"kai kita sudah berunding mencari tanggal yang tepat buat pernikahanmu sama soo-ya" kata eomma yang melihat kai siap pergi ke kampus, dan kai yang mendengar itu melirik soo-ya sejenak dan mengangguk
"terserah kalian saja, aku hanya bisa pasrah kan?" jawab kai dengan datar sembari meminun segelas jus jeruk dan kemudian berpamitan
"tuhkan apa aku bilang, dia pasti nurut deh pada akhirnya, aahh sudah gak sabar liat kai berdiri disampingmu sayang" ucap eomma kai mengelus kepala soo-ya yang hanya di balas senyuman sederhana.
______________________
1 minggu kemudian
"eomma kai pergi ya, ada janji sama temen" kata kai
"hajjima!" jawab eomma cepat
"waeyooo~?"
"keluarga soo-ya sedang dalam perjalanan sayang mereka mau kesini malam ini, jadi kamu gak usah kemana-mana" terang eomma mengambil paksa jaket kulit yang kai pegang
"ya terus kenapa? Kai Cuma mau ketemu pacarnya kai, upsss.. ma-ma-maksud kaaai" keceplosan
"aha.. ketahuan ya kamu masih berhubungan dengan gadis malam itu ya" menjewer kai
"aduh aduh aduh.. sakit eomma, kalo iya emang kenapa? Aku emang cintanya sama dia kok bukan sama soo-ya" protes kai
"kai-aaahh~.. jebal jauhin gadis itu, soo-ya segitu cantik dan anggun kamu tidak mencintainya? Pokoknya kamu gak boleh kemana-mana, mana kunci mobilmu?" membuka tangan
"aaiisshh.. ck, tapi eomma aku harus mengucapkan salam perpisahan kan sama pacarku karna aku harus menikah dengan soo-ya, jadi ijini kai pergi" aegyo
"andawee~" tegas eomma beranjak meningalkan kai.
"aaaiisshhh. Aahhh... molla" duduk di sofa
__________
"jadi soo-ya mau pakai baju yang mana sayang?" Tanya eomma memegang 2 gaun putih
"eomma gwaenchanha, aku akan pakai bajuku sendiri, eomma keluarlah biar aku siap-siap" pinta soo-ya
"jadi eomma gak boleh tau kamu pakai baju yang mana nanti?" lirih eomma di iyakan soo-ya
"geure.. kalo gitu eomma turun, dan cepatlah turun kamu pasti cantik sekali sayang hari ini" mencium kening soo-ya.
__________
"kai lihatlah calon istrimu itu.. dia sangat cantik kai, waaahhh~" semua orang terpana melihat soo-ya yang turun dengan anak tangga di gandeng appanya, kai yang merasa terpaksapun mengangkat kepala perlahan di mimbar pemberkatan
(bisiknya dalam hati)"aku memang mengagumi kecantikannya eomma, tapi aku tidak bisa menikmatinya, karna aku tidak cinta padanya"
kai yang memandang soo-ya sampai di mimbarpun masih dengan wajah datar, soo-yapun demikian dia hanya menunduk dan sesekali tersenyum.
"Apa pacar kamu datang hari ini soo-ya" (bisik kai)
"dia selalu dihatiku kai" jawab soo-ya melirik
"kamu terlihat tampan kai dengan tuxedo itu" lanjutnya
"aahh... aku selalu tampan memakai apapun soo-ya, emm kamu juga sangat cantik dengan gaun itu" balas kai
"anggap aku adalah pacarmu kai"
"heuh..?"
"iya anggap aku pacarmu maka kamu akan menyelesaikan ini dengan cepat, ku mohon aku sangat tidak nyaman dengan gaun ini". "hmm.. geure" jawan kai "mari kita mulai acara pemberkatan kedua mempelai" ucap eomma.
