiskan sup ayam-nya.
“Well Jihyo mungkin punya alasan sendiri.” Jeongyeon berusaha tetap netral, bersama Nayeon tentunya, keduanya tidak cukup kuat untuk menenangkan gadis-gadis penuh emosi ini.
“Ya, dan dia gak pernah cerita apa-apa sama kita. Dia yang ngejauh dari kita selama ini,” balas Momo, lalu melanjutkan mengunyah cemilan cokelatnya.
Jeongyeon mengacak-acak rambutnya sambil mendengus kesal, Nayeon yang duduk di sebelahnya tak kalah frustrasi.
“Jihyo eonni keliatannya ngerasa bersalah kok,” ucap Chaeyoung tiba-tiba.
Jihyo memang terlihat sedih, ia sama sekali tidak menyentuh makan siangnya. Kepalanya terus tertunduk, matanya menatap lantai keramik dibawahnya seakan benda itu sangat memukau hingga ia tak bisa mengangkat kepala.
“Maybe we should forgive her.”
Suara lembut Mina sukses menarik perhatian ketujuh temannya, membuat mereka berhenti menyentuh makanan mereka masing-masing.
Mina tidak pernah berpendapat perihal masalah ini, dan sekarang tanpa ba-bi-bu ia mengusulkan untuk memaafkan Jihyo.
“Aku setuju. Semua orang pernah bikin kesalahan kan? Lagian udah terjadi juga, ngemusuhin Jihyo unnie gak bakal bikin kita masuk final.”
Perhatian itu sekarang tertuju pada Kim Dahyun begitu ia menyelesaikan kalimatnya, Nayeon memandanginya dengan tatapan wah-Dahyun-sudah-dewasa yang membuat gadis itu meneguk air mineral-nya dengan gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLS' PROBLEM ✓
Fanfic❝You think you can survive in a girl world?❞ Ketika Myoui Mina yang trauma menjalin pertemanan dengan sesama perempuan bertemu dengan si kapten cheers Park Jihyo serta cheerleading squad-nya, ia pun memasuki dunia baru di mana ia dikelilingi delapan...