===
Kamar pengantin
"apa kamu gak mandi kai?" Tanya soo-ya yang menyisir rambut
"kenapa kamu lihatin aku seperti itu kai? Kamu menakutiku" lanjutnya
"baiklah aku tidak akan melihatmu, lagian aku tidak akan menidurimu juga" kata kai mendengus
"aku tau ko, lagian aku sedang tidak menggodamu juga kali, jadi jangan geer ya" menyudahi menyisir
"molla....(tersenyum) tapi kenapa kamu ingin pemberkatan di rumah? Kenapa kamu tidak ingin mengadakan pesta pernikahan?" Tanya kai teringat acara sederhana pernikahannya tadi siang
"kenapa harus mewah? Menghamburkan uang saja, lagian aku tidak bisa mengartikan keterpaksaan ini dengan kenikmatan yang seharusnya kita dapatkan" ucap soo-ya mengambil baju yang di gantung
"maksud kamu?" Tanya kai
"kita tidak saling mengenal satu sama lain, tidak saling cinta hanya menikah karna tidak dapat menolak permintaan orang tua kita kan?" jelas soo-ya
"ahhh.. aku mengerti sekarang" mengangguk
"apa kamu duduk saja di kasur kai?" ucap soo-ya
"wae?" "mandilah, aku harus mengganti pakaianku"
"apa hubungannya aku harus mandi dengan kamu mau ganti baju?" Tanya kai polos dan soo-ya yang hanya melototinya memberi isyarat
"aahh.. geure, geure.. aku akan keluar saja" kai mengerti dengan isyarat tatapan mata soo-ya dan langsung keluar dari kamar
_____________
"kenapa sayang? Apa kamu butuh sesuatu?" Tanya eomma yang kebetulan lewat depan kamar kai
"aahh.. aku keluar karna soo-ya mau ganti baju eomma" jawab kai
"loh ko gitu? Kalian udah jadi suami istri sayang, jadi gak papa dong soo-ya buka baju atau memakai baju depan kamu, aahh kalian masih malu-malu ya.. mmm eomma paham, nanti juga bakal terbiasa ko" kata eomma menepuk pundak kai dan kai hanya merespon dengan senyuman
"iya juga ya, kenapa aku harus keluar saat dia mau ganti baju, kan dia sudah jadi istriku" batin kai dan membuka lagi pintu kamar
"AAAAAA... KAAAIII" terkejut soo-ya melihat kai yang mendadak membuka pintu
"aku tidak melihat ko sumpah, lagian aku kira kamu sudah memakai semua bajumu, jadi ku pikir aku boleh masuk lagi" beralasan
Soo-ya menghela nafas dan menarik selimut dari kasur "gwaenchanha, nih (menyerahkan selimut dan bantal) kamu tidak berpikir yang aneh-anehkan malam ini?"
"aku tidur dimana?"
"tuh.. di sofa"
"hyaa.. kamu jangan gitu dong, itu kasurku masa aku harus tidur di sofa sih" lirih kai
"jadi kamu mau tidur di kasur denganku?" mengalungkan tangan di pundak kai
"kamu jangan berani menggodaku ya soo-ya" kata kai
"terus, mau kamu apa? Apa aku yang harus tidur di sofa? Aku perempuan kai, apa kamu tega heuh" nada menggoda
"ani... geureyeo aku kan tidur di sofa" jawab kai ketus
"selamat tidur kai, mimpi indah" goda soo-ya
"ck.. aiishh kalo saja aku bukan laki-laki yang punya pacar, habis kamu" gerutu kai
"kenapa kai? Apa kamu mengatakan sesuatu?" Tanya soo-ya mengangkat kepala melirik kai "ani.. tidurlah yang nyenyak" kesal kai
"geure... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuestra Linea Deamor
Romancebagi sebagian orang perjodohan mungkin lebih di tolak di zaman modern ini, mendapatkan pilihan sendiri lebih adil tidak terkecuali kai dan soo-ya tapi seiring berjalannya waktu kai dan soo-ya yang sering melakukan hal bersama membuat keduanya sadar...